Anda di halaman 1dari 40

Gangguan Kebutuhan

Nutrisi Akibat Patologis


Metabolisme Endokrin
Dosen mata kuliah: Giri Udani, S.Kp., M.Kes
Kelompok 2 :
EGI AMANDA LESTI 2014401052
HENISA WAHYUNI 2014401060
IKA WADIF AZIZAH SHOLEH 2014401062
KETUT SUTRISNAWATI2014401064
NASYWA ADINDA 2014401070
NIKE ROMADHONA 2014401072
P. FADHILLA AZ ZAHRA 2014401075
PUTRI RAHAYU 2014401078
RADEN BUDIMAN 2014401079
RIZKI HANAFI MUNAZIR 2014401087
TIARA PUSPITA 2014401094
ELITA YURI 2014401100
Materi

01 02 03
Pengkajian
kebutuhan nutrisi Asuhan keperawatan Asuhan keperawatan
akibat patologi Diabetes Melitus Hyper/Hypotyroid
metaolik endokrin
Pengkajian kebutuhan nutrisi akibat
patologi metabolik endokrin
Definisi nutrisi
• Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.

• Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai


dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhkan oleh tubuh.
(LyndaJuall,Carpenito,2006).

• Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu


yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic. (Wilkinso Judith M. 2007)
Patologis Sistem
Metabolic Endocrine
• Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon-hormon yang
membantu fungsi kontrol tubuh yang penting, terutama kemampuan tubuh untuk mengubah kalori  
• menjadi energi sel dan organ. Sistem endokrin mempengaruhi bagaimana jantung berdetak, bagaimana
tulang dan jaringan tumbuh, bahkan kemampuan untuk membuat bayi. Hal ini memainkan peran penting
dalam kemungkinan seseorang dapat terkena diabetes, penyakit tiroid, gangguan pertumbuhan, disfungsi
seksual, dan sejumlah lainnya yang berhubungan dengan hormon gangguan
• Gangguan kelenjar endokrin bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari malnutrisi, gondok, diabetes,
gangguan jantung, hipertensi, hingga tumor ganas pada sistem pencernaan. Gangguan kelenjar endokrin
umumnya disebabkan perubahan gaya hidup yang cenderung meninggalkan pola hidup sehat.
Anamnesa Pada
Gangguan Sistem
Metabolic   Endocrin
1. Data demografi
• Usia untuk menentukan berat badan ideal  
• Jenis kelamin
2. Riwayat keluarga  
• Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami ganguan seperti yang di alami Klien atau
gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal: Obesitas: dicurigai karena hipotiroid,Gangguan
tumbang: dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar gonad, Kelainan pada tiroid , Infertilitas
3. Riwayat kesehatan klien
• Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan
yang mungkin sudah berlangsung lama karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan,

 
4. Riwayat Diet
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang
salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu
dikaji:

1. 2. 3.

Adanya nausea, Penurunan atau Selera makan yang menurun


muntah dan nyeri penambahan BB atau bahkan berlebihan.
abdomen. yang drastis. •

4. 5.

Pola makan dan Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat


minum sehari-hari. menggangu fungsi  
endokrinseperti makanan yang bersifat
goitrogenik terhadap tiroid
5. Masalah kesehatan sekarang

6. Tingkat energi

7. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan

8. Pertumbuhan dan perkembangan

9. Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan perubahan fisik terutama sensasi
nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji:
a. Apakah pernah hamil
b. Abortus
c. Melahirkan

10. Pada pria kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah terjadi perubahan
bentuk dan ukuran alat genitalnya
Asuhan keperawatan
Diabetes Melitus
1. DM (Diabetes Militus)
- Definisi
Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf
dan pembuluh darah (Mansjoer dkk, 1999). Sedangkan menurut
Francis dan John (2000), Diabetes Melitus klinis adalah suatu
sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemi yang tidak
semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya
Etiologi
Diabetes Melitus tergantung insulin (DM Tipe 1)
•Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses
imun lainnya.
•Faktor imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon
abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
•Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang dapat menimbulkan destruksi sel β pancreas.
PATOFISIOLOGI

Sebagian besar pathologi DM dihubungkan dg efek utama


kekurangan insulin yaitu:
• Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel tubuh shg
menyababkan konsentrasi glukosa darah sp 300
-1200mg/100ml
• Peningkatan mobilisasi lemak so pengendapan lipid di
dinding vaskuler>>
• Penggurangan protein dlm jaringan
Manifestasi Klinis
 Poli uri
 Poli dipsi
 Rasa lelah/kelemahan otot
 Polufagia (lapar terus)
 Peningkatan angka infeksi(kurang protein dan antibody)
 Kelainan kulit (gatal2,bisul)
 Kelainan genekologis (impotensi)
 Europati (kesemutan dan baal)
 Mata kabur
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes
Melitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat
badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg /dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada
penderita Diabetes Melitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan
menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan
Data Penunjang

Pemeriksaan gula darah:


• GDP: 70 – 110mg/dl (+ >140mg/dl)
• GD 2 jam PP :<140 mg/dl (+)
• GDS :<140 mg/dl
• Tes toleransi glukosa oral (TTGO): <115 1/2j, 1 j, 1
1/2j: <200 mg/dl 2 j <140 mg/dl
• Test Toleransi Glukosa Intra vena(TTGI)
Pengkajian
pengkajian perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa.
Data tersebut harus seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap
berikutnya, meliputi nama pasien,umur, keluhan utama

1. Riwayat Kesehatan 2. Pemeriksaan fisik


a. Riwayat kesehatan sekarang a. Pemeriksaan Vital Sign
b. Riwayat kesehatan lalu b. Pemeriksaan Kulit
c. Riwayat kesehatan keluarga c. Pemeriksaan Kepala dan LeherPressure) normal 5-2 cmH2.
d. Pemeriksaan Dada (Thorak)
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
f. Pemeriksaan Abdomen
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
j. Pemeriksaan Neurologi
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin


2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Infeksi b.d peningkatan Leukosit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA   TUJUAN   INTERVENSI
1.
Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan  
gula darah b.d keperawatan selama 1x 24 jam Manajemen hiperglikemia
resistensi insulin maka ketidakstabilan gula darah  
  membaik Observasi :
KH : - Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Kestabilan kadar glukosa darah - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
membaik  
 Status nutrisi membaik Terapeutik :
 Tingkat pengetahuan meningkat - Berikan asupan cairan oral
   
Edukasi :
- Ajurkan kepatuhan terhadap diet dan olah raga
 
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
 
 Edukasi program pengobatan
Observasi :
- Identifikasi pengobatan yang direkomendasi
 
Terapeutik :
- Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik
dan benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai indikasi
2
Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan  
Agen cedera fisik Keperawatan 1 x24 jam diharapkan Manajemen nyeri
  nyeri menurun  
KH : Observasi :
 Tingkat nyeri menurun - Identifikasi identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
 Penyembuhan luka membaik kualitas,intensitas nyeri
 Tingkat cidera menurun - Identifikasi skala nyeri
   
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan periode dan pemicu nyeri
 
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
 
Edukasi teknik nafas dalam
 
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik nafas dalam
- Jelaskan prosedur teknik nafas dalam
 
 3. Infeksi b.d Setelah dilakukan  
peningkatan tintdakan keperawatan Pengcegahan Infeksi
Leukosit selama 1x 24 jam maka  
  tingkat infeksi menurun Observasi
KH : - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik
 Tingkat nyeri menurun  
 Integritas kulit dan Terapetik
jaringan membaik - Berikan perawatan kulit pada area edema
 Kontrol resiko - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
meningkat Edukasi
  - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
 
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
 Perawatan luka
Observasi :
- Monitor karakteristik luka (drainase, warna ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
 
Terapeutik :
- Lepaskan balutan dan plester seccara perlahan
- Bersihkan dengan Nacl
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala infeksi
 
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur debridement
  Intoleransi Setelah dilakukan tintdakan  
Aktivitas b.d keperawatan selama 1x 24 Terapi aktivitas
imobilitas jam intoleransi aktivitas Observasi :
  membaik - Identifikasi defisit tingkat aktivitas
KH : - Identifikasi kemapuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
 Toleransi aktivitas  
membaik Terapeutik :
 Tingkat keletihan menurun - Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuiakan
  lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas yang di pilih
- Libatkan keluarga dalam aktivitas
 
Edukasi:
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
 Manajenen program latihan
 
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
 
Terapeutik :
- Motivasi untuk memulai/
 
melanjutkan aktivitas fisik
 
Edukasi:
- Jelaskan mamnfaat aktivitas fisik
 
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga
medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan
yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan (Nursallam, 2011).
EVALUASI

Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua


jenis yaitu :
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan
dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam
metode evaluasi ini menggunakan SOAP.
Asuhan keperawatan
hipertiroid
 Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.

 Hipertiroidisme ( Tiroktosikosis) merupakan keadaan dimana didiapatkan kelebihan


hormone tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

 Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher
yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah
kanan trakea dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus
destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4
cm dan lebarnya 2,5 cm
etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Penyebab utama
1) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid
yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada
pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam
peredaran darah yaitu tyroid stimulating
2) Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata
toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

Penyebab hipertiroid lain


• Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
• Produksi TSH yang Abnormal
• Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
• Konsumsi Yoidum Berlebihan
Manifestasi klinis
Gejala yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
 
• Umum :Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas. Emosi : gelisah,
iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania dan perhatian menyempit.
• Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinus takikardi, fibrilasi atrium, nadi
kolaps.
• Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, korea atetosis,psikosis, kelemahan otot, secara
emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa khawatir, serta
tidak dapat duduk diam .
• Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi makanan,
penurunan berat badan yang progresif, kelelahan otot yang abnormal, perubahan defekasi dengan
konstipasi atau diare, serta muntah.
• Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas, , amenore, libido meningkat.
• Kulit : Warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon yang khas
dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah. namun demikian, pasien yang berusia lanjut
mungkin kulitnya agak kering,
komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya
adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan, apabila tidak
diobati, akan menyebabkan kematian.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-100 mg)
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone) tertekan dan tidak bereson pd TRH
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar
tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
8. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
Konsep Asuhan keperawatan hipertiroid
PENGKAJIAN

1. Aktivitas atau istirahat


Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning,
poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah. tidak mengikuti diet : peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretic ( tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas
aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori
( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot- otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )

10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan
orgasme pada wanita
Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif
secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Perubahan
mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
 
Hipotiroid
Hipotiroid merupakan suatu sindroma klinis akibat
penurunan produksi dan sekresi hormoin tiroid atau
kelainan aktivitas reseptor hormon tiroid. Hal
tersebut akan mengakibatkan penurunan laju
Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi hipotiroidisme
metabolisme tubuh.
primer, sekunder serta tersier. Hipotiroid primer
disebabkan oleh tiroid gagal dalam memproduksi
hormon tiroid, sedangkan hipotiroid sekunder
diakibatkan oleh defisiensi hormon TSH yang dihasilkan
oleh hipofisis. Hipotiroid tersier disebabkan oleh
defisiensi TRH yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Penyebab terbanyak hipotiroid adalah akibat kegagalan
Tabel Etiologi Hipotiroid menurut Soewondo dan
Cahyanur, 2008
Tabel Gejala Klinis
Hipotiroidisme
Berdasarkan Sistem
Organ (Mansjoer et al.,
2007)
Asuhan
Keperawatan
Hipotiroid
Tn. A datang ke RS karena adanya benjolan di leher sebelah
kirinya berukuran 3cm, dan terasa kaku dan mengganjal jika
klien menunduk. Sebelumnya klien pernah mengalami hal yang
sama di leher sebelah kana dan sudah di operasi pada Maret
2021.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik diketahui kesadaran klien


agak gelisah karena akan dilakukan operasi pada lehernya
untuk kedua kalinya. TB : 169 cm, BB : 58 kg
TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36.2 OC dan
RR : 18 x/menit
Analisa Data
D ATA PENYEB MASALA
AB H
DS : Kurangnya Kurangnya
Pasien mengatakan “saya tidak tahu terpapar pengetahuan
tentang prosedur tindakan operasi” pasien informasi tentang
mengatakan “hanya tahu jika benjolannya prosedur
akan diangkat” operasi
DO :
Pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan tentang prosedur tindakan
operasi yang diajukan oleh perawat
DS : Kritis situasi Kecemasan
Pasien mengatakan “sedikit cemas karena (prosedur
akan melakukan operasi pada lehernya tindakan
untuk kedua kalinya” operasi)
DO :
Gelisah, tidur di brankar sering merubah
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pre-
operasi
1. Kecemasan berhubungan
dengan kritis situasi
(prosedur tindakan
operasi)
2. Kurangnya pengetahuan
tentang prosedur tindakan
operasi berhubungan
dengan kurangnya
paparan informasi
Pelaksanaan Keperawatan
HARI / DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL KEPERAWATAN
Jumat, Kecemasan 1. Menggunakan pendekatan yang tenang S : pasien merasa lebih tenang
02/07/2 berhubungan dengan 2. Menjelaskan semua tindakan dan apa yang dirasakan O : wajah tenang, pasien mampu
1 krisis situasi (prosedur selama tindakan berlangsung rileks, keluarga mendampingi pasien
tindakan operasi) 3. Memberikan informasi yang aktual tentang diagnosa, hingga pintu ruang operasi
tindakan dan prognosis A : masalah teratasi
4. Menyarankan pasien untuk relaksasi nafas dalam P : hentikan intervensi
5. Minta keluarga untuk mendampingi pasien

Jumat, Kurang pengetahuan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang tindakan S : pasien mengatakan mengerti
02/07/2 tentang prosedur operasi tentang prosedur tindakan operasi
1 tindakan operasi 2. Menjelaskan secara objektif pendidikan kesehatan yang yang akan dijalaninya
berhubungan dengan diberikan kepada pasien O : pasien mampu menjawab
kurangnya paparan 3. Melibatkan keluarga dalam pemberian pendidikan pertanyaan setelah diberikan
informasi kesehatan pendidikan kesehatan
4. Menjelaskan secara tepat kemungkinan komplikasi dan A : masalah teratasi
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai