Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

Beatris prisilia prisca


mamungko mangantara
Anastacia
Lindsay Chelsea Delaya Pondoki
Heydemans

Defianty Annisa Ayu


Lengkey Hengkebohang Jeyane Rambi
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
A. Pengertian Diksi

Diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (cocok penggunaannya ) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertntu (seperti yang diharapkan )”
(KBBI : 1994 ).

Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic,menyatakan bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam umum ataupun dalam karang- mengarang. Diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam karang-mengarang,hal tulis menulis, serta tutur sapa. Untuk memilih kata dengan baik, setiap
orang harus mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan. Penguasaan kosa kata ini sangat menentukan ketika
seseorang ingin menyampaikan pikirannya kepada orang lain. Orang yang sedikit saja menguasai kosa kata akan
mengalami kesulitan menyampaikan pesan,ide,maupun pokok pikiran kepada orang lain.
B.Persyaratan Diksi
Dalam memilih kata, ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyaratan
ketepatan dan kesesuaian. Tepat artinya kata kata itu dapat mengungkapkan dengan
tepat apa yang ingin diungkapkan. Disamping itu ungkapan juga harus dapat dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan penulis. Persyaratan
kesesuaian menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan
keadaan pembaca.
Untuk memenuhi kedua persyaratan diatas, maka perlu diperhatikan:
a.Kaidah kelompok kata /frase
b.Kaidah makna kata
c.Kaidah lingkungan social
d.Kaidah karang mengarang
Homonim ialah kata yang bentuknya sama, tetapi artinya beda atau tidak sama. Contoh antara buku yang
berarti kitab dengan buku yang berarti ruas, antara kata bisa berarti dapat dengan bisa yang berarti racun.
Oleh karena itulah kata buku dan bisa yang pertama berhomonim dengan kata buku dan bisa yang kedua.
Demikian pulalah sebaliknya, karena yang homonim itu bersifat dua arah. Homonim ini terjadi karna dua hal,
yakni:
• Pertama kata yang homonim itu berasal dari bahasa yang berlainan. Umpamanya kata bisa yang berarti
racun berasal dari bahasa Melayu, sedangkan kata bisa yang berarti dapat berasal dari bahasa Jawa.
• Kedua, kata kata hominim itu terjadi karna hasil proses morfologi. Misalnya, kata bentukan mengukur
dapat berarti mempergunakan alat kukur disamping itu ada pula kata bentukan mengukur dapat berarti
mempergunakan alat ukur. Kata ventukan mengukur yang pertama berasal dari proses pengimbuhan me-
pada kata dasar kukur (me + kukur = mengukur) sedangkan kata bentukan mengukur yang kedua berasal
dari proses pengimbuhan me – pada kata dasar ukur ( me + ukur = mengukur ).
Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu homofon dan homograf.
Homofon adalah kata yang bunyinya sama,tetapi tulisan dan artinya berbeda. Contohnya kata bank dengan
kata bang. Kedua patahan kata ini mempunyai bunyi persis sama, tetapi dituliskan dengan bentuk yang
berbeda.
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi benyinya berbeda dan juga mknnya berbeda.Kata
antonim berasal dari kata yunani, yaitu aroma yang berarti nama an anti yang berarti melawan. Jadi secara
harafiah antonim adalah  dua patah kata yang maknanya hampir agak berlawanan. Dikatakan agak karna sifat
berlawanan dari dua patah kata yang berntonim itu sangat relatif. Memang da kata kata yang tampaknya
mutlak berlawanan seperti antara kata atas dan kata bawah. Namun ada juga kata kata yang tidak mutlak
berlawanan seperti antara kata panjang dan kata pendek.
Oleh karna itu memilih kata harus dibedakan dengan baik dan cermat kata kata yang berlawanan ini. Kata-
kata yang berlawanan ini menurut ungkapan pikirannya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
● Kontradiksi serta
● Kontras/kontrer.
Ikatakan kontradiksi apabila dua pertanyaan tidak mungkin sama sama besar dan sama sama salah. Dengan
kata lain,salah satu dari pertanyaan itu dikatakan benar dan yang lainnya tidak benar. Jadi, di dalam
kontradiksi hanya ada satu pilihan yang benar. Umumnya, bentuk kontradisi ini dinyatakan dengan kata
bukan atau tidak.
Contoh:
Dua hari yang lalu adik memakan mangga itu
Dua hari yang lalu adik tidak memakan mangga itu
Kemudian dikatakan kontras apabila salah satu dari pernyataan mungkin
benar atau mungkin juga keda pernyataan itu salah. Oleh sebab itu, tidak
mungkin kedua pernyataan itu benar, tetapi salah satu mungkin benar atau
dapat pula terjadi kedu pernyataan tu salah.
Contoh:
Kata ayah, ”itu sebuah kuini.”
Kata ayah, ”itu sebuah kuini.”
c.Makna Kata dan Jenisnya
Yang disebut makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dan barang yang di acunya. Ada
bermacam-macam makna, diantaranya :

1.Makna leksikal dan makna gramatikal


Makna leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam
sebuah struktur (frasa, klausa, kalimat).
Contoh :
Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal manusia.
Makna gramatikal adalah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatika
(pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan).
Proses morfologis dapat menyebabkan perubahan jenis kata dan timbulnya makna baru.
Misalnya :
a)Sepatu ‘termasuk kata benda’sedangkan bersepatu ‘kata kerja’
b)Bersepatu memiliki makna memakai atau mempunyai sepatu.
2.Makna denotatif dan makna konotatif
Makna denotatif atau makna referensial adalah makna yang menunjuk langsung pada
acuan atau makna dasarntya. Makna konotatif atau makna evaluasi/emotif adalah
makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambaran
tertentu.
Contoh :
Merah ‘warna seperti warna darah’ (denotatif)
Merah ‘berani, dilarang’ (konotasi)
Makan hati ‘makan hati lembu/ayam’ (denotataif)
Makan hati ‘susah karena perbuatan orang lain’ (konotatif)
Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat
lugas atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makna denotatif disebut juga
dengan istilah :
•denotasional, konseptual, ideasional, referensial, proposional :karena makna itu
mengacu pada referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen.
•Kognitif : karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan, dan
menyangkut rasio manusia.
3.Makna konstektual

Makna konstektual Ialah makna yang ditentukan oleh konstek pemakainnya.


Contoh :Dian sedang belajar. Kehidupan mereka sedang saja. Dia mendapat nilai sedang. Kata yang
merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan
aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh panca indra, baik
didengar maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam
pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi. Wujud reaksi
itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa
tindakan. Hal ini bergantung pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respon akan muncul
berdsasarkan stimulusnya.
Lanjutan...

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu, yaitu :


• Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada
pendengar atau pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku.
• Perasaan merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaraannya, hal ini
berhubungan dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan pembicara.
• Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar atau
pembacanya.
• Tujuan yaitu sesuatu yang ingin di capai oleh pembicara atau penulis.
Makna kata merupakan hubungan antar bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya atau
hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang diacunya. Hubungan antara bentuk
dan referen akan menimbulkan makna ataui referensi.
KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang
terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif
dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
Kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut :
a.Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b.Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c.Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata
atau perbendaharaan kata bahasa.
SARAN

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang
sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing termasuk akronim), begitu
juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa
Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/diksi-atau-pilihan-kata-dalam-mata.htm
l
https://dedimulyana96.blogspot.com/2015/03/makalah-diksi-pilihan-kata.html
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai