Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan pada

Gangguan Penggunaan
Napza

Kelompok IV :
Jelsi Aryuni 1914201055
Dosen Pengampu : M. Rizan Syafiq 1914201057
Ns. ALINI,M.Kep Mayang Marsely Rizki Filianti. M 1914201060
Merizal Afriandi 1914201061
Nanda 1914201093
Putri Wilda 1914201003
Mata Kuliah:Kep. Jiwa II Rima Mustika 1914201072
Semester/ Kelas : 5/B Wanda Rosa Septiandini 1914201079
Wini Enjelia 1914201080
PENGERTIAN NAPZA
Zat adiktif atau istilah yang paling dikenal kalangan masyarakat luas dengan istilah narkoba adalah berasal dari
kata narkotik dan bahan adiktif. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi napza, yang merupakan
kependekan dari narkotik, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Narkotika adalah obat-obatan yang
bekerja pada susunan saraf pusat dan digunakan sebagai analgesik (pengurang rasa sakit) pada bidang kedokteran.
Psikotropika adalah obat-obatan yang efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, biasanya digunakan
untuk pengobatan gangguan kejiwaan. Bahan adiktif adalah bahan yang apabila digunakan dapat menimbulkan
kecanduan atau ketergantungan. Pemakai dapat merasa tenang, merasa segar, bersemangat, menimbulkan efek
halusinasi, dan memengaruhi suasana perasaan pemakai.

Efek inilah yang sering dimanfaatkan pemakai saat


ia merasa kurang percaya diri, khawatir tidak
diakui sebagai kawan, melarikan diri dari
permasalahan, atau bahkan hanya untuk sekedar
rekreasi (bersenang-senang).
JENIS ZAT ADIKTIF

Saat membahas penyalahgunaan zat adiktif, maka akan ditemukan beberapa istilah seperti zat adiktif, zat
psikoaktif, dan narkotik. Zat adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan
kecanduan atau ketergantungan. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif terutama pada
otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang.
Ada dua macam zat psikoaktif, yaitu bersifat adiksi dan nonadiksi. Zat psikoaktif yang bersifat
nonadiksi adalah obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa, psikotik, dan obat antidepresi. Narkotik adalah
istilah yang muncul berdasar Undang-Undang Narkotika Nomor 9 Tahun 1976, yaitu zat adiktif kanabis (ganja),
golongan opioida, dan kokain. Ketiga istilah ini sering disebut sebagai narkoba, yang kemudian berkembang
menjadi istilah napza.
AKIBAT PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF

Seseorang yang menggunakan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang disebut intoksikasi (teler) yaitu
kondisi zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan memori, perilaku,
kognitif, alain perasaan, dan kesadaran. Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara
berkesinambungan, maka akan dicapai suatu kondisi toleransi, yaitu terjadinya peningkatan jumlah penggunaan
zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pengguna (memerlukan dosis lebih tinggi untuk mencapai efek yang
diharapkan). Kondisi toleransi ini akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (overdosis).
Pada pemakaian yang terus-menerus tercapai, maka menyebabkan tingkat dosis toleransi yang tinggi. Pengguna
zat adiktif bila menghentikan atau tidak menggunakan zat adiktif lagi akan menimbulkan gejala-gejala sindroma
putus zat atau pasien dalam kondisi withdrawal.
RENTANG RESPONS GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF Eksperimental Rekreasional Situasional
Penyalahgunaan Ketergantungan

Eksperimental adalah kondisi penggunaan tahap awal, yang disebabkan rasa ingin tahu. Biasanya
01 dilakukan oleh remaja, yang sesuai tumbuh kembangnya ingin mencari pengalaman baru atau sering
juga dikatakan sebagai taraf coba-coba.

Rekreasional adalah penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebayanya, misalnya
02 waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun, dan sebagainya. Penggunaan ini bertujuan untuk
rekreasi bersama teman sebayanya.

Situasional atau mengatasi masalah yang dihadapi. Biasanya individu menggunakan zat bila sedang
03 dalam konflik, stres, dan frustasi. merupakan penggunaan zat yang merupakan cara untuk melarikan
diri.

Penyalahgunaan adalah penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling
tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku, serta mengganggu fungsi peran di
04 lingkungan sosialnya, pendidikan, dan pekerjaan. Walaupun pasien menderita cukup serius akibat menggunakan,
pasien tersebut tidak mampu untuk menghentikan .

Ketergantungan adalah penggunaan zat yang sudah cukup berat, sehingga telah terjadi ketergantungan
05 fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan kondisi toleransi dan sindroma putus zat.
ZAT ADIKTIF YANG DISALAHGUNAKAN

Zat Adiktif yang Disalahgunakan Golongan Denk Opioida Kanabis Morfin, heroin
(puthao), candu, kodein, petidin. Ganja (mariyuanal, minyak hasish. Serbuk kokain,
daun koka Kokain Semua minuman yang mengandung ethyl alkohol, seperti brandy,
bir, wine, whisky, cognac brem, tuak, anggur cap orang tua, dan lain-lain. Alkohol
Sedatif-Hipnotik MDA (Methyl Diaxy Amphe Sedatin (BK), rohipnol, mogadon, dulomid,
nipam, mandrax. Amfetamin, benzedrine, dexedrine tamine) MDMA (Methyl Dioxy
Meth Amphetamine) Ekstasi Halusinogen LSD, meskalin, jamur, kecubung. Glue (aica
aibonl, aceton, thinner, N.O. Terdapat dalam tembakau. Solven & Inhalasia Nikotin
Kafein Terdapat dala.n kopi. dan lain-lain
EFEK DAN CARA PENGGUNAAN

NO JENIS CARA PENGGUNAAN EFEK PADA TUBUH

1. OPIUM,HER Dihirup melalui hidung,disuntikkaan Merasa bebas dari rasa sakit, tegang, euforia
OIN,MORFIN
melalui otot atau pembuluh darah
vena
2. Kokain Ditelan bersama minuman,diisap Merasa gembira.bertenaga, lebih percaya diri
seperti rokok,atau disuntikkan.
3. Kanabis, Dicampur dengan tembakau Rasa gembira, lebih percaya diri, relaks
Mariyuana,g
anja
4. Alkohol Diminum Bergantung kandungan alkoholnya.

5. Amfetamin Diisap, ditelan Merasa lebih percaya diri, mengurangi rasa lelah,
meningkatkan konsentrasi
6. Sedatif Ditelan Merasa lebih santai, menyebabkan kantuk
PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL

Kondisi
KondisiIntoksikasi
Intoksikasi: :
Ancaman
AncamanKehidupan
Kehidupan(Kondisi
(KondisiOverdosis)
Overdosis): : 1.
1. Cemas
Cemasberhubungan
berhubungandengan
dengan
1.Tidak
1.Tidakefektifnya
efektifnyajalan
jalannapas
napas(depresi
(depresi
sistem intoksikasi
intoksikasiganja.
ganja.
sistem pernapasan) berhubungandengan
pernapasan) berhubungan dengan
intoksikasi 2.
2. Perilaku agresifberhubungan
Perilaku agresif berhubungan
intoksikasi opioida, sedatif hipnotik,allkohol.
opioida, sedatif hipnotik, allkohol.
2.Gangguan kesadaran berhubungan
2.Gangguan kesadaran berhubungan dengan
dengan intoksikasisedatif
intoksikasi sedatifhipnotik,
hipnotik,
dengan
denganintoksikasi
intoksikasisedatif
sedatifhipnotik,
hipnotik,alkohol.
alkohol. alkohol.
alkohol.
3.3.Gangguan keseimbangan cairan elektrolit 3.
Gangguan keseimbangan cairan elektrolit 3. Gangguan
Gangguankomunikasi
komunikasiverbal
verbal
berhubungan
berhubungandengan
dengandelirium
deliriumtremens berhubungan
(putus zat alkohol).
tremens berhubungandengandenganintoksikasi
intoksikasi
(putus zat alkohol). sedatif
4.Amuk sedatif hipnotik, alkohol,opioida.
hipnotik, alkohol, opioida.
4.Amukberhubungan
berhubungandengandenganintoksikasi
intoksikasi 4. Gangguan kognitif berhubungan
sedatif hipnotik.
sedatif hipnotik. 4. Gangguan kognitif berhubungan
5.Potensial dengan
denganintoksikasi
intoksikasisedatif
sedatifhipnotik,
hipnotik,
5.Potensialmelukai
melukaidiri/lingkungan
diri/lingkungan
berhubungan
berhubungan denganintoksikasi
dengan intoksikasialkohol,
alkohol, alkohol,
alkohol,kanabis,
kanabis,opioida.
opioida.
sedatif hipnotik.
sedatif hipnotik. 5.
5. Gangguan
Gangguanrasa rasanyaman,
nyaman,seperti
seperti
6.Potensial
6.Potensialmerusak
merusakdiri/bunuh
diri/bunuhdiri mual/muntah
diri mual/muntah berhubungandengan
berhubungan dengan
berhubungan dengan putus zat
berhubungan dengan putus zat MDMA MDMA intoksikasi MDMA (ekstasi).
(ekstasi). intoksikasi MDMA (ekstasi).
(ekstasi).
Sindroma Putus Zat (Withdrawal)
1. Kejang berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik.
2. Gangguan persepsi (halusinasi) berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik.
3. Gangguan proses berpikir (waham) berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik.
4. Gangguan tidur (insomnia, hipersomnia) berhubungan dengan putus zat alkchol, sedatif hipnotik,
opioida, MDMA (ekstasi).
5. Gangguan rasa nyaman (mual, muntah) berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik,
opioida.
6. Gangguan rasa nyaman (nyeri sendi, otot, tulang) berhubungan dengan putus zat opioida.
7. Gangguan afektif (depresi) berhubungan dengan putus zat MDMA (ekstasi).
8. Perilaku manipulatif berhubungan dengan putus zat opioida.
9. Terputusnya program perawatan (melarikan diri, pulang paksa) berhubungan dengan kurangnya sistem
dukungan keluarga.
10. Cemas (keluarga) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam merawat pasien ketergantungan
zat adiktif.
11. Potensial gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan putus zat opioida.
Pascadetoksikasi (Rehabilitasi Mental Emesional)

1. Gangguan pemųsatan perhatian berhubungan dengan dampak penggunaan


zat adiktif.
2. Gangguan kegiatan hidup sehari-hari (activity daily life-ADL) berhubungan
dengan dampak penggunaan zat adiktif
3. Pemecahan masalah yang tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan, pola asuh yang salah, dan tidak mampu asertif.
4. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan pemecahan
masalah yang tidak adekuat schingga melakukan penggunaan zat adiktif.
5. Kurang kooperatif dalam program perawatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan perawatan gangguan penggunaan zat adiktif.
6. Potensial melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan psikologis ganja
dan alkohol.
7. Potensial kambuh (relaps) berhubungan dengan kurang/tidak adanya sistem
dukungan keluarga.
TINDAKAN

Prinsip tindakan keperawatan pada pasien


penyalahgunaan napza disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang timbul (seperti yang
telah disebutkan di atas). Misalnya, pada kondisi
overdosis maka usahakan pasien tidak
mengalami ancaman kehidupan yang dapat
menimbulkan kematian. Pada kondisi intoksikasi
usahakan agar:
1) pasien tidak mengalami perilaku amuk,
agresif,
2) cemas pasien berkurang,
3) rasa nyaman terpenuhi, dan
4) bawalah pasien ke tempat pelayanan
kesehatan.
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Beberapa materi pendidikan kesehatan yang dapat diberikan pada kelompok risiko tinggi.
Orang tua serta masyarakat umum mengetahui hal-hal yang berkaitan kewaspadaan-
kewaspadaan terhadap pengguna dan sikap preventif yang dapat dilakukan, di antaranya
sebagai berikut :
1. Waspadai jika ditemukan benda-benda seperti:
a) jarum suntik
b) kertas timah
c) CD bekas atau kartu telepon yang permukaannya bergores
d) Bong
e) botol dengan pipa yang berbentuk unik
f) lintingan uang kertas atau balok-balok serupa gelas kubus yang tengahnya berlubang.
2. Waspadai jika saudara atau teman memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Prestasi sekolah menurun secara drastis/anjlok.
b) Pola tidur berubah, misalnya pagi susah dibangunkan dan malam suka begadang.
c) Selera makan berkurang.
d) Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari bertemu anggota keluarga lainnya karena takut
ketahuan, dan menolak makan bersama.
e) Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong.
f) Mabuk, bicara pelo (cadel), dan jalan sempoyongan

3. Kenali penggunaan bahasa yang sering digunakan di antara bandar dan pengguna napza, antara lain
sebagai berikut:
g) 4-dimensi : Pakai serentak empat macam, yaitu ganja, ekstasi, shabu, dan alkohol.
h) Afo : Aluminium foilc.
i) Amper : Amplopd.
j) Bandar : B.D.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


DoSlidesgo,
you have any questions?
including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai