Anda di halaman 1dari 67

STROKE

NON HEMORAGIK
Pembimbing : dr. Hygea talita Sp.S

Disusun oleh:
Putri Aprillia Saraswati
FAB 118 042

Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Bagian Ilmu Neurologi
2019
KASUS
1. Identitas Pasien
• Nama : Ny. Z
• Tanggal Lahir : 5 Agustus 1970
• Usia : 49 tahun
• Jenis Kelamin : perempuan
• Alamat : Desa Asem kumbang, Katingan
• Status : Menikah
• h. Agama : Islam
• i. Pekerjaan :-
• j. Tanggal Masuk RS : 31 Oktober 2019
2. Anamnesis
• a. Keluhan Utama : px datang dengan penurunan kesadaran
• b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan penurunan
kesadaran, disertai kelemahan anggota gerak kanan secara mendadak 6 jam
smrs, saat serangan pasien sedang berduduk santai. Keluarga pasien
menyangkal adanya keluhan sakit kepala saat serangan terjadi, mual (-),
muntah (-), pusing berputar (-), kejang (-) pada pasien. Pasien tidak dapat
berbicara

• Riwayat Penyakit Dahulu : sebelumnya tidak pernah mengalahi hal yang


sama, riwayat stroke (-), riwayat kejang (-), hipertensi (+), Penyakit jantung
(+), DM (+)

• Riwayat Pengobatan : furosemide + bisoprolol fumorate

• . Riwayat penyakit keluarga : tidak ada yang pernah mengalami hal serupa
d. Riwayat Penyakit Keluarga : -

e. Riwayat Sosial
Riwayat merokok disangkal
Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal
• Kesadaran : Stupor (E2 V(afasia) M5 )
• Vital sign:
• Tekanan Darah : 180/100 mmHg
• Nadi : 90 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
• Suhu : 36.8 0C
• Pernapasan : 24 x/menit

5
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Hidung Rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Lidah Simetris, Deviasi (-/-)

Thorax
Pulmo Inspeksi: Simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : fremitus vokal dan taktil (+/+)
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Thorax Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Cor Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VII linea Midaxilla anterior sinistra
Perkusi : Batas kanan ICS V linea parasternalis dekstra
Batas kiri ICS VII linea midAksilla anterior sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/ lien tidak teraba
besar 6
Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Rangsang
Meningeal

Kaku Kuduk -

Brudzinski I -

Kernig > 135o / > 135o

Brudzinski II -/-

Lasegue >70o / > 70o

7
Pemeriksaan Nervus kranialis
Nervus Olfactorius
(N.I) Dextra Sinistra
Daya Pembau - -

Nervus Opticus (N.II) Dextra Sinistra

Lapang - -
Pandang
- -
Pengenalan
Warna
Funduskopi -
8
Nervus Dextra Sinistra
Okulomotorius (N.III) Ptosis - -
Gerakan Bola Mata
• Medial - -
• Atas - -
• Bawah - -
Ukuran Pupil Pupil bulat isokor Ø3 mm
Refleks Cahaya + +
Langsung
Refleks Cahaya Tidak + +
Langsung
Akomodasi - -
Dextra Sinistra
Nervus Trokhlearis
(N.IV) Gerakan Mata Lateral - -
Bawah
Starbismus konvergen - - 9
Diplopia - -
Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
(N.V) Membuka -
Mulut
Sensibilitas Normal
Refleks -
Kornea
Refleks -
Bersin

Nervus Abdusen Dextra Sinistra


(N.VI)
Gerakan mata + +
ke lateral
Strabismus - -
10
konvergen
Diplopia - -
Nervus Fasialis
(N.VII)
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata + +
Menyeringai + +
Lipatan kulit nasolabial + +
dan sudut mulut

Nervus Vestibulochoclearis
(N.VIII)
Dextra Sinistra
Tes Bisik
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Weber 11
Tes
Schwabach
Nervus Glosofaringeus (N.IX) dan Nervus Vagus
(N.X)
Arkus Faring Simetris
Uvula Letak di tengah, simetris
Bersuara -
Menelan -
Refleks muntah Tidak dilakukan

Nervus Assesorius
(N.XI)
Dextra Sinistra
Memalingkan - -
kepala
Mengangkat - -
bahu
12
Nervus Hipoglosus (N.XII)

Sikap lidah Normal


Fasikulasi -
Tremor lidah -
Atrofi otot lidah -
Deviasi -

13
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 0000 4444 ....Pemeriksaan
0000 4444 Fisik
Tonus hipotonus normotonus hipotonus normotonus

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi


Sensibilitas ↓ + ↓ +

Nyeri - - - -
Refleks ↓ + ↓ +
Fisiologis
Refleks - - - -
Patologis
Tremor - - - - 14
Pemeriksaan Refleks
Refleks
Fisiologis Dextra Sinistra
Refleks + +
Biceps
Refleks + +
Triceps
Refleks + +
Patella
Refleks + +
Achilles Dextra Sinistra
Babinski - -
Refleks Patologis
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - - 15
Gonda - -
Hoffman - -
Trommer
Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi • Elektrolit
• Leukosit : 6620 /ul • Natrium : 141 mmol/L
• Eritrosit : 4,47 juta/ul • Kalium : 3,6 mmol/L (↓)
• Trombosit : 199000 /ul • Calsium : 1,14 mmol/L
• Hb : 14,3 g/dl • Profil Lipid
• Kimia Klinik • Asam urat : 4,4 mg/dl
• Gula Darah Sewaktu : 119 mg/dl • Kolesterol Total : 221 mg/dl
• GDP : 122 mg/dl • Trigliserida : 93 mg/dl
• GD 2 jm PP : 121 mg/dl • Kolesterol HDL: 53 mg/dl
• Ureum : 51 mg/dl • Kolesterol LDL : 149 mg/dl
• Creatinin : 0,62 mg/dl
16
RONTGEN THORAX
CT-SCAN Kepala tanpa kontras
Siriraj  Stroke  Score (SSS)
Skor • SS > 1 = Stroke Hemoragik
No Gejala/Tanda Penilaian Indeks
Pasien
(0) Kompos mentis • SS < -1 = Stroke Non
1 Kesadaran (1) Mengantuk X 2,5 2,5 Hemoragik
(2) Semi koma/koma
(0) Tidak
2 Muntah X2 0 • -1 > SS > 1 = Perlu
(1) Ya
pemeriksaan penunjang (Ct-
(0) Tidak
3 Nyeri kepala X2 0 Scan)
(1) Ya
4 Tekanan darah Diastolik X 10% 100
Ateroma = (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x
a.  D M vomitus) + (2 x nyeri kepala) +
(0) Tidak (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x
5 b.  Angina pektoris X (3) 3
(1) Ya petanda ateroma) – 12
c.  Klaudikasio
termiten = (2,5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 0 ) + (0,1 x
6 Konstante – 12 – 12 100)- (3 x 1) –12 20
H A S I L  S S S – 2,5 = - 2,5 -> Stroke Non Hemoragik
ALGORITMA GADJAH MADA

21
2.6 Resume

Masalah yang ditemukan pada pasien adalah perut daerah uluh hati
sejak 2 tahun yang yang lalu. Pasien juga mengeluh badan terasa
lemah, lemas, dan pusing. Pasien mengeluh badannya menguning
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Disertai mual (+) muntah
(-), nafsu makan menurun. Pasien mengeluh juga adanya gatal-gatal
pada kulit. Pasien menyatakan pernah mengalami buang air kecil
berwarna seperti air teh sebelumnya, pasien mengakui memiliki
riwayat hipertensi sebelumnya dan Riwayat DM disangkal, riwayat
penyakit ginjal disangkal,riwayat asma disangkal.
Diagnosis

Diagnosis Klinis :
• Penurunan kesadaran
• Hemiparesis dextra

Diagnosis Topik : infark luas lobus temporoparietal sinistra

Diagnosa Kausal :
• Penurunan kesadaran ec. Stroke non Hemoragik dd stroke hemoragik
• Hemiparesis Dextra ec Stroke non hemoragik (SNH)
23
Diagnosis kerja

• Stroke Non Hemoragik


• Hipertensi
• HHD
• CHF

24
Diagnosis Banding

• Stroke Hemoragik

25
Non-Farmakologis :
• Rehabitiltasi awal
• Fisioterapi
• Support psikologis

26
  31/10/2019 (H+3) 1/10/2019 (H+3) 30/10/2019 (H+5)
S Pasien masih Pasien sudah mulai sadar, tetapi Kesadaran pasien mulai membaik, px
mengalami penurunan berbicara masih belum bisa mengeluhkan neyri kepalq, berbicara tp
kesadaran tidak jelas

O KU : stupor KU : baik KU : baik


GCS = E2 V(afasia) M5 GCS =E3 V(afasia) M5 GCS = E4 V(afasia) M6
TD : 180/100 mmHg TD : 130/90 mmHg TD :120/80 mmHg
N : 90 x/menit N : 95 x/menit N : 85 x/menit
R : 24 x/menit R : 20 x/menit R : 20 x/menit
S : 36,8 C S : 36,5 C S : 36,7 C

A SNH Luas SNH + CHF + HHD SNH + CHF + HHD


P Inf. NaCL 0,9% 20 tpm Inf. NaCL 0,9% 20 tpm Inf. NaCL 0,9% 20 tpm
Inj : Inj : Inj :
Citicolin 2x500 Citicolin 2x500 Citicolin 2x500
Piracetam 3 x 1 g Piracetam 3 x 1 g Piracetam 3 x 1 g
Mecobalamin 3 x 500 Mecobalamin 3 x 500 Mecobalamin 3 x 500
Lansoprazole 1 x 30 Lansoprazole 1 x 30 (-) PO :
PO : PO : Furosemide 1 tab
CPG 1x1 CPG 1x1 Betaone 1,25 0-1-0
Disolf 2x1 Disolf 2x1 Spinorolactone 25 mg
KONSUL JANTUNG Concor 2,5
CPG 1x1
  Disolf 2x1
PEMBAHASAN
Penurunan Kesadaran
• Kesadaran  pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu.
• Penurunan kesadaran  salah satu kegawatan neurologi yang menjadi
petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common
pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan
mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian.
Proses Kesadaran
• Keadaan sadar ditentukan oleh 2 komponen yaitu
formasio retikularis dan hemisfer serebral.
• Formasio retikularis terletak di rostral midpons, midbrain
(mesencephalon) dan thalamus ke korteks serebri. Ini
dinamakan ascending reticular activating system (ARAS).
PROSES KESADARAN
Interaksi yang sangat
kompleks dan terus-
menerus secara efektif
antara hemisfer otak,
formatio retikularis
serta semua rangsang
sensorik yang masuk
…Proses Kesadaran

• Jaras kesadaran
berlangsung secara
multi sinaptik dan
akan menggalakkan inti
(neuron di formatio
retikularis) untuk
selanjutnya
mengirimkan impuls ke
seluruh korteks secara
difus dan bilateral.
Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“:

• S  : Sirkulasi
Meliputi stroke dan penyakit jantung
• E  : Ensefalitis
Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis yang
mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan.
• M : Metabolik
Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum
• E  : Elektrolit
Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.
Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“:

• N : Neoplasma
• I : Intoksikasi
Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan
penurunan kesadaran
• T: Trauma
Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan
subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada.
• E: Epilepsi
Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan
penurunan kesadaran.
PATOGENESIS PENURUNAN KESADARAN

Fokal (-) kaku kuduk (-)



Gangguan iskemik

Gangguan metabolik ( hiperglikemia, hipoglikemia,hipoksia,uremia)

Intoksikasi

Infeksi sistemis

Hipertemia

Epilepsi

Fokal (-) kaku kuduk (+)



Perdarahan subarakhnoid

Radang selaput otak

Radang otak dan jaringan otak (meningoensefalitis)

Gangguan dengan kelainan fokal



Tumor otak

Perdarahan otak

Infark otak

Abses otak
Gangguan Struktur Intrakranial

• Penurunan kesadaran akibat gangguan fungsi atau lesi


struktural formasio retikularis di daerah mesensefalon dan
diensefalon (pusat penggalak kesadaran)  koma
diensefalik.
• Secara anatomik, koma diensefalik dibagi menjadi dua
bagian utama yaitu:
1. Koma akibat lesi supratentorial
2. Koma lesi infratentorial
Koma akibat lesi supratentorial
• Terjadi kerusakan langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan
kompresi pada ARAS karena proses tersebut maupun oleh gangguan
vaskularisasi dan edema yang diakibatkannya.
• Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua hemisfer serebri, sedangkan batang
otak tetap normal.
• Lesi struktural supratentorial (hemisfer):
Adanya massa yang mengambil tempat di dalam kranium (hemisfer serebri)
beserta edema sekitarnya  dorongan dan pergeseran struktur di sekitarnya
 herniasi girus singuli, herniasi transtentorial sentral dan herniasi unkus.
Koma akibat lesi infratentorial
• Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau serta merusak pembuluh
darah yang mendarahinya dengan akibat iskemik, perdarahan dan nekrosis. Misalnya
pada stroke, tumor, cedera kepala, dll
• Proses di luar batang otak yang menekan ARAS
a. Langsung menekan pons
b. Herniasi ke atas dari serebelum dan mesensefalon melalui celah tentorium dan
menekan tegmentum mesensefalon
c. Herniasi ke bawah dari serebelum melalui foramen magnum dan menekan
medulla oblongata.
PEMERIKSAAN PUPIL
• Lesi di hemisfer
• Simetris / refleks cahaya normal
• Integritas mesensefalon baik. Jika refleks
• Kedua mata melihat ke samping arah
pupil normal, refleks kornea dan hemisfer yang terganggu, refleks
okulosefalik (-) dicurigai koma metabolik cahaya normal
• Midposisi (2-5 mm) fixed dan ireguler • Lesi di thalamus
• Lesi mesensefalon fokal • Kedua mata melihat ke medial bawah,
• Pupil reaktif pinpoint pupil kecil, refleks cahaya ( - )
• Kerusakan pons, intoksikasi opiat • Lesi di pons
kolinergik
• Kedua mata ditengah, gerakan bola
• Dilatasi unilateral dan fixed
mata (-), pupil kecil, refleks cahaya (+)
• Herniasi
• Lesi di serebelum
• Pupil bilateral fixed dan dilatasi
• Herniasi sentral, hipoksik-iskemi global,
• Kedua mata ditengah, besar, bentuk
keracunan barbiturate pupil normal, refleks cahaya (+)
Indonesian Neurological Association 2010

Kesadaran menurun

Tanda-tanda trauma kepala (+) Tanda-tanda trauma (-)

• ABC
o Hati-hati trauma leher Tanda-tanda neurologi fokal (+) Tanda-tanda neurologi fokal (-)
o O2 2-3 L/menit
o I.V. line, infus NaCl 0,9 %/
1. Infark
RL 100=150 cc/jam (hindari 2. Hemoragik
dekstrosa) 3. Neoplasma
• Tinggikan posisi kepala 300
4. Abscess/infeksi
• Anamnesis (Allo)
• PF umum
• PF neurologi
• Obs trauma primer & sekunder
• Foley cateter (hematuria?, Tanda-tanda rangsang meningeal (+) Tanda-tanda rangsang meningeal
urinalisis) (-)
• NGT (Hati-hati pada perdarahan
hidung masif)
1. Meningitis Ensefalopati metabolik
• Usahakan TDS > 100 mmHg,
2. Meningoensefalitis 1. Hipoksik-iskemik
berikan SA bila P < 45 2. Endokrin (hipo/hiperglikemia,
• Temperatur usahakan <37,5 3. PSA
tiroid)
• Lab hematologi (DPL), urinalisis, 3. Elektrolit(hiper/hiponatremia,hipe
AGD, elektrolit, Ureum,/ rkalsemia)
Creatinin, GDS 4. Toksin
• Radiologi: Ro Schedel, CT Scan tanpa kontras 5. Obat-obatan
6. Epilepsi
7. Gg. behaviour
....Pemeriksaan Neurologis
Refleks Batang Otak

Refleks Saraf Kranial Pemeriksaan


Pupil II (afferent), Berikan rangsangan cahaya pada masing masing pupil,
III (efferent) kemudian amati refleks langsung dan tidak langsung
Okulosefalik (doll’s eyes) VIII (afferent), Gerakkan kepala secara horizontal dan vertikal,
III,IV, VI (efferent) kemudian amati pergerakan mata pada arah yang
berlawanan (kontraindikasi: jika cedera pada leher
tidak dapat disingkirkan)
Tes Kalor Sama Suntikkan 50 mL air es ke masing-masing telinga,
(jika diperlukan) kemudian amati pergerakan mata pada arah yang
berlawanan terhadap telinga yang disuntikkan
Kornea V (afferent), Sentuh pinggir kornea dengan ujung kapas, kemudian
VII (efferent) amatirefleks kedipnya
Muntah IX (afferent), Rangsang faring posterior dengan ujung kapas,
X/XI (efferent) perhatikan apakah pasien muntah

Dian S. Altered Consciousness : Basic, Diagnostic, and Management. 2012.


Meningeal’s signs

Refleks Patologis
....Pemeriksaan Neurologis

Dekortikasi: Deserebrasi:
lesi di atas midbrain Lesi di bawah midbrain
STROKE
Sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan
gejala neurologis klinis dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global),
yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari
24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa
ditemukannya penyebab lain selain gangguan
vaskuler.
FAKTOR RISIKO
1. Tidak dapat dirubah : 2. Dapat dirubah :
- Usia - Hipertensi
- Jenis kelamin - Merokok
- Diabetes
- Ras
- Fibrilasi atrium
- Genetik - Kelainan jantung
- Hiperlipidemia
- Terapi pengganti hormon
- Anemia sel sabit
- Nutrisi
– Obesitas
- Aktifitas fisik
KLASIFIKASI
Berdasarkan Patologi dan gejala
klinik dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Stroke Hemoragik
(Stroke perdarahan )
2. Stroke Non hemoragik
(Stroke iskemik)
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN NON
HEMORAGIK
STROKE NON HEMORAGIK
• Merupakan stroke karena penyumbatan
• Penyebab : trombosis cerebral dan emboli
• Tidak terjadi perdarahan tetapi hipoksia karena
iskemia akibat penyumbatan
• Kesadaran pasien umumnya baik
TROMBOSIS SEREBRI
• Terdapat kerusakan lokal pembuluh darah akibat
aterosklerosis.
• Pembuluh darah yang mempunyai resiko adalah a.
karotis interna dan a. vertebralis bagian atas
(cenderung terbentuk pada percabangan dan
tempat yang melengkung ).
EMBOLI SEREBRI
• Terjadi pada orang yang lebih muda
• Emboli serebri berasal dari suatu trombus di jantung,
plak ateroma karotikus atau arteri karotis interna,
atau emboli di otak (di a. serebri media bagian atas)
…STROKE NON HEMORAGIK
Berdasarkan gejala klinis yang tampak, stroke non hemoragik terbagi
menjadi :
• Transient Ischemic Attack (TIA)
• Defisit neurologis akut yang terjadi <24 jam, dapat hanya beberapa
menit saja
• Terjadi perbaikan yang reversibel dan penderita pulih seperti semula
dalam waktu kurang dari 24 jam
• Etiologi : emboli atau trombosis dan plak pada arteria karotis interna
dan arteria vertebrabasalis.
• Stroke In Evolution (SIE)
• Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk (beberapa
jam – hari)
…STROKE NON HEMORAGIK
• Reversibel Ischemic Neurology Deficit (RIND)
• Gejala muncul bertahap, akan hilang dalam waktu > 24 jam
tetapi > 3 minggu
• Pasien dapat mengalami pemulihan sempurna
• Complete Stroke Ischemic
• Stroke yang defisit neurologinya sudah menetap.
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Berdasarkan bagian hemispher yang terkena
• Stroke Hemisfer kanan
• Hemiparese sebelah kiri tubuh
• Penilaian buruk
• Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan
terjatuh ke sisi yang berlawanan
• Stroke hemisfer kiri
• Hemiparese kanan
• Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
• Kelainan bidang pandang sebelah kanan
• Disfagia global
• Apasia
• Mudah frustasi
DIAGNOSIS
1. Anamnesa, dapat memberikan gejala dan tanda yang
sesuai dengan daerah fokal
2. Melakukan pemeriksaan fisik neurologik
3. Skoring untuk membedakan jenis stroke :
a. Skor Sirraj
b. Algoritma Gadjah Mada
SKOR SIRIRAJ
Skor Sirraj :
( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x
tekanan diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12 =....
ALGORITMA GADJAH MADA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• CT Scan : membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan
terutama pada fase akut.
• Angiografi serebral (karotis atau vertebral) : membantu membedakan
gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan
tidak jelas.
• Laboratorium : Bila curiga perdarahan tes koagulasi (HT, HB, PTT, Protrombin
Time), Trombosit, Fibrinogen, GDS, Cholesterol, Ureum dan Kreatinin.
• EKG : untuk menegakkan adanya miokard infark, disritmia (terutama atrium
fibrilasi) yang berpotensi menimbulkan stroke iskemik atau TIA.
• Foto Rongten Thorax
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

▹ Tujuan : mencegah meluasnya proses sekunder dengan


penyelamatan neuron-neuron di daerah penumbra serta restorasi
fungsi neurologis yang hilang.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
63

Powers WJ, Rabinstein AA, Ackerson T, Adeoye OM, Bambakidis NC, Becker K, Biller J, Brown M, Demaerschalk BM, Hoh B, Jauch EC. 2018
Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2018 Mar 1;49(3):e46-110.
TERAPI SPESIFIK SNH
▹ Definitif
▸ Trombolisis (rTPA) dengan alteplase (<3 jam onset)
▸ Mekanikal trombektomi (sampai 24 jam onset pada kondisi tertentu)
▹ Prevensi sekunder dengan antiplatelet atau antikoagulan
▹ Pada tensi 220/120 dapat diturunkan sebanyak 15% dengan
nicardipin atau labetolol
▹ Target GDS pada 24 jam pertama onset adalah 140-180 mg/dL
PENCEGAHAN
• Mengatur pola makan yang sehat
• Melakukan olah raga yang teratur
• Menghentikan rokok
• Menghindari minum alkohol
• Memelihara berat badan
• Pemakaian kontrasepsi oral
• Penanganan stres dan istirahat yang cukup
• Pemeriksaah kesehatan teratur
PROGNOSIS
• Sebanyak 75% penderita stroke tidak dapat bekerja kembali akibat
ketidakmampuan tubuhnya
• Sisanya 30-50% penderita stoke mengalami depresi post-stroke yang ditandai
oleh letargi, sulit tidur, rendah diri, dan menarik diri dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    agnes daniella
    Belum ada peringkat
  • Lapsus 2
    Lapsus 2
    Dokumen54 halaman
    Lapsus 2
    agnes daniella
    Belum ada peringkat
  • Lapsus 4
    Lapsus 4
    Dokumen27 halaman
    Lapsus 4
    agnes daniella
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen27 halaman
    Laporan Kasus
    agnes daniella
    Belum ada peringkat
  • Bab I, Ii, Iii & Iv
    Bab I, Ii, Iii & Iv
    Dokumen47 halaman
    Bab I, Ii, Iii & Iv
    agnes daniella
    Belum ada peringkat