Anda di halaman 1dari 15

MENSTRUAS

I
Mengapa setiap wanita mengalami menstruasi setiap bulan????
PROSES MENSTRUASI

Menstruasi terjadi karena tidak


terjadinya pembuahan
(fertilisasi)

Sehingga dinding rahim yang telah menebal dan


banyak mengandung pembuluh darah akan luluh atau
terkikis bersama dengan sel telur (ovum) yang tidak
dibuahi tersebut

Hormon Esterogen dan Progesteron


TAHAP – TAHAP MENSTRUASI

2. FASE PRA-OVULASI

1. FASE MENSTRUASI 3. OVULASI

4. PASCA OVULASI
1. FASE MENSTRUASI
LULUH DAN KELUARNYA
DINDING RAHIM

KARENA BERKURANGNYA KADAR HORMON ESTEROGEN DAN


PROGESTERON, PASOKAN OKSIGEN BERKURANG, SEL2 DI
DINDING RAHIM MATI,ARTERI MELURUH SEHINGGA TERJADI
PENDARAHAN

TERJADI

SELAMA
1-7
HARI
Masa pembentukan dan pematangan
2. FASE PRA-OVULASI ovum di dalam ovarium dipicu dengan
meningkatnya kadar esterogen

Terjadi pada hari ke


7- 13 sesudah menstruasi

3. FASE OVULASI Masa subur


seorang wanita

Pada hari
ke 14 dari Suatu masa dimana sel telur yang
hari sudah matang siap untuk
pertama dibuahi.
menstruasi Kemungkinan besar pada fase ini akan
terjadi kehamilan
4.FASE PASCA Fase kemunduran/ kekalahan
OVULASI ovum karena tidak dibuahi sperma.

Pada fase ini terjadi peningkatan hormon esterogen dan


progesteron oleh korpus luteum di ovarium, sehingga dinding
rahim mengalami penebalan untuk mempersiapkan
kehamilan

Jika sel telur tidak dibuahi, korpus luteum mulai degenerasi.


Sehingga produksi hormon berkurang, O2 berkurang, sel2 di
dinding rahim meluruh dan terjadi pendarahan
SIKLUS MENSTRUASI di mulai kembali
TANDA DAN GEJALA WAKTU MENSTRUASI
1. Perut terasa mulas, mual dan
panas
2. Terasa nyeri waktu buang air
kecil
3. Tubuh tidak fit
4. Demam
5. Sakit kepala dan pusing
6. Keputihan
7. Radang pada vagina
8. Gatal2 pada kulit
9. Emosian
10.Nyeri dan bengkak pada payudara
11.Bau badan tidak sedap
CARA MEREDAKAN NYERI HAID

1. memperbanyak minum air puth


hangat
2. Membuat ramuan jahe

3. Tempelkan
handuk hangat di 4. Minum teh hangat
perut bagian bawah

5. Hindari minum minuman yang


mengandung kafein spt: kopi
6. Olahraga ringan pd pagi hari
1. Amenorea

2. Dismenorea

Menorrhagia

4. Oligomenorea
PENGGOLONGAN GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA

Amenorea
• Amenora dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder.
• Amenorea primer adalah kondisi di mana seorang wanita sama sekali belum
mengalami haid hingga 16 tahun.
• Amenorea primer dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang
mengatur hormon menstruasi, atau masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.
• Amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita usia subur yang tidak
sedang hamil dan pernah menstruasi sebelumnya, berhenti mendapatkan menstruasi
selama 3 bulan atau lebih.
• Penyebab amenorea sekunder adalah Kehamilan, Menyusui, Menopause, Penurunan
berat badan yang berlebihan, Penyakit tertentu (seperti penyakit tiroid,
polycystic ovarian syndrome (PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau
hipofisis), Gangguan Rahim (seperti miom atau polip dalam Rahim), Stres berat, Efek
samping obat-obatan (seperti kemoterapi, obat penunda haid, dan antidepresan),
Penggunaan kontrasepsi (seperti pil KB, KB suntik, dan IUD), Selain itu, kekurangan
gizi atau malnutrisi dan olahraga yang berlebihan juga bisa menyebabkan wanita
mengalami amenorea.
PENGGOLONGAN GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA

Dismenorea
• Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi,
umumnya pada hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di
perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke
punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala,
mual, dan muntah.
• Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat
hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya
hingga dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan
mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
• Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi karena adanya
kelainan sistem reproduksi wanita, seperti: Endometriosis, Miom Rahim, Kista
atau tumor di Rahim, Radang panggul, Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD).
• Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon
prostaglandin, dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung
lebih lama dan semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
PENGGOLONGAN GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA

Menorrhagia
• Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah
menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak,
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini termasuk durasi haid yang
berlangsung lebih dari menstruasi normal, yakni lebih dari 5-7 hari.
• Wanita dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan mengalami
beberapa keluhan berikut seperti Darah yang keluar dari vagina terlalu
banyak, sehingga harus mengganti pembalut tiap jam. Harus menggunakan
dua pembalut untuk menampung perdarahan. Harus bangun untuk
mengganti pembalut pada saat tidur. Mengalami gejala anemia, misalnya
lemas, pucat, atau sesak napas. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah
selama lebih dari satu hari.
• Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola
makan, sering olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina
dan leher rahim, gangguan tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan
pembekuan darah, hingga kanker rahim atau kanker serviks.
PENGGOLONGAN GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA

Oligomenorea
• Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami
menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35-90 hari atau
mendapat haid kurang dari 8-9 kali dalam kurun waktu setahun.
• Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan
wanita yang memasuki masa menopause. Gangguan menstruasi ini
merupakan dampak dari aktivitas hormon yang sedang tidak stabil di fase-
fase tersebut.
• Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi penyebab
oligomenorrhea, yaitu: Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau
KB suntik. Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat. Gangguan
ovulasi. Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom
polikistik ovarium (PCOS). Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan
bulimia. Masalah psikologis, seperti stres dan depresi. Efek samping obat-
obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi.

Anda mungkin juga menyukai