HIPOTESIS 2
POPULASI
INDEPENDEN
Alfiya maharani 210102500001
Ummul khadijah 210102501010
Syahrul ramadhan 210102501007
Apa itu hipotesis?
• Secara statistik hipotesis menyatakan parameter populasi dari suatu variabel yang terdapat dalam
populasi dan hitung berdasarkan statistik sampel.
• Kerena merupakan dugaan sementara, maka hipotesis mungkin benar, tetapi mungkin juga tidak
benar.
Pengujian hipotesis proporsi dua populasi
Uji hipotesis proporsi dua populasi adalah pengujian dua proporsi yang masing-masing proporsi tersebut berasal
dari dua populasi yang berbeda serta independen.
Pengujian dua proporsi digunakan ketika akan membandingkan apakah proporsi pada populasi pertama lebih
kecil, sama atau lebih besar dibandingkan proporsi pada populasi kedua.
Misalnya ada orang tua yang akan memasukkan anaknya ke SMA. Dia
masih menimbang-nimbang apakah akan dimasukkan ke sekolah A atau
sekolah alternatif lain yaitu sekolah B. Ia merasa yakin menyekolahkan
anaknya ke sekolah A apabila proporsi siswa yang lulus ke perguruan
tinggi negeri dari sekolah A lebih tinggi daripada dari sekolah B.
1. Hipotesis
Hipotesis uji proporsi dua populasi terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis uji dua arah (uji dua sisi) dan
hipotesis uji satu arah (uji satu sisi).
Uji dua arah digunakan untuk mengetahui apakah dua populasi memiliki proporsi yang sama atau tidak,
sedangkan uji satu sisi digunakan untuk mengetahui apakah populasi pertama memiliki proporsi yang lebih
kecil atau lebih besar dibandingkan dengan proporsi pada populasi kedua.
Hipotesis untuk uji dua arah adalah
Ho: P1 = P2
H1: P1 ≠ P2
Ho: P1 ≥ P2
H1: P1 < P2
atau
Ho: P1 ≤ P2
H1: P1 > P2
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian statistik adalah 95 persen atau (1 – α) = 0,95.
Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, misalnya misalnya 90 persen.
Selain itu bisa juga diperbesar jika menginginkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi, misalnya menjadi 99 persen.
Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 persen atau (1 – α) = 0,95, maka tingkat
signifikansinya adalah 5 persen α = 0,05.
Beberapa tahapan dalam melakukan uji hipotesis dua populasi
3. Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan dalam uji proporsi dua populasi adalah
Keterangan:
Dimana
adalah proporsi pada sampel 1
adalah proporsi pada sampel 2
adalah proporsi gabungan
x1 adalah banyaknya sukses pada sampel 1
x2 adalah banyaknya sukses pada sampel 2
n1 adalah banyaknya sampel 1
n2 adalah banyaknya sampel 2
Beberapa tahapan dalam melakukan uji hipotesis dua populasi
4. Daerah Kritis
Daerah kritis adalah daerah yang digunakan untuk menolak atau tidak menolak Ho.
5. Keputusan
Keputusan untuk uji dua arah adalah tolak Ho apabila z < –Zα/2 atau z > Zα/2.
Keputusan untuk uji satu arah adalah
1. Untuk Ho: P1 ≥ P2 dan H1: P1 < P2, tolak Ho apabila z < –Zα
2. Untuk Ho: P1 ≤ P2 dan H1: P1 > P2, tolak Ho apabila z > Zα.
Contoh Soal No. 1
Mahasiswa jurusan pertanian ditugaskan untuk menguji formula pupuk terbaru untuk
tanaman cabe. Mereka mengelompokkan tanaman-tanaman cabe menjadi dua kelompok..
Kelompok tanaman cabe pertama diberi pupuk dan kelompok tanaman cabe kedua tidak
diberi pupuk. Dari 250 batang tanaman cabe yang diberi pupuk, mati sebanyak 15 batang.
Sedangkan dari 200 batang tanaman cabe yang tidak diberi pupuk, juga mati sebanyak 15
batang. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, apakah pemberian pupuk formula terbaru
pada cabe akan menjadi lebih baik daripada tidak diberi pupuk?
Jawab:
Dari persoalan di atas ingin diketahui apakah pemberian pupuk formula terbaru pada cabe akan
berdampak lebih baik daripada tidak diberi pupuk.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah ingin diketahui apakah proporsi mati pada cebe yang diberi
pupuk lebih rendah dari proporsi mati pada cabe yang tidak diberi pupuk.
Misalkan P1 adalah proporsi mati cabe yang diberi pupuk dan P2 adalah proporsi mati cabe yang tidak
diberi pupuk, maka H1 : P1 < P2.
2. Tingkat Kepercayaan
Telah disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian adalah 95 persen atau (1 – α) =
0,95, dengan demikian tingkat signifikansinya adalah 5 persen atau α = 0,05.
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menyelesaikannya adalah
sebagai berikut
3. Statistik Uji
Pengujian tersebut merupakan uji proporsi dua populasi, maka statistik uji yang digunakan adalah uji z,
Sebelum menggunakan rumus tersebut, tentukan terlebih dahulu komponen-komponen yang digunakan.
