2 Peran Auditor Eksternal terkait Asuransi terhadap Kualitas
Informasi yang Diaungkapkan dan Sistem Pengendalian Internal
• Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini terkait
kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Fungsi auditor eksternal adalah memberikan kredibilitas atas laporan keuangan dan mengurangi risiko informasi bahwa laporan keuangan adalah bias, meyesatkan, tidak akrual, tidak lengkap, dan mengandung keslahan material • UU PT, UU Pasar Modal, dan UU Perbankan (UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998) mengharuskan laporan keuangan perushaan terkait (perusahaan dengan nilai aset relative besar, perusahaan public, institusi keuangan baik bank maupun non bank) untuk diaudit. • Institute Akuntan Publik Indonesia (IAP) adalah badan yang mempunyai otoritas untuk menentapkan standar audit. • IAPI telah mengeluarkan Kode Etik berdasarkan IFAC Code of Ethis for Professional Accountants di tahun 2008 yang efektif per 1 Januari 2010. • IAPI telah melakukan konvergensi standar auditnya dengan Internasioanl Standards on Auditing (ISA). Standar audit tersebut berlaku efektif per 1 Januari 2013 untuk perusahaan public dan per 1 Januari 2014 untuk perusahaan lain. • Tanggung jawab pembinaan dan pengawasan untuk akuntan public berada di bawah Mentri Keuangan, yang dilakukan melalui salah satu divisinya yaitu Pusat Pengawasan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai asosiasi profesi akuntan public di Indonesia, juga membantu proses pengawasan tersebut melalui salah tugasnya yaitu melakukan review mutu bagi anggotanya (UU AP). • Peraturan Bapepam-LK IX.1.5 mengharuskan komite audit memberikan rekomendasi kepada Dewa Komisaris mengenai penunjukan akuntan public yang didasarkan pada independensi, rung lingkup penugasan, dan audit fee. Dalam praktiknya, auditor ditetapkan dalam RUPS. • Bapepam-LK mewajibkan perusahaan (Perusahaan X.K.6) untuk mengungkapkan informasi mengenai auditr eksternal terkait dengan besaran fee dan periode penugasan yang telah dilakukan. Besaran fee tersebut mencangkup semua fee yang diterima auditor eksternal, baik audit fee maupun audit fee. Peraturan Bapepam-LK VIII.A.2 mengenai Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal mengatur mengenai jasa non atensi yang tidak dapat diberikan oleh auditor perusahaan, yaitu : • Pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan • Desain system informasi keuangan dan implementasi • Audit internal • Konsultasi manajemen • Konsultasi sumber daya manusia • Penasihat keuangan • Terkait dengan independensi, regulartor juga mengatur menegai kewajiban rotasi audit. PMK No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik mengatur mengenai Batasan masa pemberian jasa audit, yaitu untuk KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. KAP dan AP dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien tersebut setelah 1 (satu) tahun tidak memberikan jasa audit umum untuk klien tersebut. • Selain isu independensi, isu lain yang juga penting adalah meningkatkan kompetensi akuntansi public. Akuntan public harus mempunyai ijin yang dikeluarkan Mentri Keuangan (persyaratan untuk memperoleh ijin diatur dalam UU AP), hal ini untuk memastikan akuntan public memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaanya. Akuntan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK serta memenuhi persyaratan yang diatur Bapepam-LK. Akuntan public yang mengaudit bank juga wajib terdaftar di Bank Indonesia • Untuk memastikan tingkat pofesional yang memadai sudah memiliki auditor, diperlukan Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (PPL) dan juga mengawasi pengalaman kerja dari auditor. PMK No.17/PMK.01/2008 mewajibkan AP untuk mengikuti PPL yang diselenggarakan dan/atau diakui IAPI dan PPAJP.