Anda di halaman 1dari 10

COVID-19 & PENTINGNYA PENELITIAN

MATEMATIKA

Oleh
 
Sekar Nawang Sari (19051034)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA II B
UNIVERSITAS ASAHAN
2019/2020
Matematika Di Mata Orang Awam
& Pemerintah

Saatnya merubah persepektif anda bahwa memang matematika tak


merujuk kepada kenyataan tetapi menyampaikan sebuah pesan bahwa
gagasan matematika itu ideal dan steril atau terhindar dari pengaruh
manusia yang sejatinya lebih baik dipercaya daripada gagasan-gagasan
non-matematis. Penelitian matematika selalu menyajikan ilmu
pengetahuan dan wawasan baru dalam dunia pendidikan dan teknologi.
Hanya saja, pemerintah lebih banyak percaya pada penelitian yang
dilakukan oleh pemerintah sendiri daripada penelitian yang datang dari
lingkungan akademis.
Model Matematika

Model matematika adalah representasi penyederhanaan dari


sebuah realita yang kompleks menggunakan bahasa
matematika berupa persamaan, sistem persamaan atau
ekspresi-ekspresi matematika yang lain seperti fungsi
maupun relasi.
Model-model matematika yang baik dapat memberi
penjelasan yang bernilai dan menghasilkan suatu kesimpulan
yang setidaknya dapat menggambarkan dunia nyata sebaik
mungkin.
Pertama, matematika adalah
bahasa yang sangat presisi dalam
merumuskan ide-ide dan
mengidentifikasi asumsi-asumsi.
Ada beberapa alasan
untuk mempercayai
penelitian pemodelan
matematika
Kedua, matematika merupakan
bahasa yang ringkas, dengan
aturan-aturan yang terdefinisi
dengan baik untuk melakukan
manipulasi.

ketiga, semua hasil yang diperoleh


matematikawan yang teruji
ratusan tahun dapat digunakan.
Penelitian Covid-19 Menggunakan
Matematika

Lima peneliti dari Harvard T.H. Chan School of


Public Health, Harvard University ini melakukan
riset terhadap penyebaran Covid-19.

Model penelitian yang digunakan adalah Model


Regresi Poisson dengan menghitung jumlah kasus
Covid-19
Model Regresi Poisson adalah salah satu bagian materi Mata Kuliah
Statistika Matematika yang menyatakan peluang jumlah peristiwa yang
terjadi pada periode waktu tertentu dengan syarat apabila rata-rata
kejadian tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak
kejadian terakhir. Selain itu, model ini juga dapat digunakan untuk
menghitung jumlah kejadian pada interval tertentu seperti jarak, luas,
maupun volume.

Setelah Indonesia dinyatakan positif corona dan meningkat begitu


cepat, Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut
Teknologi Bandung (ITB) juga melakukan sebuah pemodelan
matematika untuk memprediksi laju penyebaran Covid-19 di
Indonesia.

Para peneliti menggunakan Richard's Curve (Kurva Richard) dan Metode Least
Square dalam ilmu Statistik Matematika dengan memasukan berbagai laporan
data kasus COVID-19 secara akumulatif dari berbagai macam negara seperti
China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Manfaat Ilmu Matematika Dalam Menangani Wabah Covid-19

Menanggulangi Wabah Membuat Peridiksi Tentang


Covid-19 Melalui Meratakan Kurva Kemungkinan Penyakit
Pemodelan Penularan Covid-19 Menular Yang Akan Terjadi
Matematika Di Masa Depan
Perubahan Yang Terjadi Dalam Dunia Sains, Teknologi &
Kehidupan Digital Manusia

1. Aturan yang menahan cara online akan hancur


2. Kehidupan digital menjadi lebih sehat
3. Virtual reality makin populer
4. Era kebangkitan telemedicine
5. Sains kembali diAgungkan
6. Senja kala Social Justice Warrior
7. Pemerintahan virtual
KESIMPULAN

Otoritas kesehatan di seluruh dunia tidak dapat sepenuhnya mencegah penyebaran


COVID-19. Jika kasus berlipat ganda tiap enam hari, maka rumah sakit, juga unit
perawatan intensif (ICU) pada umumnya, akan cepat kewalahan dan membuat
pasien tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Kendati demikian, laju
pertumbuhan penyakit ini dapat diperlambat dengan mengurangi jumlah kasus
rata-rata yang muncul karena tertular oleh satu kasus. Dengan melakukan hal itu,
jumlah orang yang terinfeksi mungkin akan sama, dan epidemi akan berlangsung
lebih lama, tapi jumlah kasus yang parah akan menyebar.

Ini berarti jika Anda memplot grafik jumlah kasus dari waktu ke waktu,
pelonjakan dan penurunan kurva lebih lama terjadi tapi puncak kurva ini
lebih rendah. Dengan “meratakan kurva” seperti ini, unit perawatan intensif
akan lebih kecil kemungkinannya untuk kehabisan kapasitas. Meratakan
kurva adalah cara lain untuk mengatakan memperlambat penyebaran.
Epidemi ini diperpanjang, tapi kita mengurangi jumlah kasus parah,
menyebabkan lebih sedikit beban pada sistem kesehatan masyarakat.
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai