Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN MONETER DAN

PERBANKAN
PERIODE STABILISASI & REHABILITASI EKONOMI

• Pada awal orde baru, untuk mengatasi kondisi perekonomian yang sangat
memprihatinkan. Angka inflasi diperkirakan 650%
Kebijakan yang diambil:
• Mengubah kebijakan anggaran defisit menjadi anggaran berimbang
• Menjalankan kebijakan kredit yang sangat ketat & kualitatif, dengan cara:
1. Menetapkan tingkat bunga kredit bagi bank-bank pemerintah
2. Penyaluran kredit yang sangat efektif
3. Menerbitkan tata cara pemberian kredit perbankan
• Memobilisasi dana masyarakat, dengan menerbitkan Inpres No. 28 Tahun 1968, yaitu:
1. Menawarkan tingkat bunga deposito yang tinggi
2. Bebas pengusutan asal usul uang yang didepositokan
3. Jaminan pembayaran kembali oleh Bank Indonesia
4. Bebas pajak
5. Pengetataan rahasia bank terhadap pemilik deposan
• Mengeluarkan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Indonesia
• PERIODE PEREKONOMIAN DITUNJANG SEKTOR MINYAK
• Kebijakan pemerintah dalam upaya memobilisasi dana
masyarakat sebagai sumber pembiayaan pembangunan disertai
dengan Kredit Likuiditas bank Indonesia (KLBI)
• Penyediaan KLBI sebagai akibat besarnya penerimaan Negara
dari penerimaan ekspor minyak pada dekade 1970an.
• Kebijakan moneter yang ditempuh:
1.Menetapkan pagu kredit (credit ceiling) & aktiva lainnya
2.Menaikkan bunga kredit
3.Menaikkan bunga deposito & tabungan
4.Menaikkan ketentuan cadangan likuiditas wajib
• PERIODE DEREGULASI PERBANKAN
•Memasuki dekade 1980an ekonomi Indonesia mengalami resesi sebagai
dampak resesi dunia
•PDB turun drastic dari 7,7% menjadi 2,2% & neraca pembayaran
memburuk
•Kebijakan yang ditempuh:
1.Penyesuaian nilai tukar Rp terhadap USD, pada bulan maret 1983 dari
Rp 700,- menjadi Rp 970,-
2.Penjadwalan ualang proyek-proyek yang menggunakan devisa dalam
jumlah besar
3.Melakukan deregulasi sektor moneter & perbankan dengan berbagai
jenis paket kebijakan
4.Paket Deregulasi:
• Paket Deregulasi 1 Juni 1983
1. Bank menentukan sendiri suku bunga deposito & suku bunga pinjaman
2. Pengendalian moneter tanpa menentukan pagu kredit
3. Pengendalian moneter tidak langsung

• Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988


1. Mendorong perluasan jaringan keuangan & perbankan ke seluruh wilayah
Indonesia serta diversifikasi sarana dana
2. Kemudahan pendirian bank-bank swasta baru, pembukaan kantor cabang baru,
pendirian lembaga keuangan bukan bank di luar Jakarta, pendirian BPR,
pemberian ijin penerbitan sertifikat deposito bagi lembaga keu. bukan bank,
perluasan tabungan.
3. Penurunan likuiditas wajib minimum dari 25% menjadi 2%
4. Penyempurnaan Open Market Operation
• Paket Kebijaksanaan 25 Maret 1989
Memuat peleburan usaha (merger) & penggabungan usaha bank umum
swasta nasional, bank pembangunan, BPR, penyempurnaan ketentuan
pendirian & usaha BPR, pemilikan modal campuran, penggunaan tenaga
kerja professional WNA
• Paket Kebijaksanaan 19 Januari 1990
1. Peningkatan efisiensi dalam alokasi dana masyarakat kearah kegiatan
produktif & peningkatan pengerahan dana masyarakat.
2. Mengurangi ketergantungan kepada KLBI . Paket ini meliputi kredit
kepada KOPERASI, kredit pengadaan pangan & gula, kredit investasi,
kredit umum, KUK
3. Kewajiban bagi bank untuk menyalurkan 25% dananya ke bidang
pengembangan usaha kecil & perorangan
• Paket Kebijaksanaan 20 Pebruari 1991
1. Kelanjutan Pakto 27 1988
2. Berkaitan dengan ketentuan pengaturan perbankan dengan
prinsip prudential
3. Pengawasan & pembinaan kredit dilakukan dalam rangka
mewujudkan sistem perbankan yang sehat & efisien, maka
diperlukan disentralisasi dalam pelaksanaannya.
4. Pemisahan antara pemilikan bank & manajemen bank secara
professional
• Paket Kebijaksanaan 29 Mei 1993
1. Memperlancar kredit perbankan bagi dunia usaha
2. Mendorong perluasan kredit dengan tetap berpedoman
pada azas-azas perkreditan yang sehat, mendorong
perbankan untuk menangani masalah kredit macet,
mengendalikan pertumbuhan jumlah uang beredar & kredit
perbankan dalam batas-batas aman bagi stabilitas ekonomi
3. Pencanangan akan konsep kehati-hatian dalam pengelolaan
bank yang lebih menekankan kepada kualitas dalam
pemberian kredit melalui penilaian kembali terhadap aktiva
produktif bank-bank
KRONOLOGI REFORMASI PERBANAN INDONESIA

Pra-krisis 1997 Krisis 1998 - 1999 Post-krisis 2000

BPPN & Program Penjaminan Program


Pemerintah diperkenalkan Rekapitalisasi
Perbankan dimulai
Ketentuan Exit policy
dikeluarkan
Program Restrukturisasi
is mata uang Regional Perbankan & JITF
Band Rupiah di lepas didirikan
Merger Bank
UU BI disahkan MANDIRI

July Nov Dec Jan 98 May 98 July 98 Sept 98 Nov 98 Mar 99 May 99 Jun 99 July 99 Mar 00 Oct 00
Program Rekapitalisasisi seles
Menkeu mengumumkan 16 bank INDRA didirikan Amandemen UU LPJK masih dalam proses
dilikuidasi. Perbankan 1992
Penarikan dana besar-besaran
• ERA KRISIS MONETER
1. Diawali krisis nilai tukar pada pertegahan 1997
2. PDB pada tahun 1998 turun hingga -13,68%, pada tahun 1997 PDB sebesar 4,65%
3. Laju inflasi melonjak menjadi 77,63%, dibandingkan 11,05% pada tahun 1997
4. Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi perbankan nasional rentan terhadap gejolak ekonomi, al:
5. Adanya jaminan terselubung dari BI atas kelangsungan hidup suatu bank untuk mencegah kegagalan
sistematik, dalam industri perbankan telah menimbulkan moral hazard pemilik & pengelola bank
6. Sistem pengawasan BI yang kurang efektifERA KRISIS MONETER
7. Diawali krisis nilai tukar pada pertegahan 1997
8. PDB pada tahun 1998 turun hingga -13,68%, pada tahun 1997 PDB sebesar 4,65%
9. Laju inflasi melonjak menjadi 77,63%, dibandingkan 11,05% pada tahun 1997
10.Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi perbankan nasional rentan terhadap gejolak ekonomi, al:
11.Adanya jaminan terselubung dari BI atas kelangsungan hidup suatu bank untuk mencegah kegagalan
sistematik, dalam industri perbankan telah menimbulkan moral hazard pemilik & pengelola bank
12.Sistem pengawasan BI yang kurang efektif
• Besarnya pemberian kredit & jaminan secara langsung atau tidak
lansung kepada individu atau kelompok menyebabkan kredit macet
& pelanggaran BMPK
• Lemahnya kemampuan manajerial bank telah mengakibatkan
penurunan kualitas aktiva produktifnya & peningkatan risiko yang
dihadapi bank
• Kurang transparannya informasi mengenai kondisi perbankan
• 1 Nopember 1997 memulai langkah program penyehatan
perbankan, dengan melikuidasi 16 bank yang insolvent
• Memberikan BLBI
• Rekapitalisasi di sektor perbankan & sektor riil dengan memperoleh
dukungan teknis & keuangan dari IMF
• Pemulihan Perbankan
1. Semakin meningkatnya penarikan dana masyarakat dari perbankan
2. Meningkatnya non performing assets terutama portfolio kredit
3. Jumlah bank yang mengalami kesulitan bertambah, yang berakhir
dengan pengambilalihan atau bank take over (BTO), Pembekuan
Kegiatan Operasional (BBO), Pembekuan Kegiatan Usaha (BBU).
4. Penandatangana LOI dengan IMF pada tanggal 15 Januari 1998
a. Upaya pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan:
b. Melaksanakan program penjaminan pemerintah
c. Membentuk BPPN pada 27 Januari 1998 dengan keppres no. 27 th
1998 dan dikukuhkan dalam UU no. 10 th 1998
d. Melaksanakan rekapitalisasi perbankan

Anda mungkin juga menyukai