Anda di halaman 1dari 10

KONSEP UANG DAN PERMINTAAN

UANG

KELOMPOK 4

Dinda Ayu Anggraeni 2051020226


Furqon Hidayat 2051020215
Ghina Asmalia 2051020242
Jeby fahira 2051020230
A. Sejarah Uang
1. Uang Pada Bangsa Mesir Kuno
Ada fase Kerajaan Mesir Lama (Egypt, 3000-2000 SM) Dan Kerajan Mesir Pertengahan (Egypt, 2000-
1300 SM). Uang adalah alat tukar perdagangan yang sudah dikenal sekitar 400-2000 SM. Pada masa ini
uang dijadikan sebagai alat untuk perlengkapan spiritual. Pada tahun 1932, masyarakat Mesir Kumo
(Circa) memakamkan Raja Tutamkhamen dalam peti emas seberat 2.500 pound.
2. Uang Pada Bangsa Lydia
Lydian yaitu bangsa kerajaan Lydia yang dibangun oleh Gyges di Asia Kecil (Minor Asia), dan
menjadikan Sardis sebagai ibukota. Pertama kali uang muncul di tangan para pedagang ketika mereka
kesulitan dalam jual beli dengan sistem barter lalu membuat uang. Pada masa Croesus (570-546 SM),
negara berkepentingan mencetak uang.
3. Uang Pada Bangsa Yunani
Bangsa Yunani membuat uang komoditas sehingga tersebar di antara mereka kapak dan koin-koin dari
perunggu. Kemudian mereka membuat emas dan perak yang pada awalnya beredar di antara mereka dalam
bentuk batangan sampai masa dimulainya pencetakan uang tahun 406 SM.
4. Uang Pada Bangsa Romawi
Sebelum abad ke-3 SM, mereka menggunakan mata uang yang terbuat dari perunggu (Aes Signatum Aes
Rude) dan tembaga. Pertama kali dicetak oleh Numa atau Servius Tullius pada tahun 269 SM. Padatahun 268
SM, mereka mencetak Denarius (dinar) dari emas yang kemudian menjadi mata uang utama imperium
Romawi. Di atas uang tersebut dicetak ukiran tuhan dan pahlawan mereka. Pada masa Julius Caesar, Ia
mencetak wajahnya di atas koin tersebut.

5. Uang Pada Bangsa Persia


Bangsa Persia mengadopsi pencetakan uang dari bangsa Lydia setelah penyerangan mereka terhadap
kerajaan Lydia pada tahun 546 SM. Pada mulanya uang dicetak berbentuk persegi empat kemudian mereka
mengubahnya menjadi bundar dan di atasnya diukir tempat peribadatan mereka dan tempat nyala api. Mata
uang yang tersebar luas pada bangsa Persia adalah dirham perak dn betul- betul murni.
6. Uang Pada Masa Khulafaurasyidin
• Pada masa Abu Bakar as., mereka menggunakan mata uang Dinar Hercules dan
Dirham Persia.
• Pada masa Umar Bin Khattab, tahun 18/20H, dicetak dirham Islam. Masih
mengikuti model cetakan Sasanid berukiran Kisra dengan tambahan kalimat
tauhid dalam jenis tulisan Kufi, seperti bismillah, alhamdulillah, dan pada
sebagian lagi kalimat muhammad rasulullah.
• Pada masa khalifah Usman bin ’Affan, dicetak dirham seperti model dirham
khalifah Umar, dan dituliskan juga kota tempat pencetakan dan tanggalnya
dengan huruf bahlawiyah.
• Cetakan khalifah Usman ini selanjutnya diikuti oleh khalifah Ali bin Abi Thalib.
7. Uang pada Masa Dinasti Islam

• Pada masa khalifah Abdullah Malik bin Marwan uang benar-benar bercorak islam.
• Arabisasi mata uang juga merupakan bagian dari politik Arabisasi aparatur negara yang
dilakukan khalifah Abdullah Malik.
• Pada masa Abbasiyah, al-Saffah melakukan pencetakan dinar masih melanjutkan cara Dinasti
Umayyah. Sedangkan dirham, pada awalnya ia kurangi satu butir, kemudian dua butir.
• Pada masa Abu Ja’far al-Manshur dikurangi tiga butir hingga pada masa Musa al-Hadi
kurangnya mencapai satu karat. Hingga akhirnya pengurangan itu juga terjadi pada dinar.
• Pada masa dinasti Ottoman, sistem keuangan resmi Utsmaniyah sejak tahun 955H/1534M
berdasarkan emas dan perak dengan perbandingan 1:15.
• Pada tahun 1839 M, pemerintahan Usmaniyah menerbitkan mata uang baru yang diberi nama
Gaima dalam bentuk kertas-kertas banknote. Hanya saja nilainya terus merosot sehingga
orang-orang tidak mempercayainya lagi.
• Pada tahun 1844M diberlakukan sistem keuangan baru. Pondasinya adalah perak dan koin-
koin emas dari bilangan dinar. Kemudian kondisi ekonomi terus merosot.
• Ketika terjadi perang dunia I berkecamuk tahun 1914. Turki seperti negara lainnya
mengumumkan pemberlakuan uang kertas dan membatalkan transaksi dengan emas dan
perak. Sistem ini berlaku di seluruh negara Arab di bawah kekuasaan pemerintahan
Usmaniyah, tapi masih belum wajib.
• Pada tahun 1914,uang kertas diseluruh dunia bersifat wajib.
B. Fungsi Uang dalam Sistem Konvensional dan Sistem Ekonomi Islam
1. Sebagai alat tukar (medium of change), satuan hitung (unif of account), penyimpanan kekayaan (store of value).
2. sebagai alat pembayaran tunda (different payment).
3. Dalam sistem perekonomin kapitalis uang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah, melainkan juga sebagai komoditas. Menurut
sistem kapitalis ini uang juga dapat diperjual belikan, dan dapat disewakan. Sedangkan dalam Islam, uang hanya sebagai alat
tukar.

C. Teori Permintaan dan Penawaran Uang dalam Presfektif Ekonomi Konvensional


4. Teori Permintaan Uang
a. Teori Moneter Klasik (Sebelum Keynes)
Teori ini menggunakan asumsi klasik, yaitu perekonomian selalu dalam keadaan seimbang. menurut Fisher dalam bukunya yang
berjudul Transaction Demand Theory of The Demand for Money memandang uang sebagai alat pertukaran, uang adalah flow
concept. Sedangkan menurut kelompok Cambridge, uang adalah stock concept. Dalam ekonomi konvensional, uang sering kali
diidentikkan dengan modal. Akan tetapi dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang
bukan capital (modal). Pendapat Fisher secara matematis dapat dituliskan rumus sebagai berikut : MV = PT
M = jumlah uang beredar (penawaran uang) V = tingkat kecepatan (velocity) pertukaran uang
P = harga barang/jasa T = jumlah (volume) barang/jasa menjadi objek transaksi

Pendapat Mishkin adalah konsep dari Marshall-Pigou dari Cambridge secara matematis dituliskan rumus sebagai berikut : M = kPT
Keterangan : M = Jumlah Uang k = 1/v
P = Tingkat harga barang T = Jumlah barang yang diperdagangkan
b. Teori Keynes

Dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money, Keynes menyatakan bahwa
mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menjamin adanya full employment dalam perekonomian perlu
adanya campur tangan pemerintah dalam hal ini. Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya
menerangkan tiga hal utama, yaitu : tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang), faktor-
faktor yang menentukan tingkat bunga, dan efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
Tiga motif dalam terori Keynes :
1). Motif transaksi (transaction motive), motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran
secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan.
2). Motif berjaga-jaga (precautionary motive), untuk membiaya transaksi dan untuk keperluan di masa yang
akan datang (berjaga-jaga).
3). Motif spekulasi (speculation motive), masyarakatnya menggunakan uangnya untuk disimpan atau digunakan
untuk membeli surat-surat berharga.
2. Teori Permintaan Uang
Penawaran uang dalam pendekatan ekonomi konvensional merupakan sesuatu yang menjadi
kewenangan dari bank sentral suatu negara. Sehingga dalam pengkajiannya dianggap sebagai
sesuatu yang given (tertentu nilainya). Bank sentral mengatur jumlah uang beredar, yaitu: operasi
pasar terbuka (open market operation), cadangan minimum (reserve requirement), discount rate, dan
moral situation

D. Uang Dalam Pandangan Islam

• Sebagai alat tukar, bukan komoditas, yaitu barang yang bisa diperdagangkan untuk
mendapatkan keuntungan atau dapat dipertukarkan dengan barang lain yang memiliki nilai yang
sama.
• Uang berperan dalam memusnahkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan pengisapan dalam
barter.
• Barter mengandung unsur ketidakadilan yang masuk dalam riba al-Fadhl.
• Uang dalam islam adalah flow concept (harus mengalir).
• Uang merupakan barang publik, milik masyarakat. Maka dari itu, penimbunan uang disengaja
tidak produktif berarti mengurangi jumlah uang yang beredar.
• Uang tidak memberikan kegunaan langsung (direct utility fungtion) yang berarti bahwa uang
digunakan sebagai bentuk membeli barang, maka yang memberikan kegunaan adalah barang
tersebut.
E. Permintaan dan penawaran uang dalam pendekatan ekonomi Islam\

• Permintaan dalam Islam harus memperhatikan syariat, yaitu tidak boleh serakah dan
mengeksploitasi suatu hal secara berlebihan.
• Sebagai Muslim dalam memgambil hal permintaan harus dibangun atas kebutuhan
akan mashlahah.
• Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan maksud
kemegahan, kemewahan, kemubadziran, dan untuk berfoya-foya.
• Islam menilai, permintaan suatu komoditas tidak semuanya bisa dikonsumsi
maupun digunakan, masih perlu dibedakan antara yang halal dan yang haram. Allah
telah berfirman:

‫ت َمٓا اَ َح َّل هّٰللا ُ َل ُك ْم َواَل َتعْ َت ُد ْوا ۗاِنَّ هّٰللا َ اَل ُيحِبُّ ْالمُعْ َت ِدي َْن‬
ِ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل ُت َحرِّ م ُْوا َطي ِّٰب‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik
yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas"

 
TERIMA KASIH 
WASSALAMU’ALAIKUM
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai