Masalah pada Bayi Baru Lahir (Buang Air Besar, Buang Air
Kecil dan Bayi Rewel)
Nama Kelompok :
• Annisa Fitria Ramadhansha 191540111154
• Destisa Inaz Sentosa 191540111162
• Desyana Husain 191540111163
• Ernawati 191540111166
• Nita 191540111183
• Putri Lestari 201540121260
• Sarmila 191540111198
A. Buang Air Besar (BAB)
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti aspal lembek. Zat buangan ini berasal
dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. setelah itu feses bayi bisa bergumpal seperti jelly, padat, berbiji atau
seeded dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk pasta atau cream,
berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat,
bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan
(susah BAB) sedangkan yang mendapat ASI tidak. Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses yang
berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu
dicampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu
memberikan ASI yang diselang-seling susu formula.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi BAB bayi tidak sama dengan orang dewasa padahal
setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi BABnya akan berbeda dari minggu ini dan minggu
depannya, itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di empat atau lima minggu pertama dalam
sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak BAB selama 2-4 hari bahkan bisa 7 hari sekali,
bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus
dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti
pasta. Tidak cair yang disertai banyak lender atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan
bayi. Jadi yang penting lihat pertuumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belum
BAB, dan bayinya anteng-anteng saja mungkin belum waktunya BAB.
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir. BAB pertama ini disebut
mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel-sel
yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kandungan. BAB pertama dalam 24 jam penting
artinya, karena menjadi indikasi ataukah pencernaanya normal atau tidak. Frekuensi BAB yang sering bukan
berarti pencernaanya terganggu. Waspadai nilai warnanya putih atau disertai darah.
Menurut Dr. Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi : kuning, coklat, hijau, merah,
dan putih atau keabuan. Normal tidaknya system pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-waarna feses tersebut.
• Warna feses kuning
• Warna feses hijau
• Warna feses merah
• Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan
Frekuensi BAB Bayi Baru Lahir
Frekuensi BAB bayi baru lahir berbeda-beda tergantung jenis makanan atau susu yang diberikan. Ini artinya, bayi
yang diberi ASI bisa memiliki frekuensi BAB yang sedikit berbeda dengan bayi yang diberi susu formula. Berikut
ini adalah perbedaan ciri dan frekuensi BAB bayi baru lahir berdasarkan jenis susu yang dikonsumsinya:
• Bayi yang diberi ASI
Selama 6 minggu pertama, frekuensi BAB pada bayi baru lahir akan cukup sering, terutama setelah diberi ASI.
Setidaknya bayi akan BAB 3 kali sehari, tetapi frekuensinya terkadang bisa lebih sering hingga 4–12 kali
dalam sehari. Jika feses bayi encer, jangan panik, Hal ini menandakan bahwa bayi menyerap nutrisi yang
terkandung di dalam ASI dengan baik. Feses bayi baru lahir yang diberi ASI memang cenderung lebih encer
selama 3 bulan pertama. Saat kolostrum telah berubah menjadi ASI matang, yaitu sekitar 2–3 hari setelah
melahirkan, bayi setidaknya BAB 2–5 kali dalam sehari. Kolostrum merupakan cairan susu yang keluar
sebelum produksi ASI dimulai. Setelah mengeluarkan mekonium, warna feses bayi baru lahir yang diberi ASI
akan berubah menjadi hijau kekuningan.
Hal Penting yang Harus Diperhatikan tentang BAB Bayi Baru Lahir
Variasi dalam warna dan tekstur tinja bayi sebenarnya normal, misalnya proses pencernaan bayi bisa melambat jika ia
mengonsumsi makanan yang agak sulit dicerna dan membuat tinjanya menjadi lebih hijau, atau saat si Kecil diberikan zat besi
tambahan, tinjanya akan berubah menjadi cokelat tua.
Tinja bayi biasanya lunak dan sedikit berair, jadi tidak selalu mudah mendeteksi jika si Kecil sedang diare ringan. Tanda diare
bisa perhatikan jika bayi BAB tiba-tiba dan terlalu sering, dengan tinja yang sangat berair. Diare bisa jadi tanda ada infeksi usus atau
perubahan pola makan bayi. Jika bayi masih menyusu ASI, diare juga bisa terjadi karena pola makan mama yang berubah. Jika diare
terjadi, ada kemungkinan bayi mengalami dehidrasi.
B. Buang Air Kecil (BAK) Pada Bayi
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering
maka setelah BAK harus diganti popoknya. Bayi mulai memiliki fungsi ginjal yang sempurna selama 2 tahun pertama
kehidupannya. Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. Jika urine pucat, kondisi ini menunjukan masukan
cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK harus diganti popoknya minimal 4-5/hari.