Anda di halaman 1dari 28

DIFTERI

BAGUS SHOLEH APRIYANTO S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Definisi Difteri
Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular, dapat dicegah dengan im
unisasi, dan disebabkan oleh bakteri gram positif Corynebacterium diptheriae stra
in toksin. Penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi, te
rutama pada selaput mukosa faring, laring, tonsil, hidung dan juga pada kulit.
Difteri
Manusia adalah satu-satunya reservoir Corynebacterium diptheriae.

Penularan terjadi secara droplet (percikan ludah) dari batuk, bersin, muntah, mela
lui alat makan, atau kontak langsung dari lesi di kulit.

Tanda dan gejala berupa infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian atas, adan
ya nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam tidak tinggi (kurang dari 38,5º C), dan
ditemui adanya pseudomembrane putih/keabu-abuan/kehitaman di tonsil, faring,
atau laring yang tak mudah lepas, serta berdarah apabila diangkat. Sebanyak 94
% kasus Difteri mengenai tonsil dan faring.
Difteri Tonsil Difteri Laing
Difteri
Pada keadaan lebih berat dapat ditandai dengan kesulitan menelan, sesak nafas,
stridor dan pembengkakan leher yang tampak seperti leher sapi (bullneck). Kemat
ian biasanya terjadi karena obstruksi/sumbatan jalan nafas, kerusakan otot jantu
ng, serta kelainan susunan saraf pusat dan ginjal.
Difteri

Apabila tidak diobati dan penderita tidak mempunyai kekebalan, angka kematian
adalah sekitar 50 %, sedangkan dengan terapi angka kematiannya sekitar 10%, ( C
DC Manual for the Surveilans of Vaccine Preventable Diseases, 2017). Angka kem
atian Difteri ratarat 5 – 10% pada anak usia kurang 5 tahun dan 20% pada dewas
a (diatas 40 tahun) (CDC Atlanta, 2016).
Etiologi

Corynebacterium diphtheriae, bakteri gram positif, yang bersifat pol


imorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora.
Basil dapat membentuk :
– Pseudomembran yang sukar diangkat
– Eksotoksin yang sangat ganas
Manifestasi Klinis

- Gejala Umum
Demam
Batuk, pilek yang ringan dan sakit kepala
Mual, muntah, dan anoreksia.
Lemah, lesu dan pucat.

10
Komplikasi
1 . Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, s
istem saraf, ginjal ataupun organ lainnya
2 . Obstruksi jalan napas akibat membran atau oedem jalan n
afas
3 . Sistemik
- Miokarditis
- Neuritis
Pemeriksaan Diagnostik
1. Gram Noda kultur kerongkongan atau selaput
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Elektrokardiogram (EKG)
4. Pengambilan sediaan (spesimen) berupa apusan tenggoro
kan (throat swab)
Pengobatan
Pinsip Pengobatan
 Pengobatan dilakukan berdasarkan diagnosis klinis
 Tanpa menunggu hasil biakan
 Jika terdapat keraguan: perlakukan sebagai difteri sampai terb
ukti bukan difteri
Tata laksana difteri pada anak:
1. Isolasi
2. ADS
3. Antibiotika
4. Suportif dan simtomatis
5. Follow-up / tindak lanjut
6. Penanganan Kontak
Tata laksana difteri pada anak:
 Tatalaksana tidak boleh menunggu hasil kultur
 Penatalaksanaan bisa hanya berdasarkan kecurigaan klinis
karena pertimbangan waktu dan besarnya resiko
 Sekalipun hasil kultur negatif tatalaksana tetap dilaksanaka
n asalkan kondisi klinis memang ke arah difteri
Pencegahan
UNTUK MENCEGAH DIFTERI  PERLU
KEKEBALAN MASYARAKAT YG TINGGI
CARANYA : TINGKATKAN KEKEBALAN MENYELURUH (ANAK, REMAJA, DEWAS
A)
Outbreak Response Immunization

KLB
THANK YOU!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai