Anda di halaman 1dari 19

.

Kisah
empat lilin
Sumber: @ Alighthouse.com
Diolah kembali dari sebuah file
powerpoint oleh SBelen
Ada empat lilin
... yang menyala.
Sedikit demi sedikit habis
meleleh.
Suasana begitu sunyi
sehingga terdengarlah
percakapan mereka.
Yang pertama berkata:

“Aku adalah Damai


Namun manusia tak mampu
menjagaku. Maka, lebih baik aku
mematikan diriku saja!”

Demikianlah sedikit demi sedikit


sang lilin padam.
Yang kedua berkata:

“ Aku adalah Iman


Sayang, aku tak berguna lagi.
Manusia tak mau mengenalku.
Jadi tak ada gunanya lagi aku tetap
menyala.”

Begitu selesai bicara, tiupan angin


memadamkannya.
Dengan sedih giliran lilin ketiga berbicara:

“ Aku adalah Cinta


Aku tak mampu lagi tetap menyala.
Manusia tidak lagi memandang dan
menganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan
membenci mereka yang mencintainya,
membenci keluarganya.”

Tanpa menunggu lama, padamlah lilin


ketiga.
Tanpa terduga...
Seorang anak kecil masuk ke dalam kamar.
Ia melihat ketiga lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan, ia berkata:
“Eh, apa yang terjadi?!
Kalian harus tetap menyala.
Aku takut kegelapan!”
Ia pun menangis tersedu-sedu.
Lalu, dengan terharu lilin
keempat berkata:

“Jangan takut!
Janganlah menangis!
Selama aku masih ada dan
menyala, kita tetap dapat
selalu menyalakan ketiga
lilin lainnya.

Akulah

HARAPAN”
Dengan mata bersinar, sang anak
mengambil lilin harapan ...
... dan menyalakan kembali lilin
damai
Lalu, menyalakan kembali lilin iman. ...
dan, terakhir lilin cinta.
Empat lilin

itu sekarang, semuanya


sama-sama menyala!
Apa yang tidak
pernah mati
hanyalah HARAPAN
yang ada dalam hati
kita....
Setiap orang di antara kita
terpanggil untuk menjadi
lilin harapan.
...dan masing-masing kita
adalah alat, seperti anak
kecil itu, yang dalam
situasi dan kondisi apa
pun mampu
menghidupkan kembali
DAMAI, IMAN, dan CINTA
yang telah redup dan sirna
....
Selamat
menjadi

LILIN
HARAPAN

Anda mungkin juga menyukai