Anda di halaman 1dari 26

ASPEK HUKUM

DALAM DUNIA KONSTRUKSI

Kuliah Sesi 6 (13 Oktober 2021)


Dosen Pengampu MK :
SITI NURJANAH AHMAD
Aspek hukum kontruksi sangat penting
dipelajari oleh mahasiswa bidang teknik
sipil terlebih lagi seorang insinyur sipil,
karena hal ini akan menjadi dasar atau
landasan jika seorang insiyur sipil akan
PENTINGNY merencanakan suatu proyek.
A ASPEK
HUKUM Dengan mengetahui aspek-aspek hukum
kontruksi, hal ini akan membantu seorang
insiyur sipil untuk lebih bijak dalam
mengambil keputusan dan menjadi lebih
paham tentang hal-hal yang boleh dan tidak,
juga untuk menghindari penipuan atau
kecurangan dalam menjalankan proyek.
FUNGSI HUKUM DALAM KONSTRUKSI.

Apakah dibutuhkan payung hukum ?


 

Tentu saja, hukum sangat diperlukan karena


hukumlah yang akan menentukan kebenaran.
Dengan adanya hukum yang mengatur tentang
konstruksi, tentu akan sangat membantu dan
menolong pihak-pihak yang terlibat dalam urusan
tentang hukum kontruksi.
FUNGSI HUKUM DALAM KONSTRUKSI.
Payung hukum dibutuhkan karena mencakup beberapa
hal diantarannya adalah :
1. Kontrak
2. KKN dalam Proyek
3. Kegagalan dalam proyek
4. Hak dan kewajiban stakeholder dalam proyek
5. Claim arbitrase Negosiasi
6. Resiko lain dalam Proyek
PENGERTIAN JASA KONSTRUKSI SECARA UMUM
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa Pengguna jasa dan penyedia jasa dapat
konsultasi perencanaan pekerjaan merupakan orang perseorangan atau
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan badan usaha baik yang berbentuk badan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa hukum maupun yang bukan berbentuk
konsultasi pengawasan pekerjaan badan hukum.
konstruksi.
Penyedia jasa konstruksi yang merupakan perseorangan
Para pihak dalam suatu hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang
pekerjaan konstruksi
berbiaya kecil. Sedangkan pekerjaan konstruksi yang
terdiri dari pengguna berisiko besar atau yang berteknologi tinggi dan/atau
jasa dan penyedia yang berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan
jasa. usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau badan
usaha asing yang dipersamakan.
PENGERTIAN TENDER
Menurut Soeharto(1997), tender adalah proses
Tender adalah proses pemilihan kontraktor yang meliputi rangkaian
pelelangan proyek, kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan
dimana pemilik proyek jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan
ingin mendapatkan mitra paket lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk
mengangani implementasi fisik proyek.
kerja yang menyediakan
jasa kontruksi sesuai Menurut Nugraha (1985) tender adalah proses
yang diinginkan oleh pemilihan konsultan perencana, pengawas, maupun
pemilik proyek tersebut. kontraktor yang meliputi proses prakualifikasi,
pengumuman pelelangan, penjelasan pekerjaan,
pembukaan tender, proses evaluasi tender, penetapan,
dan penunjukan pemenang.
PERANAN ASPEK HUKUM
DALAM PELELANGAN PROYEK ATAU TENDER

Umumnya instansi yang telah


Dalam pelelangan proyek memenangkan tender akan membuat
atau tender, sering terjadi kontrak dengan owner dari proyek
kecurangan-kecurangan tersebut, yang dimana kontrak itu
mengatur tentang persyaratan-
oleh pihak-pihak tertentu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh
yang bertujuan untuk penyedia jasa dan owner yang
merugikan pihak lain demi bersifat mengikat dan diatur
mendapatkan keuntungan berdasarkan UUD 1945, khususnya
pribadi. hukum yang mengatur tentang
pekerjaan yang berhubungan
ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM DUNIA KONSTRUKSI

Jasa konstruksi mempunyai


peranan penting dan strategis
Untuk itu, dirasakan perlu
dalam pencapaian berbagai
pengaturan secara rinci dan jelas
sasaran guna menunjang
mengenai jasa konstruksi, yang
terwujudnya tujuan pembangunan
kemudian dituangkan dalam di
nasional, di mana pembangunan
dalam Undang-Undang No. 18
nasional bertujuan untuk
Tahun 1999 tentang Jasa
mewujudkan masyarakat adil dan
Konstruksi (UU Jasa
makmur yang merata material dan
Konstruksi)
spiritual berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Beberapa ASPEK HUKUM yang sering menimbulkan dampak
hukum yang cukup luas antara lain:
 Penghentian sementara pekerjaan (suspension of work)
 Pengakhiran perjanjian/pemutusan kontrak
 Ganti rugi keterlambatan (liquidated damages)
 Penyelesaian perselisihan (settlement of dispute)
 Keadaan memaksa (force majeure)
 Hukum yang berlaku (governing law)
 Bahasa kontrak (contract language)
 Domisili
 Pengesampingan pasal 1266 KUH Perdata bila menghendaki
pemutusan kontrak tanpa melalui pengadilan
PERIZINAN
BAGI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha harus :
(i) memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang jasa konstruksi dan
(ii) memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi.
Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian kerja adalah pengakuan tingkat
keahlian kerja setiap badan usaha baik nasional maupun asing yang bekerja di bidang
usaha jasa konstruksi.
Pengakuan tersebut diperoleh melalui ujian yang dilakukan oleh badan/lembaga
yang bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Proses untuk mendapatkan pengakuan tersebut dilakukan melalui kegiatan registrasi,
yang meliputi klasifikasi, kualifikasi, dan sertifikasi.
Dengan demikian, hanya badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang
diizinkan untuk bekerja di bidang usaha jasa konstruksi.
Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan
PERIZINAN BAGI usaha harus :
(i) memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang
PENYEDIA JASA jasa konstruksi dan
KONSTRUKSI (ii) memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi
perusahaan jasa konstruksi.
Pengakuan tersebut diperoleh
Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian
melalui ujian yang dilakukan
kerja adalah pengakuan tingkat keahlian kerja
oleh badan/lembaga yang
setiap badan usaha baik nasional maupun
bertugas untuk melaksanakan
asing yang bekerja di bidang usaha jasa
tugas-tugas tersebut.
konstruksi.
Proses untuk mendapatkan
pengakuan tersebut dilakukan
Dengan demikian, hanya badan usaha yang
melalui kegiatan registrasi, yang
memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan
meliputi klasifikasi, kualifikasi,
untuk bekerja di bidang usaha jasa
dan sertifikasi
konstruksi
Berkenaan dengan izin usaha jasa konstruksi, telah
diatur lebih lanjut dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (PP 28/2000) jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas PP 28/2000 (PP 4/2010) dan
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Pemberian
Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional.
PENGIKATAN SUATU PEKERJAAN KONSTRUKSI.

Pengikatan dalam hubungan kerja Pemilihan penyedia jasa harus


jasa konstruksi dilakukan mempertimbangkan kesesuaian
berdasarkan prinsip persaingan yang bidang, keseimbangan antara
sehat melalui pemilihan penyedia
kemampuan dan beban kerja, serta
jasa dengan cara pelelangan umum
kinerja penyedia jasa.
atau terbatas, dan dalam keadaan
Badan-badan usaha yang dimiliki
tertentu, penetapan penyedia jasa
oleh satu atau kelompok orang yang
dapat dilakukan dengan cara
sama atau berada pada kepengurusan
pemilihan langsung atau
penunjukkan langsung. yang sama tidak boleh mengikuti
pelelangan untuk satu pekerjaan
konstruksi secara bersamaan.
PENGIKATAN
SUATU PEKERJAAN KONSTRUKSI

Berkenaan dengan tata cara pemilihan penyedia jasa


ini, telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi (PP 29/2000) jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP
29/2000.
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI.

Pengaturan hubungan kerja konstruksi antara


pengguna jasa dan penyedia jasa harus
dituangkan dalam kontrak kerja konstruksi.

Suatu kontrak kerja konstruksi dibuat dalam


bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak kerja
konstruksi dengan pihak asing, maka dibuat
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
CONTOH
SURAT
PERJANJIAN
KONTRAK
KERJA
KONSTRUKSI
Suatu kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup uraian
mengenai :
(i) para pihak;
(ii) rumusan pekerjaan;
(iii) masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan;
(iv) tenaga ahli;
(v) hak dan kewajiban para pihak;
(vi) tata cara pembayaran;
(vii) cidera janji;
(viii) penyelesaian perselisihan;
(ix) pemutusan kontrak kerja konstruksi;
(x) keadaan memaksa (force majeure);
(xi) kegagalan bangunan;
(xii) perlindungan pekerja;
(xiii) aspek lingkungan.
Sehubungan dengan kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, harus
memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan intelektual.
Uraian mengenai rumusan pekerjaan meliputi lingkup kerja, nilai
pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan.
Rincian lingkup kerja ini meliputi :
(a) volume pekerjaan, yakni besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan;
(b) persyaratan administrasi, yakni prosedur yang harus dipenuhi oleh
para pihak dalam mengadakan interaksi;
(c) persyaratan teknik, yakni ketentuan keteknikan yang wajib dipenuhi oleh
penyedia jasa;
(d) pertanggungan atau jaminan yang merupakan bentuk perlindungan
antara lain untuk pelaksanaan pekerjaan, penerimaan uang muka,
kecelakaan bagi tenaga kerja dan masyarakat;
(e) laporan hasil pekerjaan konstruksi, yakni hasil kemajuan pekerjaan
yang dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis.
Sedangkan, Uraian
mengenai rumusan Uraian mengenai rumusan
pekerjaan meliputi nilai pekerjaan meliputi Batasan
pekerjaan yakni mencakup waktu pelaksanaan adalah
jumlah besaran biaya yang jangka waktu untuk
akan diterima oleh menyelesaikan keseluruhan
penyedia jasa untuk lingkup pekerjaan termasuk
pelaksanaan keseluruhan masa pemeliharaan.
lingkup pekerjaan.
Masyarakat juga memiliki peran dalam suatu
penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi,
diantaranya untuk :
1. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan
tertib pelaksanaan jasa konstruksi;
PERAN 2. Memperoleh penggantian yang layak atas
MASYARAKAT kerugian yang dialami secara langsung
DAN sebagai akibat penyelenggaraan
konstruksi;
MASYARAKAT 3. Menjaga ketertiban dan memenuhi
JASA ketentuan yang berlaku di bidang
KONSTRUKSI pelaksanaan jasa konstruksi;
4. Turut mencegah terjadinya pekerjaan
konstruksi yang membahayakan
kepentingan umum.
Masyarakat jasa konstruksi merupakan
bagian dari masyarakat yang
mempunyai kepentingan dan/atau
kegiatan yang berhubungan dengan
usaha dan pekerjaan jasa konstruksi. PERAN
Masyarakat jasa konstruksi ini MASYARAKAT
diselenggarakan melalui suatu forum
DAN
jasa konstruksi yang dilakukan oleh
suatu lembaga yang independen dan MASYARAKAT
mandiri. JASA
Forum ini bersifat mandiri dan KONSTRUKSI
memiliki serta menjunjung tinggi kode
etik profesi.
Peran masyarakat jasa konstruksi ini
diatur lebih lanjut dalam PP 4/2010.
PERAN PEMERINTAH
DALAM PENYELENGGARAAN
KONTRUKSI.
Pengaturan yang dimaksud
Pemerintah juga memiliki peran
dalam penyelenggaraan suatu dilakukan dengan menerbitkan
jasa konstruksi, yaitu melakukan peraturan perundang-undangan dan
pembinaan jasa konstruksi standar-standar teknis.
dalam bentuk pengaturan, Sedangkan pemberdayaan
pemberdayaan, dan dilakukan terhadap usaha jasa
pengawasan. konstruksi dan masyarakat untuk
menumbuhkembangkan kesadaran
akan hak, kewajiban, dan perannya
dalam pelaksanaan jasa konstruksi.
Selanjutnya, Mengenai Pengawasan, dilakukan terhadap
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin
terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembinaan ini dapat dilakukan bersama-sama
dengan masyarakat jasa konstruksi. Pembinaan jasa
konstruksi ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
GUGATAN MASYARAKAT
Dalam suatu penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, terdapat
kemungkinan bahwa masyarakat mengalami kerugian sebagai
akibat dari penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tersebut.
Karena itulah, masyarakat memiliki hak mengajukan gugatan
perwakilan.
Yang dimaksud dengan hak mengajukan gugatan perwakilan
adalah hak kelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili
masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan atas dasar
kesamaan permasalahan, faktor hukum dan ketentuan yang
ditimbulkan karena kerugian atau gangguan sebagai akibat dari
kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
SANKSI DALAM DUNIA KONTRUKSI

Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas pelanggaran UU Jasa


Konstruksi adalah berupa :
• peringatan tertulis;
• penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
• pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
• larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi (khusus
bagi pengguna jasa);
• pembekuan izin usaha dan/atau profesi; dan
• pencabutan izin usaha dan/atau profesi.
Selain sanksi administratif tersebut, penyelenggara pekerjaan
konstruksi dapat dikenakan denda paling banyak sebesar 10%
(sepuluh per seratus) dari nilai kontrak atau pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun.

Anda mungkin juga menyukai