Anda di halaman 1dari 16

PENGORGANISASIAN

KERJA
1. Jumlah hari kerja
2. Pembagian shift
3. Pengaruh kerja shift bagi kesehatan
4. Kerja lembur
1. Jumlah Hari Kerja
• Jumlah hari kerja yg efisien utk seminggu
40 – 48 jam yg terbagi dalam 5 atau 6 hr
kerja
• Maksimum waktu kerja tambahan yg
masih efisien adalah 30 menit.
• Di antara waktu kerja hrs disediakan
waktu istirahat yg jmlhnya antara 15 –
30% dr seluruh waktu kerja.
• Bila jam kerja melebihi ketentuan
akan ditemukan hal2 spt: penurunan
kecepatan kerja, gangguan
kesehatan, angka absensi karena
sakit meningkat, semuanya bermuara
kepada rendahnya tingkat
produktivitas kerja
• Di Indonesia dikenal dengan sistem 6
hari dan 5 hari kerja dalam semingg
2. Pembagian Shift
• Circadian Rhytm (CR) manusia adalah
siklus 24 jam fluktuasi tubuh manusia
• Dlm keadaan normal CR tubh dalam siklus
24 jam dpt meningkat pada siang hari dan
menurun pd malam hari.
• Hal2 yg terpengaruh: suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, volume
pernafasan, produksi adrenalin, ekskresi,
kemampuan mental, frekwensi mata, dan
kapasitas fisik tubuh.
• Maka dlm menentukan pola shift kerja
perlu pertimbangan yg seksama.
• Shift kerja: Pembagian kerja dalam waktu
24 jam yg meliputi kerja pagi, sore, dan
malam hari yg dilaksanakan oleh pekerja
guna memenuhi dan meningkatkan
produksi dan kepentingan
individu/masyarakat.
• Shift kerja yg berubah2 akan
mempengaruhi CR pekerja.
A. Pola shift kerja
1. Rotasi Pendek (rotasi ini didisain dg
mempertimbangkan faktor ergonomi)
• Inggris menggunakan sistem 2-2-2 ,
masing2 shift lamanya 2 hr, pada
akhir shift pekerja diliburkan 2 hr.
(Metropolitan Rota)
• Adapula sistem 2-2-3, salah satu
shift 3 hari sedang shift yg lain
masing2 2 hari dan pada akhir shift
diberikan libur 2 hr (Continental
Rota)
2. Rotasi Panjang
Di Indonesia beberapa perusahaan
mengikuti pola yg lazim yaitu sistem 2-
2-2 atau 2-2-3 namun ada juga
perusahaan yg menerapkan sisten
rotasi panjang yg masing2 shift dapat
berlangsung mingguan atau bulanan
• Dari hasil penelitian bahwa tingkat
kelelahan kerja pada rotasi panjang
lebih tinggi drpd rotasi pendek
disebabkan oleh adanya kelelahan
kerja yg dikaitkan dgn shift kerja
malam (Setyawati,1989 & 1994)
B. Macam macam Shift kerja
• Menurut William (1992) membagi shift kerja
mjd:
• shift kerja permanen
• shift kerja rotasi Rotasi cepat
Rotasi lambat
• Grandjean (1988) membagi shift kerja
menjadi 3 yaitu :
• Early shift: Jam 06.00 – 14.00
• Late shift : Jam 14.00 – 22.00
• Night shift : Jam 22.00 – 06.00
3. Pengaruh kerja shift bagi kesehatan
• Perubahan fisik, psikis, dan sosial
• Terganggunya nafsu makan dan
perubahan pada sistem pencernaan
• Sec fisik krn adanya perubahan kuantitas
dan kualitas tidur dalam periode yg lama
• Secara psikososial kerja shift sore dan
malam berdampak kurangnya komunikasi
dg keluarga dan masyarakat disamping
terbatasnya melaksanakan kegiatan2 lain
yg menyenangkan
• Kinerja pekerja pd shift kerja malam
menurun krn rendahnya kesiagaan
pekerja, ditunjukkan dgn meningkatnya
keparahan pada kecelakaan kerja
(Anon,1983)
• Tingkat keparahan yg tinggi terjadi pada
malam hari (Carpenter dan Comazian
1978)
• Peningkatan kesalahan kerja > 80%
terjadi pd shift kerja malam (Kelly dan
Sceneider, 1982)
Untuk mengantisipasi dampak negatif dari
shift kerja malam Grandjean (1988)
menganjurkan :

• Pekerja shift malam tidak berusia kurang


dari 25 th dan lebih dari 50 thn
• Pekerja dg tendensi mdh sakit perurt,
emosi tdk stabil, ada gejala psikosomatik
dan kesulitan tidur tdk dianjurkan kerja
malam
• Pekerja yg jauh dari tmpt kerja, tetangga
suka gaduh, tdk dianjurkan kerja malam
4. Sistem 3 shift kerja sebaiknya dengan jam
kerja 07.00 – 15.00;15.00 – 23.00; 23.00 –
07.00; atau 08.00 – 16.00;16.00 – 24.00; 24.00
– 08.00
5. Rotasi pendek lebih baik dari rotasi panjang
dan shift kerja malam bersambung tanpa
perubahan seyogyanya dihindarkan
6. Rotasi yg baik 2-2-2 atau 2-2-3
7. Setelah dinas malam perlu istirahat 24 jam
atau lebih
8. Setiap shift hrs mempertimbangkan weekends
shg diperlukan istirahat 2 hr
9. Setiap shift hrs disertai fasilitas makan min 1x
dg mempertimbangkan kecukupan izi kerja
4. Kerja Lembur
• Sec ergonomi kerja lembur kurang
produktif da efisien
• Penambah jam kerja melebihi 8 jam/hr
memberi hsl kurang memuaskan
• Perpanjangan jam kerja akan menambah
terjadinya istirahat yg tdk resmi (spontan
dan terselubung) krn kesegaran jasmani
dan pekerjaan menurun
• Cara2 yg baik untuk mencapai target
atau menaikkan output bukan dengan
kerja lembur tetapi dengan:
1. Pengorganisasian kerja yg baik
2. Memperbaiki kondisi kerja
3. Memperbaiki desain alat2 kerja/mesin
4. Pemberian insentif atau pomosi
5. Pemberian Motivasi
6. Meningkatkan hubungan kerja
• Disamping hal2 diatas Kerja lembur dapat
membahayakan kesehatan pekerja, yakni
pada kondisi kerja:
– Adanya kebisingan yg cukup tinggi
– Adanya pemaparan bahan2 kimia yg
berbahaya di tmp kerja
– Radiasi, dll
• Kerja lembur hanya dapat dilaksanakan
bila dipenuhi syarat2 sbb:
– Pekerja dalam keadaan sehat
– Jumlah jam kerja seluruhnya dalam
seminggu (termasuk lembur/tidak
melebihi 50 jam)
– Tidak terdapat bahan2 kimia dan bahan2
lain spt radiasi, kebisingan dll dalam
lingkungan kerja, yg dapat
membahayakan kesehatan.
– Pekerja yg telah berumur ( tua )tidak
dianjurkan kerja lembur

Anda mungkin juga menyukai