4. Daerah Kritis
Karena pengujian di atas adalah pengujian satu arah, maka tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05.
Dengan demikian daerah kritis adalah nilai di bawah –Z0,05 = –1,645
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menyelesaikannya adalah
sebagai berikut :
5. Keputusan
Telah diketahui bahwa z = –0,057 dan –Z0,05 = –1,645, oleh karena itu arena z < –Z0,05 maka keputusannya adalah
tolak Ho.
6. Kesimpulan
Berdasarkan data pengujian pemberian dan tanpa pemberian pupuk formula terbaru pada cabe, maka dengan
tingkat kepercayaan 95 persen, proporsi mati cabe yang diberi pupuk lebih sedikit dibandingkan proporsi mati
cabe yang tidak diberi pupuk.
Dengan demikian, pemberian pupuk formula terbaru pada cabe akan menjadi lebih baik daripada tidak diberi
pupuk.
Pengujian hipotesis rata – rata dua populasi
Suatu penelitian sering kali menggunakan dua sampel atau lebih sebagai objek penelitiannya. Tujuannya adalah
untuk melihat ada-tidaknya perbedaan setelah sampel-sampel tersebut diberi perlakuan berbeda. Untuk itu,
dilakukan pengujian hipotesis rata-rata dua populasi.
Terdapat beberapa kondisi yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis rata-rata dua populasi yakni ketika
varians sama dan diketahui, varians sama dan tidak diketahui, varians tidak sama dan tidak diketahui, serta kondisi
untuk pengamatan berpasangan.
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis rata –
rata dua populasi
mempunyai distribusi normal standard. Di sini kita mengasumsikan bahwa n1 dan n2 cukup
besar sehingga Teorema Limit Pusat (Central Limit Theorem) berlaku. Tentu saja, jika dua
populasi tersebut berdistribusi normal, maka statistik di atas akan berdistribusi normal
bahkan untuk n1 dan n2 yang kecil. Selain itu, jika kita bisa mengasumsikan bahwa
σ1=σ2=σ, maka statistik di atas menjadi
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis rata –
rata dua populasi
Dua statistik di atas menjadi dasar untuk pengembangan prosedur uji yang melibatkan dua rata-rata. Hipotesis nol
untuk selisih dua rata-rata bisa dituliskan sebagai
tentu saja, hipotesis alternatifnya bisa berupa dua arah atau satu arah, yakni
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis rata –
rata dua populasi
Jadi, untuk uji hipotesis dua rata-rata dengan variansnya diketahui, kita menghitung
nilai ¯¯¯x1 dan ¯¯¯x2, lalu menggunakan statistik uji berikut
Untuk uji dua arah, maka kita tolak Ho dan menerima H1:μ1−μ2≠d0 apabila z>zα/2
atau z<−zα/2. Sedangkan untuk uji satu arah maka kita tolak Ho dan menerima
H1:μ1−μ2>d0 apabila z>zα dan menerima H1:μ1−μ2<d0 apabila z<zα. Kita nyatakan
ini dalam tabel berikut.
Tabel 1. Pengujian hipotesis rata-rata dua populasi untuk varians
sama dan diketahui
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis rata –
rata dua populasi
Definisi:
Untuk hipotesis dua arah
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian
hipotesis rata – rata dua populasi
Kita tolak Ho pada tingkat signifikansi α ketika statistik hitung
Dimana
Hipotesis, statistik uji dan wilayah kritis penolakannya untuk pengujian hipotesis rata-rata dua populasi di mana varians
sama dan tak diketahui dinyatakan dalam tabel berikut.
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian
hipotesis rata – rata dua populasi
Varians Tidak Sama dan Tidak DiKetahui
Terdapat situasi di mana kita tidak dapat mengasumsikan bahwa σ1=σ2. Jika dua populasi adalah
normal, maka statistic
Sebuah pelajaran matematika diberikan pada 12 siswa dengan metode pengajaran yang biasa. Kelas lain yang
terdiri atas 10 siswa diberi pelajaran yang sama tetapi dengan metode yang menggunakan bahan yang telah
terprogramkan.
Pada akhir semester murid kedua kelas itu diberikan ujian yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 85
dengan simpangan baku 4, sedang kelas yang menggunakan bahan yang terprogramkan memperoleh nilai rata-rata
81 dengan simpangan baku 5.
Ujilah hipotesis bahwa kedua metode mengajar matematika itu sama, dengan menggunakan taraf nyata 0,10.
Asumsikan bahwa kedua populasi itu menghampiri sebaran normal dengan ragam yang sama.
Pembahasan
Misalkan μ1 dan μ2
adalah nilai rata-rata semua siswa yang mungkin mengambil pelajaran tersebut dengan kedua cara mengajar.
Dengan menggunakan langkah-langkah dalam prosedur pengujian hipotesis, kita peroleh
Dengan demikian
6. Keputusan: Tolak Ho dan simpulkan bahwa kedua metode mengajar tidak sama.
Karena nilai t hitung jatuh di wilayah kritik bagian kanan, kita dapat menyimpulkan
bahwa metode mengajar biasa lebih baik daripada metode dengan bahan
terprogramkan.
Thank you
Alfiya maharani (210102500001)
Ummul khadijah (210102501010)
Syahrul ramadhan (210102501007)