Nim : 1904020043 Prodi : S1 Agroteknologi A. Masalah menahun pertanian diindonesia Yang seperti kita ketahui indonesia memiliki tanah yang subur dan iklim yang cocok untuk banyak tanaman budidaya sudah dikenal sejak zaman penjajahan bangsa barat. Melalui cultuurstelsel ,masyarakat pribumi dipaksa menanam tanaman – tanaman yang mahal dipasar dunia .pertanian indonesia pada saat itu sangat termasyur yaitu rempah- rempah .
Bagaimana dengan pertanian kita di era revolusi industri 4.0 ini ?
Berdasarkan catatan badan pusat statistika (BPS) ,pada triwulan II 2017 ,sektor pertanian terus memberi kontribusi positif untuk pereekonomian indonesia . Terlihat bahwa besaran produk domestik bruto (PDB)indonesia mencapai Rp 3.366,8 triliun ,jika dilihat dari sisi produksi ,pertanian merupakan sektor kedua paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ,setelah industri pengolahan .posisi sektor pertanian masih diatas sektor lainnya ,seperti perdagangan dan kontruksi . pemerintahan indonesia melalui kementerian pertanian terus berjuang untuk memenuhi target “menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045” .Fakta demikian belum cukup untul mengatakan pertanian indonesia baik –baik saja .di sisi lain ,masih banyak masalah yang perlu dibenahi ,di antaranya adalah regenerasi anak muda untuk berkontribusi di sektor pertanian maupun pemerintah sendiri yang masih kurang dalam memberikan perlindungan kepada petani(misalnya dalam hal kepastian harga ,petani masih menjadi korban permainan pasar ) 1. Pertanian dipandang sebelah mata
Banyak dari masyarakat kita masih menganggap
sepele pertanian .anggapan awam, pertanian berarti ujung –ujungnya akan bekerja disawah atau mencangkul diladang. Sedangakan sektor lain ,seperti industri perbankan ,berkerja druangan berAC . Citra sektor pertanian yang tampak “kotor dan miskin” didasari oleh tidak adanya bukti kuat yang mengatakan bahwa bertani itu menjanjikan .bukan berarti seluruh petani itu miskin .namun, kebanyakan ekonomi petani masih termasuk kelas menengah kebawah 2.Krisis regenerasi Berkaitan dengan poin nomor 1 , petani muda generasinmilenial pun ogah terjun kedunia pertanian . Berdasarkan data pusat statistika tahun 2013 ,sebanyak 61 % petani indonesia berusia >45 tahun . Generasi muda adalah kunci berkelanjutan suatu sektor , termasuk pertanian . Jika tidak segera ditangani ketahanan pangan nasional akan sulit dicapai bangsa ini salah satu program yang mulai banyak dgerakan adalah modernisasi pada pertanian itu sendiri sehingga tampak lebih baik . Pertanian digital adalah hal yang menarik untuk mengubah citra pertanian menjadi bisnis yang menarik . 3. Rantai perniagaan yang merugika petani
Hal yang sering ditemukan
dalam pemasaran produk – Kondisi demikian yang produk pertanian adalah menyebabkan pekerjaan masih terdapat kesenjangan sebagai petani tampaknya dalam pembagian petani tidak keuntungan diantara menjanjikan .keuntungan distributor/ tengkulak tak seberapa belum lagi dengan petani . Petani dihitung dengan kerugian menjadi pihak yang paling ketika cuaca tidak lemah alias yang paling mendukung ataupun sedikit memperoleh serangan hama . keuntungan 4. Teknik budidaya yang kurang presisi Presisi yang dimaksud disini adalah Selain itu ,benih yang bertani dengan teknik yang benar digunakan sebagai bahan tanam dan tepat guna . Di lapangan bukanlah benih bersertifikat . ,pertanian dilakukan berdasarkan Idealnya ,pemerintah melalui naluri dan pengalaman . Jarang kelembagaan pertanian sekali petani diindonesia yang melengkapi pengetauan berasal dari kalangan terdidik yang masyarakat tani dengan sudah memiliki bekal pengetahuan menurunkan penyuluh pertanian yang cukup tentang pertanian .benar , program ini sudah .misalnya , pemberian pupuk berjalan .namun , tak jarang dengan dosis yang tepat pula .penyuluh kurang ,penanganan hama yang benar atau menguasai masalah pertanian pun proses pasca panen yang itu sendiri .alhasil ,petani pun seharusnya dilakukan sehingga nilai bersikeras dengan pengetahuan jual tinggi . yang dimilikinya 6.Alih fungsi 5. Permodalan lahan Kesulitan yang juga sering menimpa petani Masalah ini paling banyak adalah mencari modal . terjadi dipulau jawa Usaha tani yang tidak bisa mengingat padatnya memberikan kepastian , penduduk disana dengan yakni bergantung pada tingkat kebutuhan yang alam ,menyebabkan tinggi pula .lahan –lahan pemberi kredit enggan pertanian diubah menjadi mengeluarkan duit kepada perumahan atau gedung – wirausahawan dibidang gedung bertingkat . pertanian . Sama seperti Produktivitas yang tidak bisnis dibidang lainnya seberapa ditambah dengan ,usaha tani tentunya butuh lahan yang semakin sempit modal untuk membeli menyebabkan pupuk ,benih ,obat-obatan pereekonomian petani ,dan tenaga kerja semakin terhimpit