Anda di halaman 1dari 26

ALTERNATIF PENYELESAIAN

SENGKETA, KHUSUS MEDIASI


UNTUK PERKARA EKONOMI
SYARIAH
TAKDIR RAHMADI
HAKIM AGUNG/WAKIL
KOORDINATOR TIM PEMBARUAN
Alternatif Penyelesaian Sengketa
(APS)?
• ALTERNATIF PENEYELESAIAN
SENGKETA (APS) TERJEMAHAN DARI
ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION
(ADR).
• ISTILAH APS DIGUNAKAN DALAM
UU NO. 30 TAHUN 1999 TENTANG
ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA.
0546TBD06 00 2
Bentuk-Bentuk Penyelesaian Sengketa Menurut Hukum:

a. Litigasi (proses pengadilan)


b. Arbitrase,
c. Negosiasi
d. Mediasi/Konsiliasi,
e. Penilaian/ pendapat ahli,
f. Pencarian fakta netral (neutral fact-finding)

0546TBD06 00 3
ARBITRASE
• PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN
CARA MENYERAHKAN
PENYELESAIANNYA KEPADA
SEORANG ATAU LEBIH YANG BUKAN
HAKIM DENGAN MEMILIKI
KEWENANGAN MEMUTUS.

0546TBD06 00 4
NEGOSIASI
• Perundingan di antara dua pihak atau
lebih tanpa bantuan pihak lain dengan
tujuan untuk menyelesaikan sengketa

0546TBD06 00 5
MEDIASI
• Perundingan antara dua pihak atau lebih
dengan bantuan pihak netral yang tidak
memiliki kewenangan memutus dengan
tujuan untuk menyelesaikan sengketa.

0546TBD06 00 6
KARAKTERISTIKA MEDIASI
a. Perpanjangan atau pengembangan proses
negosiasi;
b. intervensi dari pihak ketiga (mediator) yang netral
dan dapat diterima oleh kedua belah pihak;
c. pihak ketiga tersebut (mediator) tidak berwenang
untuk membuat keputusan;
d. pihak ketiga tersebut (mediator) membantu para
pihak untuk mencapai atau menghasilkan
kesepakatan yang dapat diterima para pihak.

0546TBD06 00 7
CIRI-CIRI BENTUK-BENTUK
PENYELESAIAN SENGKETA
CIRI PENGADILA ARBITRASI NEGOSIASI MEDIASI/ PENCARI PENDAPAT
N KONSILIASI FAKTA AHLI

TINGKAT SANGAT AGAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK


FORMAL FORMAL, FORMAL, FORMAL FORMAL FORMAL FORMAL
TERIKAT TERIKAT
HUK ACARA HUK
ACARA
SIFAT PERTIKAIAN PERTIKAIA MUFAKAT MUFAKAT MUFAKAT PENILAIAN
PROSES ALAT BUKTI, N, ALAT
ARGUMEN BUKTI,
ARGUMEN
PIHAK ADA ADA TIDAK ADA ADA ADA ADA
NETRAL

TERBUKA/ TERBUKA TERTUTUP TERTUTUP TERTUTUP TERTUTUP TERTUTUP


TERTUTUP DGN
KECUALI
(PERMA No.
2 THN 2003
HASIL PUTUSAN PUTUSAN KESEPAKATA KESEPAKAT REKOMEND PENILAIAN
AKHIR N/TIDAK AN/TIDAKK ASI
SEPAKAT
0546TBD06 00 SEPAKAT 8
Kekuatan Litigasi

a. proses beracara jelas dan pasti.


b. putusan menentukan siapa yang benar atau salah
menurut hukum.
c. putusan dapat dieksekusi atau dijalankan secara paksa.

0546TBD06 00 9
Kelemahan Litigasi

a. proses yang berlarut-larut atau lama untuk mendapatkan


suatu putusan yang final dan mengikat;
b. putusan hakim mungkin tidak dapat diterima oleh salah satu
pihak, karena memihak salah satu pihak atau dirasa tidak
adil.
c. menimbulkan ketegangan atau rasa permusuhan di antara
para pihak;
d. tidak dapat dirahasiakan karena proses pengadilan harus
terbuka ;

0546TBD06 00 10
Mengapa perlu bentuk-bentuk
alternatif Pengadilan?
• cepat dan murah;
• kontrol para pihak terhadap proses dan
hasil;
• dapat menyelesaikan sengketa secara
tuntas/ holistik;
• meningkatkan kualitas keputusan yang
dihasilkan dan kemauan para pihak untuk
menerimanya.

0546TBD06 00 11
Arbitrase
Ps.1.1
Ps.1.1 UUUU NO.
NO. 30
30 TAHUN
TAHUN 1999
1999 TENTANG
TENTANG ARBITRASI
ARBITRASI DANDAN ALTERNATIF
ALTERNATIF
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN SENGKETA:
SENGKETA:
“Arbitrase
“Arbitrase adalah
adalah cara
cara penyelesaian
penyelesaian suatu
suatu sengketa
sengketa perdata
perdata di
di luar
luar peradilan
peradilan
umum
umum yang
yang didasarkan
didasarkan pada
pada perjanjian
perjanjian arbitrase
arbitrase yang
yang dibuat
dibuat secara
secara tertulis
tertulis oleh
oleh
para
para pihak
pihak yang
yang bersengketa”.
bersengketa”.
a. “pengadilan swasta”; proses peradilan secara
swasta/privat atau ditentukan sendiri oleh para pihak;
b. sengketa akan diputus oleh arbiter (hakim swasta);
c. keberadaan arbitrase dan ruang lingkup sengketa yang
dapat diarbitrasekan didasarkan atas perjanjian arbitrase;
d. kewenangan pengadilan untuk mengadili dikesampingkan
dengan perjanjian arbitrase;
e. putusan arbitrase mempunyai kekuatan hukum yang
sama seperti putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
0546TBD06 00 12
Proses Arbitrase
1.
1. Para pihak mempunyai kontrol yang besar atas proses arbitrase.
arbitrase.
2.
2. Kesempatan mengajukan pembelaan (termasuk alat-alat bukti)
biasanya lebih luas dibandingkan litigasi.
3.
3. Pemeriksaan biasanya lebih menitikberatkan pada masalah faktual
dibandingkan masalah hukum.
4.
4. Aturan pembuktian lebih informal.
5.
5. Persidangan bisa melalui
melalui konperensi
konperensi telepon atau video atau
dokumen saja.
6.
6. Masalah pertanggungjawaban (liability) dapat diperiksa terpisah
dengan masalah
masalah jumlah
jumlah ganti
ganti rugi
rugi (quantum);
(quantum); atau
atau masalah
masalah hukum
hukum
diperiksa dan diputuskan terlebih dahulu.
7.
7. Para pihak
pihak dapat
dapat meminta
meminta klarifikasi/penjelasan, koreksi, atau
putusan tambahan atas putusan yang dijatuhkan.

0546TBD06 00 13
Jenis Arbitrase
1. Arbitrase Ad Hoc (ad-hoc arbitration).
Arbitrase perorangan/insidentil; non-administered;
arbitrase yang dibentuk khusus untuk menyelesaikan
atau memutus sengketa tertentu. Setelah sengketa
diputus, keberadaan dan fungsi arbitrase tersebut lenyap
dan berakhir dengan sendirinya.
2. Arbitrase institusional (institutional / permanent /
administered arbitration):
Sengketa akan diselesaikan oleh suatu lembaga/badan
arbitrase menurut peraturan acara yang sudah ada,
kecuali ditentukan lain oleh para pihak. Lembaga/badan
arbitrase sudah ada sebelum sengketa timbul, dan tetap
berdiri atau tidak bubar meskipun sengketa yang
ditangani selesai diputus.
0546TBD06 00 14
CONTOH ARBITRASE
LEMBAGA
 BASYARNAS (BADAN ARBITRASE
SYARIAH NASIONAL)
 BANI (Badan Arbitrase Nasional
Indonesia)
 BAPMI (Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia)

0546TBD06 00 15
Kelebihan arbitrase institusional

a. mengawasi dan menyediakan fasilitas yang diperlukan


untuk membantu kelancaran penyelenggaraan proses
arbitrase;
b. menyediakan daftar arbiter (yang mempunyai keahlian di
berbagai bidang, di berbagai negara, dan menguasai
berbagai bahasa);
c. menyediakan peraturan acara arbitrase yang lengkap dan
sudah teruji;

0546TBD06 00 16
Kelebihan arbitrase institusional (Cont’d…)

d. membantu penanganan masalah administrasi yang


berkaitan dengan proses arbitrase (mis. biaya arbiter,
biaya administrasi perkara);
e. membantu agar putusan arbitrase yang dijatuhkan
berkualitas dan dapat dilaksanakan;
f. Putusan arbitrase yang dijatuhkan biasanya memperoleh
penghargaan/ penghormatan yang lebih besar
dibandingkan putusan arbitrase ad hoc.

0546TBD06 00 17
MENGAPA PERLU
PENDEKATAN MUFAKAT?
• COCOK UNTUK SENGKETA ANTARA PARA
PELAKU USAHA: MEMELIHARA HUBUNGAN
UNTUK KEUNTUNGAN BERSAMA, LEBIH HEMAT
WAKTU, MEMBERI RUANG YANG LEBIH BESAR
DAN LUWES BAGI PARA PIHAK MENCARI BENTUK
PENYELESAIAN YANG DAPAT MEREKA SEPAKATI
(WIN-WIN SOLUTION).
• SESUAI DENGAN SALAH SATU CARA
PENYELESAIAN SENGKETA YANG DIKENAL
DALAM ISLAM, YAITU: ISLAH-SUL

0546TBD06 00 18
Kelemahan pendekatan
musyawarah/konsensus
1. Tidak semua kasus sengketa layak diselesaikan secara
musyawarah.
2. Proses memerlukan kemauan bersama.
3. Kemauan bersama ditentukan/dipengaruhi oleh
perimbangan kekuatan.
4. Hasil akhir tidak memiliki kekuatan ekskutorial, terkecuali
mediasi di Pengadilan.

0546TBD06 00 19
Keuntungan lain Mediasi

a. Memperbaiki komunikasi antara para pihak yang


bersengketa;
b. Membantu melepaskan kemarahan terhadap pihak lawan
dan;
c. Meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan
posisi masing-masing pihak;
d. Mengetahui hal-hal atau isu-isu yang tersembunyi yang
terkait dengan sengketa yang sebelumnya tidak disadari;
e. Mendapatkan ide yang kreatif untuk menyelesaikan
sengketa.

0546TBD06 00 20
Pendapat Ahli
Pasal 52 UU No. 30/1999: "Para pihak dalam suatu perjanjian
berhak untuk memohon pendapat yang mengikat dari lembaga
arbitrase atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian”.
Penjelasan Pasal 52: "Tanpa adanya suatu sengketa pun,
lembaga arbitrase dapat menerima permintaan yang diajukan
oleh para pihak dalam suatu perjanjian, untuk memberikan
suatu pendapat yang mengikat (binding opinion) mengenai
suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian tersebut.
Misalnya mengenai penafsiran ketentuan yang kurang jelas,
penambahan atau perubahan pada ketentuan yang
berhubungan dengan timbulnya keadaan baru dan lain-lain.
Dengan diberikannya pendapat oleh lembaga arbitrase tersebut
kedua belah pihak terikat padanya dan salah satu pihak yang
bertindak bertentangan dengan pendapat itu akan dianggap
melanggar perjanjian".
0546TBD06 00 21
Pasal 53: "Terhadap pendapat yang mengikat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 tidak dapat dilakukan perlawanan
melalui upaya hukum apapun".

Pendapat ahli tidak harus dari lembaga arbitrase. Para pihak


dapat menunjuk ahli di luar lembaga arbitrase untuk memeriksa
bahan-bahan yang diserahkan para pihak dan selanjutnya
memberikan pendapatnya sehubungan dengan permasalahan
yang diajukan kepadanya.

Pendapat ahli cocok digunakan bila sengketa tidak mengenai


tanggung-jawab hukum, akan tetapi masalah penilaian fakta
atau peristiwa, masalah teknis atau ilmiah.
0546TBD06 00 22
Pencari Fakta

a. Sifat proses yang dijalankan adalah investigasi/


penyelidikan yang bersifat tertutup;
b. Pihak netral memiliki keahlian di bidang yang
disengketakan;
c. Hasil akhir adalah rekomendasi/ laporan.

0546TBD06 00 23
PENERAPAN PENCARI FAKTA
• KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM
OLEH KOMNAS HAM,
• KASUS-KASUS LINGKUNGAN HIDUP
OLEH TIM AD HOC.

0546TBD06 00 24
FOKUS PELATIHAN INI:
• KETRAMPILAN NEGOSIASI DAN
MEDIASI
• BERDASARKAN MUSYAWARAH
MUFAKAT PARA PIHAK

0546TBD06 00 25
TERIMAKASIH

0546TBD06 00 26

Anda mungkin juga menyukai