oleh :
Satriwan Salim, S.Pd., M.Si.
Koordinator Nasional P2G
https://medium.com/@mfrauf/internet-of-things-iot-dalam-revolusi-industri-4-0-
f4d0356d9f42
TEKNOLOGI 4.0 DITANDAI DENGAN :
1.Internet Of Things
2.Media Sosial
3.Alat Telekomunikasi (Smartphone)
4.Aplikasi (Software)
Digitalisasi Studi McKinsey
Otomatisasi dan adaptasi (2016)**: Pekerjaan di
30%
Pekerjaan di Dunia akan
60%
Optimalisasi dan kustomisasi produk
Interaksi mesin manusia Dunia akan digantikan
menjadi dengan
Layanan dan bisnis bernilai tambah
otomatisasi teknologi tinggi
Pertukaran data oromatis dan
komunikasi
**McKinsey (forthcoming 2018): 27 juta pekerjaan akan hilang, 47 juta pekerjaan baru
3.7 52.6
seiring dengan Indonesia mempengaruhi setiap
pertumbuhan berpotensi untuk aspek kehidupan
ekonomi digital diganti
manusia----
dalam 7 tahun
kedepan di ndonesia Juta Pol-ek-sos-bud-han-kam
Juta
8
DISRUPTION ERA (V.U.C.A)
Dunia telah memasuki era V.U.C.A. yang penuh dengan Berubah-
Volatility Uncertainty Complexity Ambiguity
Ketidakpastian-Kompleksitas-Ambiguitas.
KUNCINYA
KETANGGUHAN-KETAHANAN
Volatilitas Ketidakpastian Kompleksitas Ambiguitas
P E R A N K I TA
Pelajar Guru Warga Global Future Leader
Berkarakter Profesional Wawasan global Role Model:
Berpikir Kritis Demokratis-Open Minded Kewargaan global 1) Soekarno-Hatta-Tan Malaka,
Bertanggungjawab
Kreatif-Kolaboratif Harmoni dll
Nasionalis-Patriotik
Nasionalis-Patriotik Interkoneksi 2) Greta Thunberg
Toleran
Keterampilan komunikasi Religius Berwawasan lingkungan 3) Mark Zuckerberg
4) Jack Ma
5) Agnes Monica
6) Fiki Naki
7) Atta Halilintar
8) Indra Rudiansyah
Tantangan Krisis Identitas Generasi Bangsa
2) Laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital
pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau
netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. Atau dengan kata lain,
paling tidak sopan se-Asia Tenggara
(sumber: https://
www.kompas.com/sains/read/2021/02/26/194500523/netizen-indonesia-paling-tidak-sopan
-se-asia-tenggara-pengamat-sebut-ada-3?page=all
Data hasil riset Programme for
International Students Assessment (PISA)
2018 menunjukkan murid yang mengaku
pernah mengalami perundungan
(bullying) di Indonesia sebanyak 41,1%.
Angka murid korban bully ini jauh di atas
rata-rata negara anggota OECD yang
hanya sebesar 22,7%. Selain itu, Indonesia
berada di posisi kelima tertinggi dari 78
negara sebagai negara yang paling banyak
murid mengalami perundungan.
Sumber:
https://
databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/12/pisa-murid-korban
-bully-di-indonesia-tertinggi-kelima-di-dunia
Studi Kasus: “Netizen
Indonesia Paling Tidak
Sopan di ASEAN”
https://www.youtube.com/watch?v=mWZ6b_I-Djg
Bapak/Ibu, khususnya para Guru, mari kita mengingat kembali beberapa regulasi terkait
Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan di Satuan Pendidikan, diantaranya...
1. UU No. 20 Tahun 2003 7. Implementasi Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Penggerak melalui
Keputusan Mendikbud
2. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
8. Perpres No. 7/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
3. Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental Penganggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan
(terdapat 5 Gerakan, yang ke-5 Program Gerakan Indonesia Bersatu)
9. Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendikbud 2020-
4. Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter 2024 yang memuat Profil Pelajar Pancasila
5. SE Mendikbud 11 April 2017 perihal Implementasi PPK
6. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) Pada Satuan Pendidikan Formal
PPK & PPP
TANTANGAN KOLABORASI TRIPUSAT PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI: KESENJANGANN DIGITAL; PJJ LURING & DARING;
INFRASTRUKTUR; DAN PARTISIPASI ORANG TUA (MINDSET)
Asesmen Nasional (AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar)
ANAK DARA MEMBELI PITA
PITA DIBELI DARI ASAHAN
PANCASILA BUKAN SEKEDAR KATA-KATA
AKAN LEBIH INDAH KALAU DIAKTUALISASIKAN