Anda di halaman 1dari 5

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

5 Juli 1959 - 1965

 Menurut UUD 1945 : Kedaulatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

 Ciri : Kepemimpinan Tunggal Presiden Soekarno


Pembentukan MPRS
Penetapan Presiden no.2 tahun 1959
Anggota:261 anggota DPR
92 utusan Daerah
200 wakil golongan

Tugas: menetapkan GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)


Sidang Umum ke-1 (10 Nov-7 Des 1960)
Tap no 1/MPRS/1960 : Manifesto politik sebagai GBHN
Sidang Umum ke-2 (15-22 Mei 1963)
Tap No 3/MPRS/1963 : Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
Sidang Umum ke-3 (11-16 April 1965)
Tap No 5/MPRS/1965 : Pidato Soekarno yang berjudul Berdikari sebagai
pedoman revolusi dan politik luar negeri Indonesia
Pembentukan DPAS
Berdasar Penpres No.3 tahun 1959
Ketua: Presiden Soekarno

Pembentukan DPR GR
Berdasar Penpres No.4 tahun 1959
Penolakan RAPBN tahun 1960 yang diajukan Presiden

Pembentukan Kabinet Kerja


Dibentuk 10 Juli 1959
Ir Juanda sebagai Menteri Pertama

Pembentukan Front Nasional


Berdasar Penpres No.13 tahun 1959
Tujuan: menyatukan segala bentuk potensi nasional

Pembentukan Dewan Perancang Nasional (DEPERNAS)


Tugas: merancang dan mengevaluasi pembangunan
Ketua: Moh Yamin
1963 diganti menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional, ketua
Soekarno
Penataan Kehidupan Politik
 Pemasyarakatan ajaran NASAKOM (nasionalis, agama,
komunis)
- Banyak dimanfaatkan PKI untuk mengekspresikan dirinya
- Membentuk pemahaman yang sama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
- Kelompok kritis dari kalangan kampus dan ABRI

Pemasyarakatan ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme


Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
- Memperkuat kedudukan Presiden Soekarno
- Akibatnya, semua lembaga negara berada di bawah Presiden

 Pembatasan Partai-Partai
- Makin memperkuat kedudukan Presiden
- Partai yang tidak memenuhi ketentuan
Peristiwa Ekonomi Indonesia
Pasca Pengakuan Kedaulatan

 Kondisi ekonomi menjelang pengakuan kedaulatan


- Eksploitasi masa pendudukan Jepang
- Blokade ekonomi oleh Belanda

 Kebijakan ekonomi pasca pengakuan kedaulatan


- Plan Kasimo : menciptakan swasembada pangan, transmigrasi bagi 20 juta penduduk
Jawa ke Sumatera
- Gunting Syafrudin : 20 Maret 1950 memotong semua uang bernilai Rp2,50 keatas
menjadi setengahnya
- Sistem Ekonomi Gerakan Benteng : Dr. Sumitro Joyohadikusumo: perlu ditumbuhkan
pengusaha-pengusaha pribumi
- Nasionalisasi de Javasche Bank : Berdasar UU No.24 tahun 1951 menjadi Bank
Indonesia
- Sistem Ekonomi Ali-Baba : Mr Iskaq Cokrohadisuryo perlu kerjasama pengusaha

pribumi dan Tionghoa

Anda mungkin juga menyukai