Anda di halaman 1dari 71

XII MIPA 4

2019

TRANSISTOR
ANGGOTA KELOMPOK

EMILLIA KARTIKA SEKAR EDA AZQI ILMA

MIKO ARDIANSYAH FERRY BADRIAWAN WILDAN AINUL


PENGERTIAN

Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
JENIS
Transistor terbentuk dari dua macam dioda germanium ( bermuatan positif &
bermuatan negatif ) yang disambung secara berlawanan atau berbalikan.
Oleh sebab itulah kita mengenal 2 jenis transistor :
1. Transistor jenis NPN, yang dianggap sebagai katoda ialah kaki basis. Sedangkan
yang dianggap sebagai anoda ialah kaki kolektor dan emitor.

Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke
emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis
harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu
maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
2. Transistor jenis PNP, yang dianggap sebagai anoda ialah kaki basis. Sedangkan yang
dianggap sebagai katoda ialah kaki kolektor dan emitor.

Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke
kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus
yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke
kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah
resistor.
Adapun tugas atau fungsi kaki-kaki transistor tersebut ialah :
– Emitor, bertugas menimbulkan elektron-elektron.
– Kolektor, berfungsi menyalurkan elektron-elektron tersebut tersebut keluar dari
transistor.
– Basis, mengatur gerakan elektron dari emitor yang keluar melalui tep/kaki kolektor.
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang
paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input
(atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk
mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya
menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya,
Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron
sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan
electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan
kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan
singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal
Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Emitor ke Kolektor.

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)


Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis
Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud
dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor
Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya
hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut
merupakan Electron maupun Hole.
Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET),
Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor
(UJT).
 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang
menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara
Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel)
dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing
terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau
SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis
konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing
jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-
N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan
Source (S).
 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai
Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik
atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT
mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan
khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat
seperti jenis transistor lainnya.
CARA KERJA
Anda harus mengetahui apakah transistor itu jenis PNP atau jenis NPN, karena ini
menentukan dalam membuat atau mereparasi radio. Jika misalnya anda mengganti
transistor penguat akhir yang rusak dan transistor itu jenis PNP lalu anda
menggantinya dengan jenis NPN, tentunya pesawat tak akan bisa bunyi, karena
sifatnya lain-lain antara PNP dan NPN.
Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan ohm meter
atau multitester ( Avometer ).
CARA MENENTUKKAN KAKI TRANSISTOR
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP
atau jenis NPN adalah sebagai berikut :
A. Mencari Kaki Basis
1. Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.
2.  Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.
a. Gbr fisik b. Gbr Analogi

Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan


dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 1 dan probe lainnya pada kaki 2 dan
kaki 3 berarti kaki 1 adalah Basis transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 1
berarti transistor tersebut berjenis PNP, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki
1 berarti transistor tersebut berjenis NPN
B. Mencari Kaki Colector dan Emitter
1. Atur multimeter pada skala X 1K atau X 10K, Misal: transistor berjenis NPN
2. Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.

A B C
• Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 2 (pada
probe positif) adalah emitter dan kaki 3 (pada posisi probe negatif) adalah Colector
(Gbr 2a dan 2b). Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 3 dan
probe negatif pada kaki 2) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 3 adalah emitter dan
kaki 2 adalah Colector (Gbr 2c). Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti
dibawah ini (gambar 3) dan hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN (Gbr 3a dan
3b).
FUNGSI TRANSISTOR

Transistor adalah komponen yang sangat penting


dalam dunia elektronik modern, yaitu :
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori,
dan komponen-komponen lainnya.
FUNGSI TRANSISTOR

1. Transistor  frekuensi-rendah, Transistor yang


dirancang secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi
frekuensi audio (Di bawah 100 kHz).
2. Transistor frekuensi-tinggi, Transistor yang dirancang
secara spesifik untuk aplikasi-aplikasi frekuensi radio
(100 kHz ke atas).
3. Transistor Daya (Power), Transistor yang bekerja pada
level daya yang cukup tinggi (perangkat semacam ini
biasanya dikelompokkan ke dalam jenis daya frekuensi
audio dan frekuensi radio).
4. Transistor saklar, Transistor yang dirancang untuk
aplikasi-aplikasi pensaklaran.
5. Transistor derau-rendah (low noise), transistor yang
memiliki karakteristik derau-rendah dan yang
ditujukan terutama untuk penguat sinyal amplitudo
rendah.
6. Transistor tegangan-tinggi (high voltage), Transistor
yang dirancang secara spesifik untuk menangani
tegangan tinggi.
7. Transistor penggerak (driver), Transistor yang
bekerja pada level daaya dan tegangan menengah dan
yang seringkali digunakan sebelum tahapan (daya)
akhir yang bekerja pada level daya yang cukup tinggi.
JENIS & SIMBOL TRANSISTOR

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan


berdasarkan banyak kategori simbol transistor dari
berbagai tipe, antara lain:
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium
Arsenide.
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole
Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain.
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT,
MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta
pengembangan dari transistor yaitu IC(Integrated
Circuit) dan lain-lain.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel.
Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium
Power, High Power.
Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High
Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain.
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio,
Tegangan Tinggi, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya
dibagi menjadi dua jenis yaitu;
 Transistor Bipolar (dwi kutub)
 Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor)
JENIS-JENIS TRANSISTOR

Simbol Transistor dari berbagai jenis


TRANSISTOR BIPOLAR

 Transistor bipolar adalah komponen semikonduktor yang


terdiri dari sebuah bahan tipe p dan diapit oleh dua
bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri dari sebuah
bahan tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor
PNP)
1. Transistor NPN :
 collector diberi tegangan lebih positif dari emittor.
2. Transitor PNP :
 emittor diberi tegangan lebih positif dari collector.
 Transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari
masing-masing bahan tersebut
 Ketiga terminal tersebut yaitu Emitor (E), Basis (B),
Kolektor (C)
TRANSISTOR BIPOLAR
Dasar kerja transistor bipolar adalah sebagai
regulator arus listrik atau menghantarkan arus
apabila basis mendapatkan masukan atau
umpan.
Transistor jenis Bipolar ini paling banyak
digunakan dalam suatu rangkaian elektronika
BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR
(BJT)
Terbuat semikonduktor
yang mempunyai 3
daerah yang didoping
- 2 daerah tipe n dan 1
daerah tipe p (npn)
- 2 daerah tipe p dan 1
daerah tipe n (pnp)

Transisitor Bipolar:
bekerja dengan 2(bi)
jenis muatan yaitu
elektron dan hole
KONSTRUKSI TRANSISTOR
BIPOLAR

Struktur dan Simbol Transistor Bipolar


KONSTRUKSI TRANSISTOR
BIPOLAR
Emitor artinya pemancar,
disinilah pembawa muatan
berasal
Colector artinya pengumpul.
Pembawa muatan yang
berasal dari emitor
ditampung pada Colector.
Basis artinya dasar, basis
digunakan sebagai elektroda
mengendali.
TRANSISTOR EFEK MEDAN
(FET)
 Transistor jenis ini mempunyai kesamaan dengan
transistor bipolar yaitu sama-sama mempunyai 3 kaki
elektroda, Masing-masing kaki dinamakan Drain (D),
Source (S) dan Gate (G).
 Transistor Efek Medan atau FET ini dikenal juga dengan
Transistor Unipolar yaitu memiliki hanya satu buah
kutub saja.
 Dasar kinerja FET ini adalah mengatur dan
mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain
melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Dan hal
itulah yang menjadi perbedaan antara FET dengan
Transistor Bipolar.
TRANSISTOR EFEK MEDAN
(FET)

Transistor efek medan mempunyai keunggulan


lebih stabil terhadap temperatur dan
konstruksinya lebih kecil serta pembuatannya
lebih mudah dari transistor bipolar, sehingga
amat bermanfaat untuk pembuatan IC.
Jenis dari transistor FET itu sendiri adalah :
JFET (Junction Field Effect Transistor)
MOSFET (Metal Oxide Semiconduktor Field
Effect Transistor)
JFET (JUNCTION FIELD EFFECT
TRANSISTOR)

JFET adalah komponen tiga terminal dimana salah


satu terminal dapat mengontrol arus antara dua
terminal lainnya.
JFET terdiri atas dua jenis, yakni kanal-N dan kanal-P,
sebagaimana transistor terdapat jenis NPN dan PNP.
JFET terdiri dari suatu channel (saluran) yang terbuat
dari sekeping semikonduktor (misalnya tipe N). pada
saluran ini ditempelkan dua bagian yang terbuat dari
semikonduktor jenis yang berbeda (misalnya tipe P).
bagian ini disebut Gate. Dan pada bagian lain, ujung
bawah di sebut Source sedangkan ujung atas disebut
Drain.
JFET (JUNCTION FIELD EFFECT
TRANSISTOR)

Struktur dan Simbol JFET


JFET (JUNCTION FIELD EFFECT
TRANSISTOR)
Cara kerja JFET :
Jika channel antara source
dengan drain cukup lebar
maka elektrok akan mengalir
dari source ke drain.
Dan jika channel ini
menyempit, maka aliran
elektron akan berkurang atau
berhenti sama sekali.
Lebar channel sangat
ditentukan oleh Vgs
(Tegangan antara Gate
dengan Source).
METAL OXIDE SEMICONDUKTOR
FIELD EFFECT
TRANSISTOR(MOSFET)
MOSFET (Metal Oxide Semiconduktor Field Effect
Transistor) adalah suatu transistor dari bahan semiconduktor
(silicon) dengan tingkat konsentrasi ketidakmurnian tertentu.
Tingkat dari ketidak murnian ini akan menentukan jenis
transistor tersebut, yaitu transistor MOSFET tipe–N (NMOS)
dan transistor MOSFET tipe-P (PMOS).
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
ARUS
Fungsi lain dari transistor adalah
sebagai penguat arus. Karena
fungsi ini maka transistor bisa
dipakai untuk rangkaian power
supply dengan tegangan yang di
set. Untuk keperluan ini transistor
harus dibias tegangan yang
konstan pada basisnya, supaya
pada emitor keluar tegangan yang
tetap. Biasanya untuk mengatur
tegangan basis supaya tetap
digunakan sebuah dioda zener.
Salah satu fungsi Transistor yang paling banyak
digunakan di dunia Elektronika Analog adalah
sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat
tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen
semikonduktor ini dapat kita temukan pada
rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head,
Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-
lain.
NPN

Dua daerah n masing-


collector
masing dinamakan emitter
(emitor) dan collector
(kolektor)

Daerah p dinamakan base base


(basis)

Emitter didoping berat


emitter
(heavily doped)

Base sangat tipis dan


didoping ringan (light doped)

Dibuat terminal untuk


NPN

Terdiri dari 2 junction


- 1 antara emitter dan base
- 1 antara base dan collector
Transistor serupa dengan 2 dioda
- emiiter diode
- collector diode
NPN

Elektron bebas pada daerah n akan berdifusi


melewati junction dan berekombinasi dengan
hole pada daerah p.
Terbentuk 2 lapisan pengosongan (depletion
layer) pada junction
Barrier pontential : 0.7 V (Si) dan 0.3 (Ge)
NPN DAN PNP

Transistor tipe npn dan pnp


COMMON BASE

Penguat Common Base digunakan sebagai


penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor
merupakan input dan Collector adalah output
sedangkan Basis di-ground-kan/ditanahkan.
SIFAT-SIFAT PENGUAT COMMON
BASE:
Isolasi input dan output tinggi sehingga
Feedback lebih keci.
Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai
impedansi input tinggi yang dapat
menguatkan sinyal kecil.
Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi
tinggi.
Dapat dipakai sebagai buffer.
KURVA BASE
Kurva base mirip dengan kurva dioda

VBB  VBE Contoh: VBB  2V RB  100k   200


IB 
RB IB 
2  0 .7
 13A
100k
VBE = 0.7 V (untuk transistor silikon)
I C   .I B
= 0.3 V (untuk transistor germanium)  200.13A  2.6mA
BIASED TRANSISTOR

Emitter diode dipanjar


maju (forward biased)
Collector diode dipanjar
mundur (reverse biased)
Ketika panjar maju mula-
mula diberikan pada
emitter diode, elektron
pada emitter belum
memasuki daerah base
PENGUAT COMMON EMITOR

Penguat Common Emitor digunakan sebagai


penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor
di-ground-kan/ditanahkan, Input adalah Basis,
dan output adalah Collector.
SIFAT-SIFAT PENGUAT COMMON
EMITOR:
Signal output berbeda phasa 180 derajat.
Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback,
untuk mencegahnya sering dipasang feedback
negatif.
Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi
rendah).
Stabilitas penguatan rendah karena tergantung
stabilitas suhu dan bias transistor.
RANGKAIAN COMMON EMITTOR

Rangkaian common emittor:


Ground dari setiap sumber tegangan dihubungkan dengan
emitter
V B B = sumber tegangan
(5 -15 V untuk rangkaian daya rendah)
Arus base I B dikontrol oleh nilai V B B dan atau R B
V C C = sumber tegangan
VCC reversed biased collector diode
V C E = tegangan antara collector
dan emitter (1-15 V untuk
rangkaian daya rendah)
RANGKAIAN COMMON EMITTOR

VCE  VC  VE
VCB  VC  VB
VBE  VB  VE
PENGUAT COMMON COLLECTOR
Penguat Common Collector
digunakan sebagai penguat
arus. Rangkaian ini hampir
sama dengan Common Emitor
tetapi outputnya diambil dari
Emitor. Input dihubungkan ke
Basis dan output dihubungkan
ke Emitor. Rangkaian ini
disebut juga dengan Emitor
Follower (Pengikut Emitor)
karena tegangan output hapir
sama dengan tegangan input.
SIFAT-SIFAT PENGUAT COMMON
COLLECTOR:
Signal output dan sigal input satu phasa
(tidak terbalik seperti Common Emitor).
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu).
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE
transistor).
Impedansi input tinggi dan impedansi output
rendah sehingga cocok digunakan sebagai
buffer.
KURVA COLLECTOR

Ditentukan I B = 10 μA
V CC ditentukan
I C dan V CE diukur dan diplot
KURVA COLLECTOR

V C E = 0 : collector diode tidak reverse bias, I C = 0


V C E antara 0 dan 1 V : I C naik dan kemudian konstan
I C konstan untuk 1mA untuk setiap nilai V C E antara 1V-
40V
Jika V C E > 40V, I C naik dengan cepat dan transistor
pada daerah breakdown
Dari hukum Kirchoff untuk tegangan:
VCE  VCC  I C RC
Daya yang didisipasikan transistor
PD  VCE I C
ALIRAN ELEKTRON

 Jika V B B lebih besar dari


barrier potential
 - Elektron bebas akan
memasuki base.

 - Karena base tipis dan


didoping ringan, elektron
pada base mempunyai
banyak waktu untuk
berdifusi menuju
collector

 - Hanya sedikit elektron


yang ada base akan
menuju terminal positif
V B B (kurang dari 5%
untuk kebanyakan
transistor)
ARUS TRANSISTOR

Aliran konvensional Aliran elektron

IE = arus emitter
IB = arus base
IC = arus collector
ARUS TRANSISTOR

 Dari Hukum Kirchoff untuk


Arus:
IE= IC + IB IC

IB

 Hampir semua elektron


emitter mengalir ke
collector, sehingga I C =I E

 Current gain (penguatan


arus) transistor β, adalah
arus collector dibagi IC I C   .I B
dengan arus base  IC
 β= 100 – 300 untuk
transistor daya rendah
IB IB 
 β = 20 – 100 untuk

transistor daya tinggi
DAERAH OPERASI

Daerah Aktif :
- daerah operasi normal transistor
- emitter diode: forward bias, collector diode: reverse bias
Daerah Breakdown
- transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini
karena dapat merusak transistor tersebut
 Daerah Saturasi
- Daerah dimana V C E antara 0-1V
- Collector diode tidak reverse bias
Daerah cutoff
I B = 0 tetapi ada arus collector I C yang sangat kecil
Arus tersebut dinamakan arus collector cutoff
Disebabkan reverse minority current dan surface-
leakage current
GARIS BEBAN

Garis beban (load line) :


- Garis yang digambar diatas kurva collector
untuk menunjukkan setiap titik operasi yang
mungkin dari transistor
TITIK SATURASI DAN CUTTOFF

Titik saturasi: titik dimana garis beban memotong


daerah saturasi dari kurva collector
Titik saturasi
- arus collector maksimum pada rangkaian
VCC
I C  sat  
Rc
Titik cutoff : titik dimana garis beban memotong
daerah cuttoff pada kurva collector
Titik cutoff:
- tegangan collector emitter maksimum pada
rangkaian
PRINSIP KERJA TRANSISTOR

Transistor dibuat dengan tiga lapis semikonduktor.


Dapat dibuat lapisan PNP ataupun lapisan NPN.
Dengan demikian kita mengenal 2 macam transistor,
yaitu transistor PNP dan transistor NPN sesuai
dengan jenis penyusunnya. Transistor mempunyai
tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b),
emitor (e) dan colector (c). Basis dihubungkan
denganpada lapisan tengah sedang emitor dan
colector pada lapisan tepi.
Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan
berasal. Colector artinya pengumpul. Pembawa
muatan yang berasal dari emitor ditampung pada
Colector.Basis artinya dasar, basis digunakan sebagai
elektroda mengendali.
LAMBANG, KONSTRUKSI DAN RANGKAIAN DIODA
YANG SETARA DENGAN TRANSISTOR
PRINSIP TRANSISTOR SEBAGAI PENGHUBUNG
(SAKLAR)

Transistor akan mengalami Cutoff apabila


arus yang melalaui basis sangat kecil
sekali sehinga kolektor dan emitor akan
seperti kawat yang terbuka, dan
Transistor akan mengalami jenuh apabila
arus yang melalui basis terlalu besar
sehingga antara kolektor dan emitor
bagaikan kawat terhubung dengan begitu
tegangan antara kolektor dan emitor Vce
a.
APLIKASI TRANSISTOR

 Aplikasi Transistor Sebagai Saklar


Prinsip Kerja Aplikasi Transistor BJT sebagai saklar:
Aplikasi Transistor sebagai saklar memanfaatkan
daerah kerja transistor yaitu Daerah Cut-off (switch
OFF) dan daerah saturation (switch ON).
LANJUTAN...

Daerah Cut off


Sebuah Transistor berada pada daerah cut-off
adalah ketika junction basis-emitter di bias
mundur (reverse bias), Sehingga semua arus
bernilai O dan VCE(Cut-off)=VCC
LANJUTAN...
 Daerah Saturasi
Ketika junction basis-emitter di bias maju (forwar
bias). Sehingga Arus Collector maksimal adalah (IC =
VCC/RL) dan VCE(Saturation) = 0 (ideal saturation).
Cttn : dibutuhkan arus yang cukup untuk membuat
transistor bercaturasi nilai nya sesuai dengan rumus
pada gambar.
CONTOH APLIKASI TRANSISTOR SEBAGAI
SAKLAR
 Prinsip Kerja Aplikasi Transistor MOSFET sebagai saklar
MOSFET sebagai saklar juga memanfaatkan daerah
Cut-off dan daerah saturation.
CARA MENGUKUR TRANSISTOR
HORIZONTAL
Transistor horizontal untuk TV ada 2 jenis. Ada yang menggunakan Diode
didalamnya yaitu dioda damper dan ada yang tidak menggunakan dioda
damper. Cara pengukurannya sebenarnya sama. Perbedaannya adalah
apabila kita ukur transistor yang menggunakan dioda damper jarum
multimeter dibolak balik akan bergerak antara kaki emitor dengan
basisnya. Tetapi apabila tanpa dioda damper maka antara kaki emitor
dengan basis hanya salah satu yang bergerak.
Cara pengukuran transistor sebagai berikut:
 Basis(warna merah)-colektor(warna hitam) hasilnya bergerak = jelek(short)
 Basis(warna merah)-emitor(warna hitam) hasilnya bergerak= {tanpa dioda
jelek(short)} menggunakan dioda bagus.
 Basis(warna hitam) -colektor(warna merah)hasilnya bergerak = bagus
 Basis (warna hitam) -emitor (warna merah) hasilnya bergerak = bagus {baik
itu pake dioda damper maupun tanpa dioda damper}.
 Basis-colektor-emitor (warna dibolak balik) hasilny a jarum tidak bergerak
= transistor mati.
Hal-hal penting mengenai transistor :

1. Transistor yang mempunya fisik lebih besar biasanya mampu bekerja pada daya
yang lebih besar
2. Pada tipe-tipe transistor dikenal adanya persamaan karakteristik, jadi jika sulit
mendapatkan sebuah transistor cobalah mencari persamaannya
3. Urutan kaki transistor antara tipe satu dengan yang lain tidak selalu sema.
4. Untuk pemakaian dengan daya yang tinggi sebaiknya tambahkan pendingin pada
bodi transistor.
5. Panas yang berlebih pada transistor dapat berakibat kerusakan transistor.
6. Pada transistor dikenal istilah HFE , yaitu menunjukkan besarnya penguatan arus
dari transistor tersebut
7. Tegangan antara basis (B) dan emitor (E) besarnya selalu tetap, yaitu berkisar antara
0.6 Volt untuk jenis transistor dari bahan silikon.
8. Untuk bisa bekerja, sebuah transistor memerlukan bias sekitar 0.6 Volt untuk jenis
silikon. Pada transistor PNP basis harus lebih negatif 0.6 Volt dan pada transistor NPN
basis harus lebih positif 0.6Volt.
Transistor memiliki kode-kode untuk setiap jenisnya. Kode standart transistor dapat
dilihat dibawah ini:
1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.
2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.
3. 2SCXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi tinggi.
4. 2SDXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi rendah

» Mengenal kaki transistor berdasarkan TO


Transistor memiliki kode-kode untuk setiap jenisnya. Kode standart transistor dapat dilihat dibawah ini:
1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.
2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.
3. 2SCXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi tinggi.
4. 2SDXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi rendah

» Mengenal kaki transistor berdasarkan TO


KELAS TRANSISTOR
 Kelas A
Ciri-ciri :
• Sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif.
• Fidelitas yang tinggi
• Bentuk sinyal keluarannya sama persis dengan input
• Efisiensi yang rendah ( 25% – 50%).
• Transistor selalu ON sehingga sebagian besar sumber catu daya
terbuang menjadi panas.
• Transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin
ekstra (misalnya heatsink yang lebih besar).

KELAS B
Ciri-ciri
• Phuspull / Transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2
(PNP).
• Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar
• Efisiensi lebih besar (75%)
• Adanya cacat silang(cross over)
• Tegangan Power supply +, - dan Ground.
KELAS AB
Ciri-ciri
• Phuspull / Transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
• Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar
• Efisiensi lebih besar (50% s/d 75%)
• Tidak terjadi cacat silang(cross over)
• Fidelitas Tinggi
• Terjadi penggemukan sinyal pada kedua transistornya aktifnya pada saat
transisi (gumming).
• Tegangan Power supply +, - dan Ground.

KELAS C
Ciri-ciri
• Hanya memerlukan satu Transistor
• bekerja aktif hanya pada fasa positif
• Efisiensi tinggi (100%)
• Fidelitas lebih rendah dari kelas AB
• Sering dipakai dalam rangkaian osilator pemancar
• Bekerja di daerah aktif/linear.
KELAS D
Ciri-ciri
• Menggunakan Teknik PWM Pulsa Width Modulation) dimana lebar dari pulsa ini
proporsional terhadap amplitudo sinyal input.
• Bekerja sebagai switching transistor
• Menggunakan teknik sampling
• memerlukan sebuah generator gelombang segitiga dan komparator untuk
menghasilkan sinyal PWM yang proporsional terhadap amplitudo sinyal input.
• Untuk Menaikkan fidelitas diperlukan filter
• Sering dipakai dalam penguat digital 1 bit (on atau off ).

KELAS E
Ciri-ciri
• Mirip penguat kelas C
• Memerlukan rangkaian LC dengan transistor yang bekerja kurang dari setengah
duty cycle
• Bekerja sebagai switching transistor
• Biasanya memerlukan Transistor jenis FET
• Efisien dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan drive arus yang besar namun
dengan arus input yang sangat kecil.
• Disipasi panas kecil
• Biasanya diaplikasikan pada peralatan transmisi mobile semisal telepon genggam.
KELAS T
Ciri-ciri
• Disebut juga penguat digital
• Menggunakan konsep modulasi PWM dengan switching transistor serta filter
• Proses sebelumnya adalah manipulasi bit-bit digital. Di dalamnya ada audio
prosesor dengan proses umpanbalik yang juga digital untuk koreksi waktu tunda dan
fasa.

KELAS G
Ciri-ciri
• Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
• Tegangan supply dibuat bertingkat karena membutuhkan tegangan yang tinggi.

KELAS H
Ciri-ciri
• Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
• Mirip penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai
kebutuhan
• Kompleks namun efisien
• Tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak terbatas hanya
ada 2 atau 3 tahap saja
• Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih tinggi hanya beberapa volt
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai