Anda di halaman 1dari 19

• Regita Nur Ramadani (191FK01095)

ASKEP • Silpiana Amelia (191fk01116)


DM JUVENIL
PENGERTIAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya
peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa
keadaan, di antaranya adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon
insulin atau gangguan kedua-duanya (Weinzimer SA, Magge S. 2005).
Diabetes mellitus (DM) tipe-1 adalah DM akibat insulin tidak cukup diproduksi oleh sel
beta pankreas, sehingga terjadi hiperglikemia (WHO,2017). Tipe -1 ini ditandai dengan
berkurangnya sel beta pankreas yang diperantarai oleh imun atau antibodi, sehinga sepanjang hidup
penderita ini tergantung pada insulin eksogen (Chiang JL, 2014).
ETIOLOGI
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Sering terjadi pada usia
sebelum 15 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes ( DM Tipe I ),
gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatnya kadar
glukosa darah plasma >200mg/dl). Etiologi DM tipe I adalah sebagai berikut :

Faktor Faktor Faktor


Genetic Lingkungan Imunologi
PATOFISIOLOGI

01 03
Periode pra diabetes Periode honeymoon
Pada periode ini gejala gejala Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau
klinis diabetes belum nampak sementara. Pada periode ini sisa -sisa sel β pankreas
karena baru ada proses destruksi akan bekerja optimal sehingga akan diproduksi
sel β pankreas. insulin dari dalam tubuh sendiri.

02
Periode manifestasi klinis diabetes
04
Periode ketergantungan insulin
Pada periode ini, gejala klinis DM
yang menetap
mulai muncul.Pada periode ini Periode ketergantungan insulin yang
sudah terjadi sekitar 90% menetap. Periode ini merupakan periode
kerusakan sel β- pankreas. terakhir dari penderita DM.
MANIFESTASI
KLINIS

1. Hiperglikemia
2. Polifagi
3. Poliuria
Pada diabetes melitus tipe 1, yang 4. Polidipsi
kebanyakan diderita oleh anak-anak 5. Poliuria noktural
( diabetes melitus juvenil) mempunyai 6. Penurunan BB
gambaran lebih akut, lebih berat, 7. Ketonemia dan
tergantung insulin dengan kadar glukosa ketonuria
darah yang labil. Mayoritas penyandang 8. Mata kabur
DM tipe 1 menunjukan gambaran klinik 9. Gejala lainnya seperti
yang klasik seperti: muntah-muntah,
nafas berbau aseton,
nyeri atau kekakuan
abdomen dan koma.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Glukosa darah
2. Aseton plasma
3. Asam lemak bebas
4. Osmolalitas serum
5. Elektrolit (natrium, kalium, forfor)
6. Hemoglogbin glikosilat
7. Gas darah arteri
8. Trombosit darah
9. Ureum/kreatinin
10. Amilase darah
11. Insulin darah
12. Pemeriksaan fungsi tiroid
13. Urine
14. Kultur dan sensitivitas
PENATALAKSANAAN
Insulin Edukasi

Monitoring
Diet kontrol
glikemik

Aktivitas fisik
KOMPLIKASI
Komplikasi Metabolik Komplikasi - komplikasi vaskular jangka panjang
● Hipoglikemia ● Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati.
Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3
adalah gejala yang timbul akibat tubuh
penderita DM tipe-1.
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa ● Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan
lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dan angina.
sebagainya. Hipoglikemik disebabkan oleh obat ● Komplikasi lainnya:
anti-diabetes yang diminum dengan dosis ● Gangguan pertumbuhan dan pubertas
terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan, ● Katarak
● Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
atau bisa juga karena latihan fisik yang ● Hepatomegali
berlebihan.
● Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah
dalam tubuh terlalu tinggi, dan biasanya lebih
dari 600 mg/dl.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas
meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor
register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.

Riwayat
Kesehtan
• Keluhan Utama
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Kesehatan Keluarga
• Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemeriksaan
Fisik
1. Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Pernapasan
4. Neurosensori
5. Nyeri/kenyamanan
6. Keamanan
7. Eliminasi
8. Integritas ego
9. Makanan/cairan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari


Resiko Kerusakan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
integritas kulit
penurunan masukan oral, anoreksia,
berhubungan dengan
mual, peningkatan metabolisme
adanya luka ( trauma )
protein, lemak.

Resiko kekurangan cairan


Resiko Infeksi ganguan berhubungan dengan
penyembuhan luka berhubungan diuresis meningkat,
dengan penurunan fungsi leucosit/ hiperglikemia, diare,
gangguan sirkulasi muntah, poliuria,
evaporasi
INTERVENSI
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1 Ketidak seimbangan nutrisi Kebutuhan nutrisi pasien 1. Timbang berat badan
. kurang dari kebutuhan tubuh terpenuhi dengan Kriteria setiap hari atau sesuai
berhubungan dengan Hasil: dengan indikasi.
penurunan masukan oral, - Pasien dapat mencerna jumlah 2. Auskultasi bising usus,
anoreksia, mual, kalori atau nutrien yang tepat catat adanya nyeri
peningkatan metabolisme - Berat badan stabil atau abdomen / perut
protein, lemak. penambahan ke arah rentang kembung, mual,
biasanya muntahan makanan yang
belum sempat dicerna,
pertahankan keadaan
puasa sesuai dengan
indikasi.
3. Kolaborasi melakukan
pemeriksaan gula darah.
4. Kolaborasi pemberian
pengobatan insulin.
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi
6. Kaji ttv
7. Catat intake dan outpu
2 Resiko Kerusakan integritas Gangguan integritas kulit 1. Kaji luka, adanya
.
kulit berhubungan dengan dapat berkurang atau epitelisasi, perubahan
adanya luka ( trauma ) menunjukkan warna, edema, dan
penyembuhan dengan discharge, frekuensi ganti
Kriteria Hasil : Kondisi luka balut.
menunjukkan adanya 2. Kaji tanda - tanda vital
perbaikan jaringan dan tidak 3. Lakukan perawatan luka
terinfeksi 4. Kolaborasi pemberian
insulin dan medikasi.
5. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi.
3 Resiko Infeksi berhubungan Klien akan menunjukkan 1. Observasi tanda-tanda
. dengan penurunan fungsi tidak adanya tanda inteksi, infeksi
leucosit/ gangguan sirkulasi dengan Kriteria Hasil : 2. Lakukan perubahan
- Luka sembuh posisi.
- Tidak ada edema sekitar luka. 3. Kaji ttv
- Tidak terdapat pus, luka cepat 4. Kaloborasi pemberian
mongering. antibiotik
4 Resiko kekurangan Kebutuhan cairan atau 1. Pantau tanda-tanda
. cairan berhubungan hidrasi pasien terpenuhi vital
dengan diuresis dengan Kriteria Hasil : 2. Kaji nadi perifer,
meningkat, hiperglikemia, Pasien menunjukkan pengisian kapiler,
diare, muntah, poliuria, hidrasi yang adekuat turgor kulit dan
evaporasi dibuktikan oleh tanda membran mukosa
vital stabil, nadi perifer 3. Pantau masukan dan
dapat diraba, turgor kulit pengeluaran
dan pengisian kapiler 4. Kaloborasi pemberian
baik, haluaran urin tepat cairan
secara individu dan
kadar elektrolit dalam
batas normal.
IMPLEMENTASI
Merupakan tahap
dimana rencana keperawatan
dilaksanakan sesuai dengan
intervensi. Tujuan dari
implementasi adalah
membantu klien dalam
mencapai peningkatan
kesehatan baik yang
dilakukan secara mandiri
maupun kolaborasi dan
rujukan
EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan
diabetes mellitus adalah :
1) Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit,
normal.
2) Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium
normal dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3) Infeksi tidak terjadi
4) Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5) Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek

prosedur dan proses pengobatan.


KESIMPULAN
Diabetes Mellitus merupakan penyakit terkait dengan sistem endokrinologi dan pankreas
sebagai penghasil insulin yang menjadi pusat kajian serta studi penyakit ini. Insulin
memegang peranan pokok dalam metabolisme glukosa serta alur energi tubuh manusia.
Diabetes Mellitus adalah penyakit dengan banyak gejala yang menyertai dan memiliki faktor
dalam dan faktor luar sebagai pencetusnya. Ada 2 etiologi utama dari diabetes mellitus yang
menjadi dasar klasifikasi penyakitnya. Diabetes mellitus tipe 1 yang dicetuskan oleh tidak
cukupnya jumlah insulin sampai tidak terbentuknya insulin oleh pankreas ( Sel Beta Pulau
Langerhans ) disebabkan oleh proses autoimunitas yang menghancurkan sel beta pulau
langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 menyerang anak dengan umur < 18 tahun dengan
rataan umur penderita 4 - 10 tahun. T1DM menyebabkan ketergantungan abosolut insulin
eksogenik untuk mengatur kadar gula darah, dan menjaga status diabetes tidak berkembang
menjadi penyakit dengan banyak komplikasi. Penatalaksanaan dengan insulin bertujuan
untuk menghentikan proses pembentukan gula hati dan menghentikan ketogenesis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai