Anda di halaman 1dari 18

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN

KEPERAWATAN TYPOID PADA


ANAK

DISUSUN OLEH :
ARI RUDIANA
RATU RIN RIN AULIA
KONSEP PENYAKIT DEMAM TYPOID
DEFINISI
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan salmonella thipi. Penyakit ini
ditandai dengan panas berkepanjangan, ditopang dengan
bakterimia tanpa keterlibatan struktur endothelelia atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multipaksi kedalam
sel fagosip monocular dari hati, limpa, kelenjar limpa, limfe
usus dan peyer’s patcah dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (sumarmo,
2002)
ETIOLOGI
 Salmonella thypi sama dengan salmonella lain adalah bakteri
gram negative, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak
berbentuk spora, fakultatif anerob. Mempunyai antigen somatic
(O) yang terdiri dari oligo sakarida, flagella antigen (H) yang
terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari poli
sakarida. Mempunyai makro molekuler lipoposakarida kompleks
yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinakan
endotoksin. Salmonella thypi juga dapat diperoleh flasmid fator-
R berkaitan dengan resistensi terhadap multiple.
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan


rata-rata 10-14 hari.  Bradikardi, pusing, nyeri otot
 Demam meninggi sampai akhir minggu pertama  Batuk
 Demam turun pada minggu keempat, kecuali  Lidah yang berselaput (kotor
demam tidak tertangani akan menyebabkan syok, ditengah, tepian ujung merah serta
stupor dan koma.
tremor)
 Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan
selama 2-3 hari  Hepatomegali, splenomegali,
 Nyeri kepala, nyeri perut meterosismus
 Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi  Gangguan menelan
PATOFISIOLOGI
 Kuman masuk melalui mulut. Sebagian akan dimusnahkan dalam lambung
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk keusus halus kejaringan limfoid
dan berkembang biak menyerang vilis usus halus, kemudian kuman masuk
kedalam peredaran darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sel retikulo
endoteleal, hati, limpa dan organ-organ lain
 Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir pada sel-sel retikulo
endoteleal, melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia, untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk kebeberapa
jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kantung empedu. Pada minggu
pertama sakit terjadi hyperplasia plaks player, terjadi pada kelenjar limfoid
usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi
ulserasi plaks peyer. Minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan sikatrik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah perifer lengkap
 Pemeriksaan SGOT dan SGPT
 Pemeriksaan uji widal : Uji widal
dilakukan untuk mendeteksi adanya
antibody terhadap bakteri salmonella typhi.
Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan
adanya agglutinin dalam serum penderita
demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh
salmonella typhi maka penderita
membuatantibody (agglutinin)
 Kultur
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pendertia tifoid adalah sebagai berikut :
 Bed Rest
 Diet dan terapi penunjang
 Pemberian antibiotikum, anti radang anti inflamasi, dan anti piretik
1. Anti radang (antiinflamas). Kortikosteroid diberikan pada kasus berat
dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1-3 mg/kgbb/hari IV, dibagi
3 dosis hingga kesadaran membaik.
2. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol.
3. Antiemetik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah pasien.
KOMPLIKASI
 Pendarahan usus.
 Perforasi usus
 Peritonitis
 Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis,
yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati, danlain-lain.
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013)
PENCEGAHAN

 Biasakan melindungi makanan dari hewan pembawa penyakit seperti lalat,


kecoa, dan tikus
 Cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir
 Hindari memberi jajanan ditempat tempat yang kurang bersih
 Banyak mengonsumsi air putih
 Menjaga pola hidup dan makanan yang sehat
 Menjaga pola istirahat
ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID
PENGKAJIAN FOKUS

1. Biodata Klien dan penanggungjawab


2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pengkajian sistem tubuh
5. Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
6. Pengkajian riwayat Imunisasi
7. Pengkajian Motorik kasar dan halus
8. Pengkajian Kognitif
9. Pengkajian bahasa
10. Pengkajian pola fungsional
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Hipertermi (D0017)
 Devisit Kebutuhan Nutrisi ( D0019)
 Syok Hipovolemia ( D0023 )
 Hipotermia ( D0131 )
 Nyeri ( D0077 )
 Intoleransi aktivitas ( D0056 )
 Resiko ketidakseimbangan elektrolit ( D0037 )
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah


kategori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang dperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan
mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, di
banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara
lansung setelah pengkajian ( potter & perry, 2005 ).
EVALUASI
Evalusi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasl, klien bisa
keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk
kembalike dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).
Secara umum, evaluasi ditujukan untuk :
 Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
 Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
 Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
 (Asmadi, 2008)  
KESIMPULAN
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut pada saluran cerna bagian bawah
(usus halus) dengan gejala demam kurang lebih satu minggu disertai gangguan
saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. penyakit ini
disebabkan oleh Salmonella thypi A, B , dan C. (Reski, 2014) Demam tifoid atau
thypus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik
diperkotaan maupun dipedesaan. Penyakit ini sangat erat hubungannya dengan
kualitas yang mendalam dari hygiene pribadi dan sanitasi lingkugan seperti
higieneperorangan, dan hygiene penjamah makanan yang rendah, lingkungan
yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta perilaku
masyarakat yang tidak mendukung perilaku sehat. (kemenkes., 2006)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai