Anda di halaman 1dari 12

Demam tifoid, oleh orang awam sering kali disebut tipus, merupakan

penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh kuman


Salmonella typhii.
Jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia diperkirakan terdapat 21
juta kasus dengan 128.000–161.000 kematian setiap tahun, kasus
terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2018).

91% kasus demam tifoid terjadi pada umur 3–19 tahun, kejadian
meningkat setelah umur 5 tahun.
Salmonella typhii merupakan bakteri gram negatif,
mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, dan fakultatif anaerob.

Salmonella typhii mempunyai antigen:

o Somatik (O) terdapat pada bagian dinding sel,


mempunyai komponen lipopolisakarida.

o Flagelar antigen (H) terdiri dari protein.

o Sheath antigen (Vi) terdapat di sekeliling dinding


bakteri.
Saat melewati lambung, sebagian
Bakteri Salmonella typhii masuk Bakteri yang bertahan akan
bakteri akan mati oleh asam
melalui mulut masuk ke usus halus
lambung

Di ileum terminalis membentuk


plaque Peyeri

Sebagian bakteri menembus


Masuk ke dalam sirkulasi darah Masuk aliran limfe mesentrial lamina propia

Melepaskan endotoksin

Pelepasan zat pirogen oleh leukosit


pada jaringan yang meradang
Demam Tifoid
Pada anak, periode inkubasi berkisar antara 3–30 hari dengan rata–rata 7–14 hari.

Pada Neonatus Pada Bayi & Balita Pada Usia Sekolah & Remaja

o Gejala awal: demam, malaise, anoreksia,


o Gejala timbul setelah 3 hari o Demam ringan, malaise, dan
mialgia, nyeri kepala, nyeri perut berkembang
pasca persalinan. diare. selama 2–3 hari.
o Berupa muntah, diare,
kembung, suhu tubuh tidak Minggu ke–2:
stabil, ikterus, BB menurun, o Demam tinggi bertahan, malaise, anoreksia,
kadang disertai kejang. batuk, myalgia, nyeri perut bertambah berat.
o Pemeriksaan fisik: hepatomegali,
splenomegali, perut kembung dengan nyeri
difus.
o Rose spots.
o Lidah tifoid (bagian tengah kotor dan bagian
pinggir hiperemis)
o Pemeriksaan darah tepi

o Isolasi S. typhii dari darah, feses dan urin serta sumsum tulang

o Uji serologi Widal

o Tubex test

o Typhidot test
o Tirah baring

o Isolasi memadai

o Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi


Pengobatan antibiotik merupakan pengobatan utama.

o Kloramfenikol, 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.

o Ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara intravena.

o Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral atau intravena, selama 10 hari.

o Kombinasi trimethoprim (TMP) sulfametoksazol (SMZ), yaitu TMP 10mg/kgBB/hari atau


SMZ 50mg/kgBB/hari secara oral dalam 2 dosis selama 14 hari.
Tergantung pada terapi segera, usia penderita, keadaan kesehatan sebelumnya, riwayat imunisasi,
virulensi, dan munculnya komplikasi (perforasi saluran pencernaan atau perdarahan berat,
meningitis, endokarditis, dan pneumonia).
o Air harus berkualitas baik dan memadai

o Penanganan dan pengolahan makanan yang tepat serta higiene dasar

o Sanitasi yang layak

o Edukasi kesehatan

o Vaksin

Anda mungkin juga menyukai