Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR ILMU HUKUM

Oleh:
Prof. Dr. Musakkir, S.H., M.H.
HUKUM SEBAGAI KAIDAH
PENGERTIAN KAIDAH
• N.E Algra et.al mengemukakan arti harfiah dari
kaidah: “Kaidah (atau norma) berasal dari Bahasa
latin : norma – siku-siku
• Suatu siku-siku mempunyai dua fungsi:
1. Alat bantu untuk mengkonstruksi sudut 90
derajat
2. Alat yang dapat dipergunakan untuk
memeriksa apakah suatu sudut yang telah
ada betul-betul 90 derajat.
PENGERTIAN KAIDAH
• Jadi secara sederhana kaidah atau norma
dapat digambarkan sebagai aturan tingkah
laku: sesuatu yang seharusnya atau sesuatu
yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam keadaan tertentu. Ada yang
menyebutkan kaidah sebagai petunjuk hidup
yang mengikat.
Kaidah Hukum
• Kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi
oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan
berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat negara, sehingga
berlakunya kaidah hukum dapat dipertahankan. Kaidah hukum ditujukan kepada
sikap lahir manusia atau perbuatan nyata yang dilakukan manusia.
• Adanya suatu kaidah hukum maka hukum dapat dipandang sebagai kaidah.
Hukum sebagai kaidah adalah sebagai pedoman atau patokan sikap tindak atau
perilaku yang baik atau diharapkan. Pada konteks ini masyarakat memandang
bahwa hukum merupakan patokan - patokan atau pedoman-pedoman yang harus
mereka lakukan atau tidak boleh mereka lakukan.
Sumber Kaidah Hukum
 Kaidah Hukum
 Sumbernya dari masyarakat yang diwakili oleh suatu
otoritas tertinggi dan terorganisisr
 Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud gantirugi
perdata, denda, kurungan penjara sampai hukuman
mati
 Isinya ditujukan mutlak pada sikap lahir
 Bertujuan untuk ketertiban masyarakat
 Daya kerjanya mengharmonisasikan hak dan
kewajiban
PROSES LAHIRNYA KAIDAH
HUKUM
Mengenai usul-usul kaidah hukum, pada pokoknya
dapat dibedakan atas du macam:
1. Kaidah hukum yang berasal dari kaidah-kaidah
sosial lain di dalam msyarakat, yang dalam
istilah Paul Bohannan dinamakan: kaidah hukum
yang berasal dari proses double legitimacy atau
pemberian ulang legitimasi dari suatu kaidah
sosial non hukum (moral, agama, kesopanan)
menjadi suatu kadiah hukum.
HUKUM SEBAGAI
KAIDAH SOSIAL
Kaidah Hukum sebagai salah satu kaidah sosial
mempunyai 2 sifat alternatif, yaitu:
1. Ada kemungkinan bersifat imperatif, yaitu secara
a’priori wajib ditaati. Kaidah ini tidak dapat
dikesampingkan dalam suatu keadaan konkrit,
hanya karena para pihak membuat perjanjian.
2. Ada kemungkinan bersifat fakultatif, yaitu tidaklah
secara a’priori mengikat atau wajib ditaati. Jadi
kaidah yang bersifat fakultatif ini merupakan
kaidah hukum yang di dalam keadaan konkrit dapat
dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh
para pihak
HUKUM SEBAGAI KAIDAH
SOSIAL
Contohnya:
larangan membunuh telah dikenal sebelumnya
dalam kaidah agama, kaidah moral, dan melalui
proses pelembagaan kembali diubah menjadi
kaidah hukum yang dituangkan alam Pasal 338
KUH Pidana.
HUKUM SEBAGAI KAIDAH
SOSIAL
2. Kaidah hukum yang diturunkan oleh otoritas
tertinggi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pada saat itu, dan langsung terwujud dalam
wujud kaidah hukum, serta sama sekali tidak
berasal dari kaidah sosial lain sebelumnya.

Contohnya:
Undang-undang lalulintas dan angkutan jalan

Anda mungkin juga menyukai