Anda di halaman 1dari 8

KETERAMPILAN

BERBAHASA DAN
SASTRA INDONESIA

Analisis Karyasastra Berdasarkan Periode Sastra

Oleh : Luh Putu Mekar Wulandari


PERIODISASI SASTRA

Periodisasi sastra merupakan pembagian


pengembangan kesusastraan yang
mengelompokkannya berdasarkan peda
periode waktu tertentu dan memiliki ciri khas
yang sama.
Puisi
Puisi oleh: Chairil Anwar
Jusul : Sebuah Kamar

 Sebuah jendela menyerahkan kamar inipada dunia.


 Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu.
 “Sudah lima anak bernyawa di sini,
 Aku salah satu!”
 Ibuku tertidur dalam tersedu,
 Keramaian penjara sepi selalu,
 Bapakku sendiri terbaring jemu
 Matanya menatap orang tersalib di batu!
 Sekeliling dunia bunuh diri!
 Aku minta adik lagi pada
 Ibu dan bapakku, karena mereka berada
 di luar hitungan: Kamar begini,
 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa!
Identifikasi Periode Sastra
Pada puisi “Sebuah Kamar” karya Chairil Anwal di atas termasuk puisi
periode sastra angkatan 45. Katakteristik puisi angkatan 45, yaitu:

a) Masalah yang dikemukakan yaitu masalah kemanusiaan, seperti


masalah kemiskinan, hak asasi manusia, kesenjangan hidup, masalah
kemasyarakatan dan sebagainya.
b) Puisi tidak terikat pembagian bait, jumlah baris dan persajakan.
Terlihat dari puisi diatas tidak adanya pembagian bait ataupun sajak.
c) Mengekspresikan kehidupan batin atau kejiwaan manusia sendiri
melalui peneropongan batin sendiri.
d) Pemilihan kata dan frasa dan kalimat ambigu menyebabkan arti
ganda dan banyak tafsir.
e) Pemilihan kata atau diksi mempergunakan kosakata bahasa sehari-
hari.
Karakteristik puisi “Sebuah Kamar”
1. Tema
Pada puisi ‘Sebuah Kamar’ menggambarkan kemiskinan yang dihadapi oleh sebuah
keluarga. Yang mana keluarga tersebut terdapat 7 orang termasuk 5 anak dan kedua
orangtuanya. Puisi tersebut menggambarkan kesedihan yang mereka alami karena tidak
bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan ekonomi.

2. Majas
 Personifikasi. Pada kelimat ‘Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan
yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu.’
 Hiperbola. Pada kalimat ‘Kamar begini, 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa!’
3. Perasaan
Perasaan yang terkandung pada puisi “Sebuah Kamar” yaitu perasaan
sedih yang dirasakan karena kemiskinan. Dan dalam keadaan susah,
tokoh Aku masih mau nemambah kesusahan dengan meninta seorang
adik lagi.

4. Amanat
Puisi ‘Sebuah Kamar’ menggambarkan kondisi keluarga yang miskin yang
mempunyai banyak anak. Itu menggambarkan banyaknya pertambahan
penduduk, membuat pertambahan angka kemiskinan. Maka dari itu,
melakukan keluarga berencana (KB) sangat diperlukan agar menekan
angka pertambahan penduduk dan angka kemiskinan.
Latar belakang sosial dan ekonomi

Latar belakang sosial dan ekonomi pada periode


Angkatan 45 menggambarkan situasi yang sulit karena
kemiskinan.
Hanya ada kesengsaraan dan putus asa yang
digambarkan pada Anggatan 45 ini karena banyak
anak seharusnya mendatangkan kebahagian, tetapi
malah sebaliknya dikeluarga itu merasa sengsara
karena kemiskinan. Dengan adanya kemiskinan
tersebut banyak orang merasa putus asa dan
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai