Anda di halaman 1dari 7

Program S1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)


Universitas Terbuka (UT)
Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Produktif

Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang


dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai teori/pendekatan
pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar. Teori dan pendekatan tersebut, antara lain belajar aktif,
belajar kreatif, pendekatan konstruktif, serta belajar kolaboratif dan
kooperatif. Karakteristik penting dari setiap teori/pendekatan tersebut
diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan
siswa mengembangkan kreativitas serta menghasilkan sesuatu sebagai
produk yang bersumber dari pemahaman siswa terhadap konsep yang
sedang dikaji.

1. Belajar Aktif
Belajar hanya terjadi jika siswa aktif, dalam arti siswa terlibat optimal
secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran. Siswa tidak
menjadi penonton yang selalu menerima pertunjukkan yang disuguhkan
oleh guru, tetapi menjdi pelaku utama dalam pembelajaran
Pembelajaran Kreatif dan Produktif
2. Pendekatan Konstruktivisme
Asumsi dasar yang melandasi pendekatan ini adalah pembelajaran harus menekankan pada
“pembentukan makna” oleh siswa karena belajar mempersyaratkan self regulation and the
building of conceptual structure through reflection and abstraction. Ini berarti bahwa siswa
harus mampu mengonseptualisasikan pengetahuan melalui refleksi dan abstraksi. Hal ini
hanya mungkin terjadi bila siswa mendapat kesempatan yang luas atau memadai untuk
menjelajahi lingkungan sumber belajar yang memungkinkan terjadinya interaksi.
3. Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Baik belajar kooperatif maupun belajar secara kolaboratif mempunyai dampak pengiring
yang hampir sama dalam hal membentuk kemampuan bekerja sama, berdisiplin, dan
bertanggung jawab. Di samping itu, bekerja dalam kelompok akan memungkinkan para
siswa berbagi informasi dan pengalaman, meningkatkan keterampilan bersosialisasi dan
berkomunikasi antarpribadi, serta mengembangkan kepekaan. Perbedaan antara keduanya
adalah pada struktur kegiatan. Belajar kooperatif menuntut kerja kelompok dalam bentuk
tatap muka dengan kegiatan yang lebih terstruktur, seperti diskusi kelompok kecil,
sedangkan belajar kolaboratif lebih leluasa karena kelompok dapat mengerjakan tugas
secara lebih independen.
Pembelajaran Kreatif dan Produtif

4. Belajar Kreatif
Untuk menjadi kreatif, seperangkat persyaratan harus dipenuhi. Erwin Segal (dalam Black,
2003) menyatakan bahwa untuk menjadi kreatif, seseorang harus mempunyai komitmen
yang tinggi, kemampuan bekerja keras, bersemangat, dan percaya diri. Dalam situasi kelas,
kreativitas dapat dikembangkan melalui kegiatan curah pendapat, yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tanpa rasa takut dan
mempercayai atau meyakinkan pendapatnya, serta mengajukan pertanyaan terbuka. Semua
ini akan mungkin terjadi jika suasana kelas kondusif, serta guru dan siswa bebas
melakukan eksplorasi atas topik kurikulum. Kreativitas dalam bidang akademik hanya
mungkin ditumbuhkan jika guru mampu memosisikan diri sebagai fasilitator dengan
merancang tugas-tugas yang menuntut siswa menghasilkan sesuatu yang baru (orisinal,
asli), memilih dan merancang tugas sendiri, melakukan independent study atau melakukan
satu percobaan/eksperimen (Torrance&Golf).
Prinsip Penerapan
Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
1. Perubahan Pola Pikir (Mind-Set)
Perubahan pola pikir yang mendasar sehingga guru yang mulanya
menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber bagi siswa kini berubah
menjadi guru sebagai fasilitator yang wajib menyediakan kondisi belajar
yang memungkinkan para siswa mampu melakukan eksplorasi,
interpretasi, dan kreasi sehingga menghasilkan produktif yang kreatif.
Tugas utama guru bukan lagi mengajar, tetapi memfasilitasi terjadinya
belajar pada diri siswa.
2. Pemahaman Konsep yang Benar
Guru hendaknya mempelajari dengan cermat hakikat model pembelajaran
kreatif dan produktif serta mengadakan/latihan mensimulasikan langkah-
langkah penerapannya sehingga sempurna dalam penyampaian konsep dan
tercapainnya kompetensi siswa.
Prinsip Penerapan
Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif

• 3. Keyakinan pada Potensi Siswa Student Centered Learning


Keyakinan terhadap kemampuan yang siswa memiliki akan membuat
guru percaya dan mau mengubah paradigma yang menganggap guru
sebagai sumber informasi satu-satunya. Sehingga peran guru bukan
lagi sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu kepada siswa, tetapi
lebih sebagai fasilitator dan motivator yang menyiapkan kondisi
belajar yang kondusif sehingga mampu mendorong siswa untuk
belajar melalui berbagai kegiatan eksplorasi, diskusi.
Prinsip Penerapan
Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
• 4. Kreativitas
Kreativitas sangat dituntut terutama dalam merancang berbagai kegiatan dan
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan pada tahap eksplorasi dan
interpretasi. Makin kreatif seorang guru maka makin kaya variasi kegiatan
yang dapat dirancangnya sehingga makin kaya variasi sumber belajar yang
dapat dimanfaatkan.
• 5. Kurikulum yang Fleksibel
Dengan pengorganisasian kurikulum secara fleksibel sehingga perhatian guru
dan siswa dapat difokuskan pada topik-topik yang memerlukan kajian intensif
sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Tentu hal ini juga dikaitkan
dengan perkembangan minat dan kebutuhan dalam lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai