2019
TRANSISTOR
ANGGOTA KELOMPOK
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
JENIS
Transistor terbentuk dari dua macam dioda germanium ( bermuatan positif &
bermuatan negatif ) yang disambung secara berlawanan atau berbalikan.
Oleh sebab itulah kita mengenal 2 jenis transistor :
1. Transistor jenis NPN, yang dianggap sebagai katoda ialah kaki basis. Sedangkan
yang dianggap sebagai anoda ialah kaki kolektor dan emitor.
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke
emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis
harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu
maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
2. Transistor jenis PNP, yang dianggap sebagai anoda ialah kaki basis. Sedangkan yang
dianggap sebagai katoda ialah kaki kolektor dan emitor.
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke
kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus
yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke
kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah
resistor.
Adapun tugas atau fungsi kaki-kaki transistor tersebut ialah :
– Emitor, bertugas menimbulkan elektron-elektron.
– Kolektor, berfungsi menyalurkan elektron-elektron tersebut tersebut keluar dari
transistor.
– Basis, mengatur gerakan elektron dari emitor yang keluar melalui tep/kaki kolektor.
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang
paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input
(atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk
mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya
menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya,
Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron
sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan
electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan
kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan
singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal
Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Kolektor ke Emitor.
Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan
negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari
Emitor ke Kolektor.
A B C
• Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 2 (pada
probe positif) adalah emitter dan kaki 3 (pada posisi probe negatif) adalah Colector
(Gbr 2a dan 2b). Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 3 dan
probe negatif pada kaki 2) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 3 adalah emitter dan
kaki 2 adalah Colector (Gbr 2c). Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti
dibawah ini (gambar 3) dan hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN (Gbr 3a dan
3b).
FUNGSI TRANSISTOR
Transisitor Bipolar:
bekerja dengan 2(bi)
jenis muatan yaitu
elektron dan hole
KONSTRUKSI TRANSISTOR
BIPOLAR
VCE VC VE
VCB VC VB
VBE VB VE
PENGUAT COMMON COLLECTOR
Penguat Common Collector
digunakan sebagai penguat
arus. Rangkaian ini hampir
sama dengan Common Emitor
tetapi outputnya diambil dari
Emitor. Input dihubungkan ke
Basis dan output dihubungkan
ke Emitor. Rangkaian ini
disebut juga dengan Emitor
Follower (Pengikut Emitor)
karena tegangan output hapir
sama dengan tegangan input.
SIFAT-SIFAT PENGUAT COMMON
COLLECTOR:
Signal output dan sigal input satu phasa
(tidak terbalik seperti Common Emitor).
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu).
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE
transistor).
Impedansi input tinggi dan impedansi output
rendah sehingga cocok digunakan sebagai
buffer.
KURVA COLLECTOR
Ditentukan I B = 10 μA
V CC ditentukan
I C dan V CE diukur dan diplot
KURVA COLLECTOR
IE = arus emitter
IB = arus base
IC = arus collector
ARUS TRANSISTOR
Daerah Aktif :
- daerah operasi normal transistor
- emitter diode: forward bias, collector diode: reverse bias
Daerah Breakdown
- transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini
karena dapat merusak transistor tersebut
Daerah Saturasi
- Daerah dimana V C E antara 0-1V
- Collector diode tidak reverse bias
Daerah cutoff
I B = 0 tetapi ada arus collector I C yang sangat kecil
Arus tersebut dinamakan arus collector cutoff
Disebabkan reverse minority current dan surface-
leakage current
GARIS BEBAN
1. Transistor yang mempunya fisik lebih besar biasanya mampu bekerja pada daya
yang lebih besar
2. Pada tipe-tipe transistor dikenal adanya persamaan karakteristik, jadi jika sulit
mendapatkan sebuah transistor cobalah mencari persamaannya
3. Urutan kaki transistor antara tipe satu dengan yang lain tidak selalu sema.
4. Untuk pemakaian dengan daya yang tinggi sebaiknya tambahkan pendingin pada
bodi transistor.
5. Panas yang berlebih pada transistor dapat berakibat kerusakan transistor.
6. Pada transistor dikenal istilah HFE , yaitu menunjukkan besarnya penguatan arus
dari transistor tersebut
7. Tegangan antara basis (B) dan emitor (E) besarnya selalu tetap, yaitu berkisar antara
0.6 Volt untuk jenis transistor dari bahan silikon.
8. Untuk bisa bekerja, sebuah transistor memerlukan bias sekitar 0.6 Volt untuk jenis
silikon. Pada transistor PNP basis harus lebih negatif 0.6 Volt dan pada transistor NPN
basis harus lebih positif 0.6Volt.
Transistor memiliki kode-kode untuk setiap jenisnya. Kode standart transistor dapat
dilihat dibawah ini:
1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.
2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.
3. 2SCXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi tinggi.
4. 2SDXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi rendah
KELAS B
Ciri-ciri
• Phuspull / Transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2
(PNP).
• Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar
• Efisiensi lebih besar (75%)
• Adanya cacat silang(cross over)
• Tegangan Power supply +, - dan Ground.
KELAS AB
Ciri-ciri
• Phuspull / Transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
• Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar
• Efisiensi lebih besar (50% s/d 75%)
• Tidak terjadi cacat silang(cross over)
• Fidelitas Tinggi
• Terjadi penggemukan sinyal pada kedua transistornya aktifnya pada saat
transisi (gumming).
• Tegangan Power supply +, - dan Ground.
KELAS C
Ciri-ciri
• Hanya memerlukan satu Transistor
• bekerja aktif hanya pada fasa positif
• Efisiensi tinggi (100%)
• Fidelitas lebih rendah dari kelas AB
• Sering dipakai dalam rangkaian osilator pemancar
• Bekerja di daerah aktif/linear.
KELAS D
Ciri-ciri
• Menggunakan Teknik PWM Pulsa Width Modulation) dimana lebar dari pulsa ini
proporsional terhadap amplitudo sinyal input.
• Bekerja sebagai switching transistor
• Menggunakan teknik sampling
• memerlukan sebuah generator gelombang segitiga dan komparator untuk
menghasilkan sinyal PWM yang proporsional terhadap amplitudo sinyal input.
• Untuk Menaikkan fidelitas diperlukan filter
• Sering dipakai dalam penguat digital 1 bit (on atau off ).
KELAS E
Ciri-ciri
• Mirip penguat kelas C
• Memerlukan rangkaian LC dengan transistor yang bekerja kurang dari setengah
duty cycle
• Bekerja sebagai switching transistor
• Biasanya memerlukan Transistor jenis FET
• Efisien dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan drive arus yang besar namun
dengan arus input yang sangat kecil.
• Disipasi panas kecil
• Biasanya diaplikasikan pada peralatan transmisi mobile semisal telepon genggam.
KELAS T
Ciri-ciri
• Disebut juga penguat digital
• Menggunakan konsep modulasi PWM dengan switching transistor serta filter
• Proses sebelumnya adalah manipulasi bit-bit digital. Di dalamnya ada audio
prosesor dengan proses umpanbalik yang juga digital untuk koreksi waktu tunda dan
fasa.
KELAS G
Ciri-ciri
• Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
• Tegangan supply dibuat bertingkat karena membutuhkan tegangan yang tinggi.
KELAS H
Ciri-ciri
• Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
• Mirip penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai
kebutuhan
• Kompleks namun efisien
• Tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak terbatas hanya
ada 2 atau 3 tahap saja
• Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih tinggi hanya beberapa volt
TERIMA KASIH