Anda di halaman 1dari 19

• Kepemimpinan transaksional dan transformasional dikem-

bangkan oleh Bass (1985) bertolak dari Teori Hierarki


Kebutuhan Maslow
• Menurut teori hierarki kebutuhan tersebut, kebutuhan bawahan
lebih rendah seperti kebutuhan fisik, rasa aman dan sosial dapat
terpenuhi dengan baik melalui penerapan kepemimpinan
transaksional.
• Namun, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri,
hanya dimungkinkan terpenuhi melalui penerapan kepe-
mimpinan transformasional.
• Menurut Bass, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang model kepemimpinan transformasional, model ini
perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan
transaksional.
 Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepe-
mimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran,
membangkitkan semangat dan menginspirasi bawahan atau
anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam
mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan.

 Dengan kepemimpinan tranformasional para pengikut mera-


sakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan
terhadap pemimpin dan mereka termotivasi untuk melaku-kan
lebih daripada yang diharapkan dari mereka.
Bass dalam Yukl (2008:305) pemimpin mengubah dan
memotivasi pengikut dengan cara:
1.Membuat mereka lebih menyadari betapa pentingnya hasil
tugas.
2.Membujuk mereka untuk mendahulukan kepentingan tim atau
organisasi dibandingkan kepentingan pribadi.
3.Mengaktifkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi
(penhargaan dan aktualisasi diri).
1. Pengaruh ideal (Idealized Influence), adalah perilaku yang
membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat dari pengikut
terhadap pemimpin.
2. Stimulasi intelektual (Intelectual Stimulation) , adalah perilaku
yang menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif
terhadap permasalahan yg dihadapi bawahan.
3. Pertimbangan individual (Individual Consideration), adalah
perilaku yang mau mendengarkan masukan bawahan serta
memberikan dukungan, dorongan dan pelatihan bagi pengikut
4. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation), adalah perilaku
yang mampu menumbuhkan antusiasme, komitmen, serta membuat
model perilaku yang tepat. (Yukl, 2008:305)
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:
 membuat anggota bersemangat dalam melaksanakan tugasnya
 memberi keyakinan pada anggota (informasi, gagasan, tindakan)
 menjadi contoh / suri tauladan
 mengilhami berkembangnya kesetiaan kepada organisasi
 membuat anggota merasa tenang jika berada di dekatnya
 membuat anggota merasa bangga kalau bergaul dengannya
 mengilhami kesetiaan anggota untuk bekerja sama
 mendorong anggota untuk mengungkapkan gagasan dan
pendapatnya
 mengungkapkan gagasan / informasi yang bisa menjadi sumber in-
spirasi
 mengatasi setiap hambatan yang dihadapi
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa
 merangsang anggota untuk memikirkan kembali gagasan/ tindakan
yang selama ini tak pernah diragukannya
 mendorong anggota berpikir tentang masalah yang dihadapi dengan
perspektif baru
 mengilhami anggota dengan cara-cara baru untuk melihat masalah
yang dianggap membingungkan
 membuat anggota meningkat kesediaannya untuk mengerjakan
lebih baik daripada apa yang diharapkan/ diinginkannya
 merangsang anggota meningkatkan motivasinya untuk berhasil
 Memberi perhatian pribadi kepada anggota yang terabaikan
 Mengetahui apa yang diinginkan anggota dan membantu untuk men-
dapatkannya
 Menyatakan apresiasi pada saat anggota menyelesaikan tugas de-ngan baik
 Merasa puas apabila anggota memenuhi standar kinerja yang telah disepakati
dengan baik
 Memberikan pujian jika anggota melakukan pekerjaan dengan baik
 Memperlakukan tiap anggota secara individual
 Membuat anggota bisa mencapai tujuan tanpa didampingi olehnya
Mampu menunjukkan perilaku yang bisa
 mengembangkan rasa bangga pada anggota
 menggunakan kata-kata yang membangkitkan moril (semangat juang) anggota
 memberi dorongan pribadi untuk mengembangkan keyakinan anggota
 membuat anggota merasa bangga pada tim dengan memberikan apresiasi terhadap
kontribusi/keberhasilannya
 membangkitkan semangat dan keyakinan diri anggota dengan cara:
 mengapresiasi saat berhasil menyelesaikan tugas sulit
 memandang/menghargai bahwa tugas atau misinya sangat penting
 memberi dorongan/spirit pada saat tim kurang bersemangat
 menjadi contoh tentang keberanian mengambil risiko dan pengabdian:
 menunjukkan kesediaan untuk berkorban
 tetap bersama dalam situasi yang berisiko keselamatan/sulit
PENGERTIAN

1. Nahavandi (2000:185 kepemimpinan transaksional bersandar


pada konsep pertukaran antara pemimpin dan pengikut.
2. Pemimpin menyediakan sumberdaya dan imbalan ditukarkan
dengan motivasi, produktivitas dan efektivitas penyelesain
tugas.
3. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan
imbalan
4. Jadi kepemimpinan transaksional dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan bagi setiap
kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi
• Bass (1990) dan Yukl (1998) mengemukakan bahwa hubungan
pemimpin transaksional dengan karyawan tejadi jika:
1. Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan
menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya
sesuai dengan harapan;
2. Pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan
dengan imbalan;
3. Pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan
selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan
yang telah dilakukan karyawan.
1. Penghargaan Berhubungan (contingent reward). Pemimpin
menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para
anggota, terutama berupa pemenuhan kebutuhan tingkat
rendah fisiologis dan rasa aman.
2. Manajemen Perkecualian (Management by-exception) .
Menekankan fungsi manajemen sebagai kontrol. Pimpinan
hanya melihat dan mengevaluasi apakah terjadi kesalahan
untuk diadakan koreksi, pimpinan memberikan intervensi
pada bawahan apabila anggota gagal mencapai sasaran
prestasi yang ditetapkan.
Kepemimpinan Kepemimpinan Transaksional
Transformasional
• memberi inspirasi dan motivasi • memberi imbalan berupa pe
untuk mendapatkan kebutuhan menuhan kebutuhan fisiologis
penghargaan dan aktualisasi dan rasa aman bagi para
diri. anggotanya
• Menentang status quo dan • Memelihara atau melan-jutkan
menekankan perubahan status quo.
• Digunakan dalam keadaan tak • dipakai dalam situasi yang
stabil dan atau terpuruk serta stabil dan dalam hal-hal teknis
dalam hal-hal yang bersifat yang telah baku prosedurnya
strategis dan tak baku.
Efektif

Pengaruh Ideal

Motivasi
Inspirasional

al
Stimulasi

n
sio
Intelektual

a
rm
sfo
Pertimbangan

an
Tr
Individual
Penghargaan
Pasif Bersyarat Aktif

Manajemen
Perkecualian l
ona
si
Laissez faire sak
ran
T

Tidak Efektif
Gambar 14.1. Gambaran Utuh Model Kepemimpinan
• Para pemimpin tranformasional mendorong bawahannya agar
lebih inovatif dan kreatif,
• Para pemimpin tranformasional menempatkan penetapan
tujuan sebagai mekanisme penting dalam bekerja. Bawahan
cenderung mengenali dan mengejar tujuan dan tahu cara
mencapainya.
• Para pemimpin tranformasional menghasilkan komitmen di
pihak para pengikut dan menanamkan pada mereka rasa
percaya yang lebih besar kepada pemimpin.
Sekian...!
• Setiap organisasi terdiri dari bagian dengan tugas dan fungsi
yang berbeda. Mereka saling bekerjasama dan saling
mempengaruhi, dan harus terkoordinasi dalam tujuan-tujuan
yang telah ditentukan.
• Untuk bekerjanya sebagai sebuah sistem, organisasi dipimpin
oleh hierarki manajer, dengan Chief Executive Officer (CEO)
pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis, departemen,
bagian (section) dan subunit lainnya yang peringkatnya berada
dibawahnya dalam suatu diagram organisasi.
• Tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok
manusia yang kacau tidak teratur dan tidak akan melahirkan
perilaku bertujuan.

Anda mungkin juga menyukai