Dosen Pengampu MK : SITI NURJANAH AHMAD Aspek hukum kontruksi sangat penting dipelajari oleh mahasiswa bidang teknik sipil terlebih lagi seorang insinyur sipil, karena hal ini akan menjadi dasar atau landasan jika seorang insiyur sipil akan PENTINGNY merencanakan suatu proyek. A ASPEK HUKUM Dengan mengetahui aspek-aspek hukum kontruksi, hal ini akan membantu seorang insiyur sipil untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan dan menjadi lebih paham tentang hal-hal yang boleh dan tidak, juga untuk menghindari penipuan atau kecurangan dalam menjalankan proyek. FUNGSI HUKUM DALAM KONSTRUKSI.
Apakah dibutuhkan payung hukum ?
Tentu saja, hukum sangat diperlukan karena
hukumlah yang akan menentukan kebenaran. Dengan adanya hukum yang mengatur tentang konstruksi, tentu akan sangat membantu dan menolong pihak-pihak yang terlibat dalam urusan tentang hukum kontruksi. FUNGSI HUKUM DALAM KONSTRUKSI. Payung hukum dibutuhkan karena mencakup beberapa hal diantarannya adalah : 1. Kontrak 2. KKN dalam Proyek 3. Kegagalan dalam proyek 4. Hak dan kewajiban stakeholder dalam proyek 5. Claim arbitrase Negosiasi 6. Resiko lain dalam Proyek PENGERTIAN JASA KONSTRUKSI SECARA UMUM Jasa Konstruksi adalah layanan jasa Pengguna jasa dan penyedia jasa dapat konsultasi perencanaan pekerjaan merupakan orang perseorangan atau konstruksi, layanan jasa pelaksanaan badan usaha baik yang berbentuk badan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa hukum maupun yang bukan berbentuk konsultasi pengawasan pekerjaan badan hukum. konstruksi. Penyedia jasa konstruksi yang merupakan perseorangan Para pihak dalam suatu hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang pekerjaan konstruksi berbiaya kecil. Sedangkan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari pengguna berisiko besar atau yang berteknologi tinggi dan/atau jasa dan penyedia yang berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan jasa. usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan. PENGERTIAN TENDER Menurut Soeharto(1997), tender adalah proses Tender adalah proses pemilihan kontraktor yang meliputi rangkaian pelelangan proyek, kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan dimana pemilik proyek jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan ingin mendapatkan mitra paket lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk mengangani implementasi fisik proyek. kerja yang menyediakan jasa kontruksi sesuai Menurut Nugraha (1985) tender adalah proses yang diinginkan oleh pemilihan konsultan perencana, pengawas, maupun pemilik proyek tersebut. kontraktor yang meliputi proses prakualifikasi, pengumuman pelelangan, penjelasan pekerjaan, pembukaan tender, proses evaluasi tender, penetapan, dan penunjukan pemenang. PERANAN ASPEK HUKUM DALAM PELELANGAN PROYEK ATAU TENDER
Umumnya instansi yang telah
Dalam pelelangan proyek memenangkan tender akan membuat atau tender, sering terjadi kontrak dengan owner dari proyek kecurangan-kecurangan tersebut, yang dimana kontrak itu mengatur tentang persyaratan- oleh pihak-pihak tertentu persyaratan yang harus dipenuhi oleh yang bertujuan untuk penyedia jasa dan owner yang merugikan pihak lain demi bersifat mengikat dan diatur mendapatkan keuntungan berdasarkan UUD 1945, khususnya pribadi. hukum yang mengatur tentang pekerjaan yang berhubungan ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM DUNIA KONSTRUKSI
Jasa konstruksi mempunyai
peranan penting dan strategis Untuk itu, dirasakan perlu dalam pencapaian berbagai pengaturan secara rinci dan jelas sasaran guna menunjang mengenai jasa konstruksi, yang terwujudnya tujuan pembangunan kemudian dituangkan dalam di nasional, di mana pembangunan dalam Undang-Undang No. 18 nasional bertujuan untuk Tahun 1999 tentang Jasa mewujudkan masyarakat adil dan Konstruksi (UU Jasa makmur yang merata material dan Konstruksi) spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa ASPEK HUKUM yang sering menimbulkan dampak hukum yang cukup luas antara lain: Penghentian sementara pekerjaan (suspension of work) Pengakhiran perjanjian/pemutusan kontrak Ganti rugi keterlambatan (liquidated damages) Penyelesaian perselisihan (settlement of dispute) Keadaan memaksa (force majeure) Hukum yang berlaku (governing law) Bahasa kontrak (contract language) Domisili Pengesampingan pasal 1266 KUH Perdata bila menghendaki pemutusan kontrak tanpa melalui pengadilan PERIZINAN BAGI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha harus : (i) memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang jasa konstruksi dan (ii) memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian kerja adalah pengakuan tingkat keahlian kerja setiap badan usaha baik nasional maupun asing yang bekerja di bidang usaha jasa konstruksi. Pengakuan tersebut diperoleh melalui ujian yang dilakukan oleh badan/lembaga yang bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Proses untuk mendapatkan pengakuan tersebut dilakukan melalui kegiatan registrasi, yang meliputi klasifikasi, kualifikasi, dan sertifikasi. Dengan demikian, hanya badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan untuk bekerja di bidang usaha jasa konstruksi. Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan PERIZINAN BAGI usaha harus : (i) memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang PENYEDIA JASA jasa konstruksi dan KONSTRUKSI (ii) memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Pengakuan tersebut diperoleh Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian melalui ujian yang dilakukan kerja adalah pengakuan tingkat keahlian kerja oleh badan/lembaga yang setiap badan usaha baik nasional maupun bertugas untuk melaksanakan asing yang bekerja di bidang usaha jasa tugas-tugas tersebut. konstruksi. Proses untuk mendapatkan pengakuan tersebut dilakukan Dengan demikian, hanya badan usaha yang melalui kegiatan registrasi, yang memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan meliputi klasifikasi, kualifikasi, untuk bekerja di bidang usaha jasa dan sertifikasi konstruksi Berkenaan dengan izin usaha jasa konstruksi, telah diatur lebih lanjut dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (PP 28/2000) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP 28/2000 (PP 4/2010) dan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. PENGIKATAN SUATU PEKERJAAN KONSTRUKSI.
Pengikatan dalam hubungan kerja Pemilihan penyedia jasa harus
jasa konstruksi dilakukan mempertimbangkan kesesuaian berdasarkan prinsip persaingan yang bidang, keseimbangan antara sehat melalui pemilihan penyedia kemampuan dan beban kerja, serta jasa dengan cara pelelangan umum kinerja penyedia jasa. atau terbatas, dan dalam keadaan Badan-badan usaha yang dimiliki tertentu, penetapan penyedia jasa oleh satu atau kelompok orang yang dapat dilakukan dengan cara sama atau berada pada kepengurusan pemilihan langsung atau penunjukkan langsung. yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan. PENGIKATAN SUATU PEKERJAAN KONSTRUKSI
Berkenaan dengan tata cara pemilihan penyedia jasa
ini, telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (PP 29/2000) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP 29/2000. KONTRAK KERJA KONSTRUKSI.
Pengaturan hubungan kerja konstruksi antara
pengguna jasa dan penyedia jasa harus dituangkan dalam kontrak kerja konstruksi.
Suatu kontrak kerja konstruksi dibuat dalam
bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing, maka dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. CONTOH SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai : (i) para pihak; (ii) rumusan pekerjaan; (iii) masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan; (iv) tenaga ahli; (v) hak dan kewajiban para pihak; (vi) tata cara pembayaran; (vii) cidera janji; (viii) penyelesaian perselisihan; (ix) pemutusan kontrak kerja konstruksi; (x) keadaan memaksa (force majeure); (xi) kegagalan bangunan; (xii) perlindungan pekerja; (xiii) aspek lingkungan. Sehubungan dengan kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, harus memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan intelektual. Uraian mengenai rumusan pekerjaan meliputi lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan. Rincian lingkup kerja ini meliputi : (a) volume pekerjaan, yakni besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan; (b) persyaratan administrasi, yakni prosedur yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam mengadakan interaksi; (c) persyaratan teknik, yakni ketentuan keteknikan yang wajib dipenuhi oleh penyedia jasa; (d) pertanggungan atau jaminan yang merupakan bentuk perlindungan antara lain untuk pelaksanaan pekerjaan, penerimaan uang muka, kecelakaan bagi tenaga kerja dan masyarakat; (e) laporan hasil pekerjaan konstruksi, yakni hasil kemajuan pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis. Sedangkan, Uraian mengenai rumusan Uraian mengenai rumusan pekerjaan meliputi nilai pekerjaan meliputi Batasan pekerjaan yakni mencakup waktu pelaksanaan adalah jumlah besaran biaya yang jangka waktu untuk akan diterima oleh menyelesaikan keseluruhan penyedia jasa untuk lingkup pekerjaan termasuk pelaksanaan keseluruhan masa pemeliharaan. lingkup pekerjaan. Masyarakat juga memiliki peran dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi, diantaranya untuk : 1. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksi; PERAN 2. Memperoleh penggantian yang layak atas MASYARAKAT kerugian yang dialami secara langsung DAN sebagai akibat penyelenggaraan konstruksi; MASYARAKAT 3. Menjaga ketertiban dan memenuhi JASA ketentuan yang berlaku di bidang KONSTRUKSI pelaksanaan jasa konstruksi; 4. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan umum. Masyarakat jasa konstruksi merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingan dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa konstruksi. PERAN Masyarakat jasa konstruksi ini MASYARAKAT diselenggarakan melalui suatu forum DAN jasa konstruksi yang dilakukan oleh suatu lembaga yang independen dan MASYARAKAT mandiri. JASA Forum ini bersifat mandiri dan KONSTRUKSI memiliki serta menjunjung tinggi kode etik profesi. Peran masyarakat jasa konstruksi ini diatur lebih lanjut dalam PP 4/2010. PERAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN KONTRUKSI. Pengaturan yang dimaksud Pemerintah juga memiliki peran dalam penyelenggaraan suatu dilakukan dengan menerbitkan jasa konstruksi, yaitu melakukan peraturan perundang-undangan dan pembinaan jasa konstruksi standar-standar teknis. dalam bentuk pengaturan, Sedangkan pemberdayaan pemberdayaan, dan dilakukan terhadap usaha jasa pengawasan. konstruksi dan masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewajiban, dan perannya dalam pelaksanaan jasa konstruksi. Selanjutnya, Mengenai Pengawasan, dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan ini dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat jasa konstruksi. Pembinaan jasa konstruksi ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi. GUGATAN MASYARAKAT Dalam suatu penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, terdapat kemungkinan bahwa masyarakat mengalami kerugian sebagai akibat dari penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tersebut. Karena itulah, masyarakat memiliki hak mengajukan gugatan perwakilan. Yang dimaksud dengan hak mengajukan gugatan perwakilan adalah hak kelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan atas dasar kesamaan permasalahan, faktor hukum dan ketentuan yang ditimbulkan karena kerugian atau gangguan sebagai akibat dari kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. SANKSI DALAM DUNIA KONTRUKSI
Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas pelanggaran UU Jasa
Konstruksi adalah berupa : • peringatan tertulis; • penghentian sementara pekerjaan konstruksi; • pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi; • larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi (khusus bagi pengguna jasa); • pembekuan izin usaha dan/atau profesi; dan • pencabutan izin usaha dan/atau profesi. Selain sanksi administratif tersebut, penyelenggara pekerjaan konstruksi dapat dikenakan denda paling banyak sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak atau pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.