Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TRAUMA KEPALA

Oleh :
Nurul Budi Santoso, S.Kep, Ns
TUJUAN PEMBELAJARAN

UMUM
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang
kegawat daruratan sistim persyarafan.
Khusus :
Setelah mendapatkan pembelajaran Mhs
mampu :
 Menjelaskan anatomi
 Menjelaskan konsep trauma kepala
 Menjelaskan patofisiologi
 Menjelaskan tentang penatalaksanaan
 Menjelaskan tentang asuhan keperawatan
pada trauma kepala
Pendahuluan
 > 50% Penderita multiple Trauma adalah Trauma
kepala

 Mrp keadaan serius Penolong hsr memiliki


pengetahuan praktis
Anatomi Kepala

Kulit Kepala
Terdiri dari 5 lapis (SCALP) :
 Kulit (skin)
 Jaringan Penyambung (conective tissue)
 Jaringan ikat (aponeurosis)
 Jaringan Penunjang longgar (loose areolar
tissue)
 Perikranium
 Galea aponeurotika, suatu jaringan fibrosa, padat dapat di
gerakkan dengan bebas, menyerap kekuatan trauma
eksternal.

 Di antar kulit dan galea terdapat suatu lapisan lemak dan


lapisan membrane dalam yang mngandung pembuluh-
pembuluih besar. Bila robek pembuluh ini sukar mengadakan
vasokontriksi

 Di bawah galea terdapat ruang subaponeurotik yang


mengandung vena emisaria dan diploika yang dapat 
membawa “infeksi” dari kulit kepala sampai jauh ke dalam
tengkorak
Tulang Kepala

Terdiri dari :
 Atap tenkorak (calvaria)

 Dasar Tengkorak (basis cranium)


Meningen

Terdiri dari 3 lapis ;


 Durameter

 Araknoid

 Piameter
Otak Terdiri dari :
 Serebrum
Hemisfer kiri dan kanan

 Serebelum

 Batang Otak
- Mesensefalon
- Pons
- Medula oblongata
Cairan serebro spinal (CSS)
 Diproduksi Pleksus khoroideus
 Kecepatan Produksi 20 ml/jam
 Diserap ke dlm sirkulasi melalui granulasio
araknoid
 Bila ada darah dpt menyumbat tjd
kenaikan TIK
TIK

 Normal 10 mmhg
 Peningkatan TIK dapat menurunkan perfusi
otak Iskemia otak
TRAUMA KEPALA

Cidera kepala berdasarkan mekanisme


 Tumpul
 Tembus

Beratnya cidera
 Ringan GCS 14 – 15
 Sedang GCS 9 – 13
 Berat GCS ≤ 8
Macam Cidera kepala Secara morfologi :
 Fraktur Kranium
 Commotio Cerebri
 Contucio Cerebri
 Perdarahan Kranial
Kerusakan Otak akibat trauma

 Cidera Langsung (primer)


Terjadi benturan thp otak oleh tulang
kranium
- Laserasi serebri
- Contusio serebri
- Perdarahan otak
 Cidera Tak Langsung (Sekunder)
cidera disebabkan krn hipoperfusi otak
- Hipovolumia….. Iskemia dan Infark
- hipoksia berat….. Iskemia dan Infark
- Hiperkarbia……. Odem otak
DAMPAK Cidera Traumatik Kepala oleh benda
tumpul

1. Hematoma Epidural

2. Hematom Subdural

3. Cidera Parenkim Otak


Hematom Epidural
 Terjadi lucid interval
 Berkaitan dg Fraktur Tengkorak
 Hematom cepat membesar karena perdarahan
dari arteri meningen
 Perdarahan di ruang epidural (kranium & Lap
Dura)
 Terjadi herniasi unkus-girus/tonsil
serebelum
 Dapat menyebabkan pergeseran ventrikel
Hematom Subdural

 Terdapat Kumpulan darah diantara lapisan


Duramater dan araknoid
 Disebabkan krn rusaknya Vena penghubung
 Berkaitan dengan perubahan mendadak dalam
kecepatan kepala
 Berisi bekuan darah atau bekuan darah yg sdh
mencair
 Secara tradisional diklasifikasikan akut dan kronis
 Prognosis lebih buruk
Hematom Subdural Akut
 Akut berkaitan dengan trauma kepala yg jelas
 Bersifat Unilateral kecuali pd bayi bilateral
 Berisi bekuan darah
H Subdural Akut H Subdural Kronis

 Berkaitan dg trauma Riwayat trauma kepala


kepala yg jelas tdk jelas, sering
berkaitan dg atropi otak
Bersifat unilateral Sifat bilateral
kecuali pd bayi
bilateral Berisi
darah yg
Berisi bekuan darah mencair/cairan kuning
TRAUMA PARENKIM OTAK

 Terdiri atas :
 Kontusio,
 Komusio,
 Laserasi otak,
 Cidera akso difus,
 Perdarahan intraserebral traumatik
 Pembengkakan otak generalisata
Komusio Cerebri

 Penurunan kesadarandan paralisis yg luas kadan


disertai kejang
 Diikuti pemulihan dlm bbrp jam/hari
 Pasien pulih tanpa sekuele kecuali ingatan
seputar kejadian
Kontusio Cerebri
 Terdapat perdarahan pd parenkim otak
superfisial oleh benda tumpul
 Dpt tjd dibagian mana saja tempat otak kontak
dg tengkorak/refleksi dura atau pola
Countrecoup cotusion
 Kontusio lama menyebabkan kejang fokal
Perdarahan Intraserebral Tarumatik
 Biasanya multiple sering terjadi di lubus
Frontalis dan parietalis
 Kadang tanpa bukti trauma shg sulit
dibedakandg perdarahan intraserebral spontan

Pembengkakan Otak
 Sering bersifat lokal
 Krn Kongesif atau odem
Pemeriksaan Diagnostik

 Foto Kepala & Cervical


 CT Scan kepala
 MRI
 Temuan klinis
 Fungsi Lumbal
 Neurosonografi
Tata Laksana

 Airway manajemen + Cervikal Control


 Breathing + Ventilation
 Circulation +Hemoragi control
 Disability + Pemeriksaan Neurologi
 Reduksi kejang
 Evakuasi hematom
 Mengurangi Odem
 Kontrol TIK
 Keberhasilan pertolongan :
- Oksigenasi adekuat
- TD yg cukup utk perfusi otak
- Hindari cidera sekunder
ASUHAN
KEPERAWATAN
Berkaitan fungsi LUHUR

Pengendalian seluruh system


kehidupan

Menyangkut kesejahteraan
PENGKAJIAN/ASESMEN

PRIMARY SURVEY
A. Airway
- Dengar suara nafas (Snoring, gargling)
- Trauma wajah (maksilofacial)
- Ada tidaknya darah keluar lewat Hidung
& mulut
- Trauma leher
B. Breathing
- Pengembangan dada
- Perubahan pola nafas (chienstokes)
- Cek ada trauma dada/tdk
- sianosis
C. Cirkulasi
- Perdarahan/tdk
- TD
- Tanda syok (Nadi, akral, CRT)
D. Disability
- Tingkat Kesadearan (CM s.d Coma)
- Pupil (isokor/anisokor, reaksi cahaya +/-)
- Reflek patologis
- Lateralisasi
- Kejang
- Plegi
- Parese
E. Ekspose
- Luka/lebam/jejas
- Krepitasi
- kompresi
- Penetrasi
- Perforasi
- Hipo/hipertermia
Analisa Survey Primer
DATA PROBLIM ETIOLOGI
RR : 34 X/mnt Pola nafas tidak efektif Disfungsi neuromuskuler
Type cienstoks ?

Somnolent Resiko perfusi jaringan kerusakan transportasi


GCS : A2, V3 M3 cerebral tdk efektif oksigen lewat membran
Gerak reflek pathologis kapiler dan alveolar
Pupil Anisokor

Luka di kapala bag Dahi kiri Kerusakan Integritas Kulit Injuri Fisisk
P 3cm, L 0,5 cm D 1 cm
Resiko perdarahan

Resiko infeksi
Mual & Muntah > 5X Nousea Peningkatan TIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN yang
mungkin terjadi

 Gangguan Ventilasi mekanik


 Penurunan kapasitas adaptif intra kranial
 Kerusakan komunikasi verbal b.d perubahan
SSP
 Resiko Aspirasi b. d. Penurunan kesadaran
DIAGNOSA NOC NIC
Pola nafas tdk efektif bd Vital sign status Airway manajemen
disfungsi neuromuskuler Oksigen Tharapi
Vital sign monitor
Resiko perfusi jaringan Sirkulasi status Pefusi Manajemen
cerebral tdk efektif

Nousea bd peningkatan Nucea Nousea manajemnt


TIK Kontrol TIK
Atur posisi
Resiko perdarahan Control Risk Blooding Cegah pesdarahan

Resiko infeksi Infektion control Kontrol infeksi


- Wound care
- Antibiotik kolaboration
Jangan Dilupakan

M : terjatuh dari motor, kecepata 110 km/jam

I : Trauma Kepala & Trauma muskuloskeletal

S : Interval Lossit, Mual, Perubahan bentuk


anatomi

T : Cara mengangkat/memindah, Spalk, Neck


Collar
Survey Sekunder

 GCS Ulang
 Ample
 Monitot Tada Vital
 Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Perubahan Penilaian GCS

• Skor tetap tapi


memudahkan
interpretasi

• NT, jika tidak


dapat
dilakukan
pemeriksaan
ASESMEN LAYAK TRANSPORTASI

Transportasi pasien harus dalam kondisi stabil


 Syok teratasi (Nadi rentang normal, RR
rentang normal, CRT < 3, akral hangat)
 Perdarahan Terkontrol
 Fraktur sudah di imobilisasi.
 Nyeri sudah teratasi
 Mean Arterial Pressur (MAP) > 60 mmhg
TRANSPORTASI

PRINSIP
 Stabil
 Perawatan tetap optimal selama perjalanan
- Hindari penguapan
- Hindari kontaminasi
- Pemantauan selama perjalanan
- Hindari trauma sekunder
 Didampingi petugas memiliki kamampuan
mengatasi ABC dan dibekali perlengkapan
emergensi KIT

Anda mungkin juga menyukai