Anda di halaman 1dari 38

PAIN ( Nyeri )

By
Yosep Rohyadi SKp.,MKep
What is pain ?
 Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan sehubungan
dengan aktual dan potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan
jaringan (International Association for the study of
pain)
 Nyeri adalah suatau perasaan yang menimbulkan
penderitaan secara fisik maupun mental dan
perasaan nyeri biasanya menimbulkan
ketegangan atau menjadi siksaan bagi yang
mengalaminya. (Wolf/weitzel/Everst)
 Nyeri adalah sesuatu yang dipersepsikan oleh
sensorik-sensorik dari rangsangan psikhis dan
lingkungan yang diinterpretasikan oleh otak
sehingga menimbulkan reaksi terhadap
rangsangan tersebut (Virginia Burke)
NEUROFISIOLOGI NYERI
Stimuli :
 Nyeri terjadi ketika nociceptor distimuli oleh
faktor : biologi, mekanik, thermal, elektrikal
dan kimiawi
 Intensitas dan durasi nyeri ditentukan oleh
sensasi, lama, kekuatan stimuli.
 Nociceptor di stimuli oleh kerusakan sel dan
pengeluaran lokal biokimia pada injuri sel
(bradikinin, asam amino, prostaglandin,
histamin, ion hidrogen)
Perjalanan Nyeri
 Nyeri dirasakan nociceptor pada tubuh. Perifer seperti kulit
(visera) kemudian di transmisikan melalui serabut aferen kecil
delta A (bermielin) dan serabut C (tak bermielin) ke spinal cord.
Serabut delta A menyebabkan sensasi tajam seperti akibat
terpotong, tersengat listrik. Serabut ini mentransmisikan stimulus
nyeri dengan cepat (0,1 detik) disebut dengan nyeri akut.
 Serabut C mentransmisikan impuls nyeri lebih lambat, nyeri
biasanya dari struktur tubuh bagian dalam (otot dan viscera)
menyebabkan sensasi panas yang menyebar dan rasa tidak
nyaman (Nyeri kronik)
 Kedua serabut tersebut terlibat dalam injuri
 Neuron berikutnya mentransmisikan impuls dari neuron aferen
ke dorsal horn dimana sinaps dalam substansia gelatinosa.
Impuls tersebut kermudian menyeberang ke traktus
spinothalamikus anterior dan lateral
 Impuls naik ke traktus spinithalamikus anterior dan lateral dan
melewati medula dan batang otak menuju thalamus
 Di thalamus dan corteks serebri impuls yang berbahaya di
persepsikan menjadi nyeri
Mekanisme Hambatan
 Serabut eferen yang berasal dari formasi retikular dan
midbrain yang menuju substansia gelatinosa dalam
dorsal horn pada spinal cord mungkin dihambat atau
dimodulasi.
 Sistem analgesia adalah sekelompok neuron pada
midbrain yang mentransmisikan impuls ke pons dan
medula menstimulasi pusat penghambat nyeri pada
dorsal horn. Zat kimia yang menghambat adalah
endorphin (endogenous morphins)
 Endorphin dalam otak di keluarkan untuk merespon
stimulasi aferen, sedangkan endorphin dalam spinal
cord di keluarkan untuk merespon simpul eferen.
Endorphin bekerja berikatan dengan opioids reseptor
untuk menghambat transmisi impuls nyeri.
Teori-teori Nyeri
Specificity theory
 Teori ini menyatakan bahwa ujung syaraf bebas pada
kulit bertindak sebagai reseptor yang menerima input
sensori dan mentransmisikan ke serabut syaraf yang
lebih tinggi yaitu serabut sinaps dalam doral horn
pada spinal cord kemudian menyeberang ke traktus
spinothalamikus anterior dan lateral. Impuls nyeri
kemudian sampai ke thalamus dan korteks cerebri
dimana sensasi nyeri dirasakan.
 Teori ini tidak menjelaskan mengapa persepsi setiap
orang berbeda dalam berespon terhadap nyeri.
 Teori intensitas
Setiap sensasi mempunyai potensi untuk
menimbulkan nyeri jika intensitasnya
cukup
 Teori pintu gerbang ( gate control
theory)
Nyeri serat aferen diameter besar & kecil
 substansia gelatinosa
Teori pintu gerbang
( gate control theory)
 Teori ini memberikan kesan bahwa nyeri dan persepsinya di tentukan
oleh interaksi dua sistem (Melzak & Wall, 1965)
 Sistem yang pertama berhubungan dengan substansia gelatinosa
dalam dorsal horn di spinal cord dan yang kedua adalah sistem
penghambat dalam batang otak
 Serabut syaraf berdiameter kecil aferen delta A dan serabut C
membawa impuls nyeri cepat dan lambat, sedangkan serabut
berdiameter besar beta A membawa impuls dari stimulasi taktil
(sentuhan) dari kulit. Disubstansia gelatinosa impuls-impuls tersebut
bertemu dan gate menjadi terbuka atau tertutup, tergantung dominasi
sentuhan serabut berdiameter besar atau serabut nyeri berdiameter
kecil.
 Serabut nyeri berdiameter kecil dominan maka gate terbuka, impuls
nyeri sampai ke otak
 Impuls serabut berdiameter besar yang dominan maka gate tertutup,
impuls nyeri tidak dirasakan oleh klien karena impuls nyeri di blok.
Teori pintu gerbang
( gate control theory)
 Sistem kedua pada gate control adalah pertemuan di
lokasi batang otak
 Dipercaya bahwa sel-sel dalam midbrain diaktifasi oleh
bermacam-macam faktor seperti opioits, faktor-faktor
psikologi atau signal reseptor pada medula.
 Reseptor-reseptor tersebut menstimulasi serabut syaraf
dalam spinal cord untuk memblok/menghalangi transmisi
serabut nyeri
 Sistem regulasi dalam batang otak dapat membatu
menjelaskan mengapa nyeri yang dalam tidak dirasakan
dalam keadaan tertentu
Gate dapat menutup
dengan cara
1. Stimulasi sentuhan, misalnya : gosokan, pijatan
2. Melepaskan endogenous opioids:akupunctur
3. Morphin dan obat opioids lain, obat opioids
mengikat reseptor opioids pada sel syaraf
sehingga transmisi nyeri di hambat.
4. Stimulasi sensori, dengan memberikan stimuli
panas atau dingin
Mekanisme & Fisiologi Nyeri
 Penyampaian rangsangan nyeri
Tubuh tidak punya organ/sel rasa sakit yang
khusus
Ujung saraf bebas menerima rangsangnyeri
 Stimulus nyeri
Mekanis  mekanosensitif
Termis thermosensitif
Kimia  kemosensitif
Serabut saraf penghantar Nyeri
 Serabut Delta A  Serabut type C
 Mengirimkan relatif  Relatif lambat
cepat  Tidak bermielin
 Bermielein halus  Diameter 0,4 – 1,2 mm
 Diameter 2-5 mm  Rangsangan nyeri
 Rangsangan nyeri terbakar dan tumpul
menusuk  Berakhir pada kornu
 Berakhir pada kornu dorsalis lamina IV & V
dorsalis lamina I
Rangsang nyeri Kornu dorsalis

Substabsia gelatinosa

Neuron medula spinalis

Traktus spinotalamikus

Dipersepsikan nyeri
Kortek serebri
Type stimulus nyeri
Mekanis Kimia
 Trauma jaringan  Iskemia jaringan

 Sumbatan saluran  Kejang otot

 Kejang otot  Peningkatan asam


laktat
 Tumor

Thermis
 Panas

 Dingin
Respon terhadap nyeri
 Bervariasi
 Respon fisiologis dipengaruhi simpatis &
parasimpatis
 Respon perilaku :
 Ekspesi wajah  meringis, mengatupkan
geraham
 Apasia, bingung, disorientasi
Klasifikasi nyeri
 Menurut tempatnya  Menurut sifatnya
Peripheral pain Insidental
Central pain Steady
Deep pain Paroximal
Reffered pain
Superficial pain  Menurut berat ringannya
Psycogenic pain Ringan
Berat
* Menurut serangannya Sedang
- Akut
- kronis
Tipe-Tipe Nyeri
1. Nyeri Akut
 Tiba-tiba dan terlokalisir
 Waktunya kurang dari 6 bulan
 Penyebabnya dapat di identifikasi
 Akibat dari trauma, pembedahan atau inflamasi
 Terdiri dari 3 tipe :
1. Nyeri somatik : bersumber dari kulit atau permukaan
tubuh, terasa tajam, terlokalisir atau tumpul dan
menyebar
2. Nyeri Viseral : dari organ-organ tubuh, susah di ketahui
dengan pasti tempatnya, sedikit jumlah nociceptornya,
sensitif terhadap peregangan, inflamasi, iskhemi.
3. Nyeri Reffered : nyeri yang dirasakan jauh dari area
stimuli, nyeri dirasakan pada permukaan tubuh yang
mempunyai rute syaraf spinal yang sama
Tipe-tipe Nyeri
2. Nyeri sentral :
Berhubungan dengan lesi dalam otak
Disebabkan oleh lesi vaskuler, tumor, trauma atau inflamasi
3. Nyeri Phantom
Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang hilang (mis.
Amputasi) atau bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan dari
syaraf tulang belakang.
4. Nyeri Psikhogenik
Nyeri tanpa penyebab fisiologi
Akibat konflik interpersonal, membutuhkan perhatian, keinginan
menghindari stress atau situasi traumatik
5. Nyeri Khronik
Nyeri yang lama > 6 bulan dan lebih kompleks
Dibagi dalam katagori :
a. Nyeri akut berulang
b. Nyeri yang terus menerus
c. Nyeri nonmaligna khronik
Kondisi-kondisi nyeri Kronik
1. Neuralgia
Kondisi nyeri yang disebabkan kerusakan syaraf
perifer akibat infeksi atau penyakit
2. Hyperesthesia
Adalah kondisi yang sangat sensitif terhadap taktil
dan stimuli nyeri
3. Refleks simpathetic dystrophies
Ditandai dengan nyeri terbakar yang hebat dan terus
menerus di ikuti dengan kerusakan syaraf-syaraf
perifer
4. Cancer
Pertumbuhan tumor syaraf atau struktur lain,
menegangkan visera, menyumbat aliran, metastase
ke tulang. Tumor malignant juga merangsang secara
mekanik nyeri atau menghasilkan biokimia yang
menyebabkan nyeri
Perbedaan Nyeri Akut & Kronik

Nyeri Akut Nyeri Kronik


 Respon sistem syaraf  Respon syaraf
simpatis parasimpatis
 Nadi, TD, RR, Meningkat  Nadi, TD, menurun

 Diaphoresis  Pusing, muntah

 Tegangan otot meningkat  Kulit hangat dan kering

 Pucat  Lemah

 Dialatasi pupil  Pupil kontriksi

 Bicara cepat  Bicara lambat

 GIT meningkat  Menarik diri

 Saliva menurun  Tidak selalu mengeluh

 Menyatakan nyeri,  Perilaku akibat nyeri tidak


menangis, menggosok selau terlihat
area yang nyeri
Tipe Stimuli Nyeri
A. Mekanikal :
1. Truma jaringan tubuh/pembedahan (kerusakan jaringan, iritasi
reseptor nyeri, inflamasi
2. Perubahan dalam jaringan tubuh/edema Tekanan pada reseptor
nyeri
3. Sumbatan pada saluran tubuh, distensi lumen pada saluran
4. Tumor : tekanan pada reseptor nyeri, iritasi syaraf tepi
5. Spasme otot : stimulasi reseptor nyeri

B. Thermal : Panas atau dingin yang berlebihan ; jaringan rusak,


stimulasi thermosensitif reseptor nyeri.
C. Kimia Iskhemia jaringan (stimulasi reseptor nyeri akibat
terkumpulnya as.laktat & kimia lain seperti bradikinin dalam
jaringan
D. Spasme otot : akibat stimulasi mekanik, menyebabkan iskhemia
jaringan
Tanda & akibat
 Gangguan fisik  Gangguan sosial
Shock - Hambatan bergaul
Anoreksia - Hambatan dlm
 Gangguan psikologis pekerjaan
Lemas, takut, gelisah
insomnia  Gangguan spiritual
Faktor yang mempengaruhi pengalaman nyeri

Keluarga dan
dukungan sosial
Gaya hidup Usia

Pengalaman terdahulu Pengalaman Jenis kelamin


nyeri

Kebudayaan
Ansietas

Perhatian Makna Nyeri


Pengkajian Nyeri
 Lokasi  Pengetahuan nyeri
 Intensitas (skala)  Mekanisme koping
 Kualitas  Respon psikologis
 Pola  Faktor yang
 Faktor presipitasi mempengaruhi
 Gejala yang menyertai
 Dampak terhadap ADL
Pengkajian
 Lokasi : dimana nyeri dirasakan
 Intensitas : Bagaimana ketidaknyamanan yang
dirasakan
 Kualitas : Seperti apa nyerinya
 Waktu serangan : akapan mulai nyeri
 Durasi : berapa lama nyeri dirasakan
 Ketepatan : apakah anda mempunyai periode bebas
nyeri, kapan dan berapa lama.
 Faktor presipitasi : apa penyebab dan yang
memperburuk nyeri
 Faktor yang meredakan : Cara apa yang membantu
mengurangi nyeri
Pengkajian
 Gejala yang berhubungan : gejala yang menyertai
(mual, pusing, penglihatan kabur, napas pendek),
sebelum, selama dan sesudah nyeri.
 Efek terhadap ADL : (makan, bekerja, tidur, aktivitas
sosial)
 Pengalaman nyeri : Pengalaman nyeri sebelumnya
 Arti nyeri :
 Sumber koping : apa yang dikerjakan untuk
mengurangi nyeri.
 Respon : Bagaimana nyeri mempengaruhi perasaan,
cemas dan takut
 Skala nyeri adalah alat yang dapat
membantu perawat untuk mengukur
intensitas nyeri
 Skala yang biasa digunakan adalah visual,
verbal dan numerical atau kombinasi
ketiganya.
 Contoh skala nyeri “ Wong Baker “
Skala Efek Nyeri pada Kehidupan
Sehari-hari (0 – 10)
1. Tidur
2. Nafsu makan
3. Konsentrasi
4. Kerja/sekolah
5. Hubungan Interpersonal
6. Hubungan perkawinan/sex
7. Aktivitas rumah
8. Berkendaraan/berjalan
9. Waktu senggang
10. Status emosional
Persepsi Nyeri
Murray (1983) : PQRST
P : Precipatate : pemicu/stimulus nyeri
Palliated : Penghilang nyeri
Provocation : Penyebab nyeri/memperberat nyeri
Q : Quality/Quantitaty : Seperti apa nyeri yang
dirasakan (tajam, ditusuk, terbakar)
R : Region : Lokasi nyeri
Radiation : Penyebaran nyeri
S : Severity : Hebatnya nyeri di ukur dengan skala
nyeri
T : Time : Kapan mulai, berapa lama, mendadak/

bertahap
Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan mechanical
agent
 Nyeri kronik berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pennaganan nyeri
 Cemas berhubungan dengan pengalamyan
yang tidak menyennagkan tentang
penanganan nyeri
Pendekatan klinis rutin terhadap
pengkajian & penatalaksanaan nyeri
 A, Ask/ tanyakan nyeri secara teratur
Assess/kaji nyeri secara sistematis
 B, Believe/percaya apa yang dilaporkan klien dan
keluarga serta apa yang mereka lakukan untuk
menghilangkan nyeri
 C, Choose/pilih cara pengontrolan nyeri yang cocok
untuk klien dan kondisinya.
 D, Deliver/berikan intervensi secara terjadwal, logis
dan terkoordinasi
 E, Empower/dayagunakan klien dan keluarganya
Enable/mampukan mereka mengontrol
pengobatan sejauh yang dapat dilakukan
Perencanaan
Strategi Umum

 Penkes ttg nyeri


 Kehadiran support person
 Mengurangi salah
pengertian ttg nyeri
 Kompres panas & dingin
 Mengurangi cemas dan
takut
Strategi khusus
 Teknik distraksi
Efektif untuk nyeri ringan  Teknik relaksasi
Efektif untuk nyeri kronik
dan sedang
- Distraksi intelektual -- Latihan nafas dalam
 ………….. -- Pengaturan posisi
- Distraksi audio  ……………

 …………..
- Distraksi audiovisual

 …………...
 Guided imagery  Terapeutik touch
Penggunaan imajinasi & Proses pemindahan
fantasi energi dari satu orang
- Visual, auditory, kepada orla untuk
olfactory, gustatory, proses penymbuhan
tactile

* Stimulasi kulit/taktil  Akupuntur


- Cold pack, salep  Analgetik
analgetik, Narkotik & Non
narkotik
Cronic Pain Management
Cukup yah !

Anda mungkin juga menyukai