Anda di halaman 1dari 25

Intra labor

anestesi
Kelompok 2
OUR TEAM 2

Annisa Novri Ardana Hadi (190106018)


Arshella Nur Khofifah Zahara (190106021)
Bagus Dwi Dermawan (190106024)
Christina Florentin J. Welkis (190106027)
Dafid Rehas Saputra (190106030)
01.
Definisi nyeri
Definisi nyeri
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan komplek yang
merupakan fenomena yang sangat
individual dengan komponen sensorik
dan emosional.
Nyeri persalinan merupakan kombinasi
nyeri fisik akibat kontraksi miometrium
disertai regangan segmen bawah rahim
menyatu dengan kondisi psikologis ibu
selama persalinan.
02.
Etiologi
Nyeri pada persalinan
Etiologi nyeri pada persalinan

a) Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsang pada


nyeri viseral. Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi
dikaitkan dengan derajat dan kecepatan dilatasi serviks dan
segmen uterus bawah.

b) Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan


intrauterin yang menambah dilatasi struktur tersebut. Pada awal
persalinan, terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri
dirasakan kira-kira 20 detik setelah mulainya kontraksi uterus.
Etiologi
c) Rangsangan persalinan kala I ditransmisikan dari serat
eferen melalui pleksus hipogastrik superior, inferior, dan
tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan lumbal, ke ganglia
akar saraf posterior pada T10 sampai L1.

d) Nyeri pada tahap I persalinan timbul dari uterus dan adnexa


saat berkontraksi, dan hal itu adalah nyeri visceral yang alami.
Beberapa kemungkinan mekanisme yang menjelaskan hal ini
yaitu: nosiseptif yang berasal dari uterus telah diajukan namun
pengamatan saat ini bahwa nyeri itu lebih banyak dihasilkan
akibat dilatasi serviks dan segmen bawah uterus, dan
mekanisme distensi sesudahnya.
03.
Patofisiologi
Nyeri pda persalinan
Patofisiologi
Sensasi nyeri dihasilkan oleh jaringan
serat saraf kompleks yang
menghasilkan sistem saraf perifer dan
sentral. Dalam nyeri persalinan, sistem
saraf otonom dan terutama komponen
simpatis berperan dalam sensasi.
Sistem saraf Saraf perifer nyeri
otonom persalinan
Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas Selama kala 1 persalinan, nyeri diakibatkan
otot polos dan viseral, uterus yang dikenal oleh dilatasi serviks dan segmen bawah
sebagai sistem saraf involunter karena organ uterus dan distensi korpus uteri. Nyeri
iniberfungsi tanpa kontrol kesadaran. Neuron selama kala ini diakibatkan oleh kekuatan
aferen menstransmisikan informasi dari kontraksi dan tekanan yang dibangkitkan.
rangsang nyeri dari sistem saraf otonom Hasil temuan bahwa tekanan cairan omnion
menuju sistem saraf pusat dari visera lebih dari 15mmHg diatas tonus yang
terutama melalui serat saraf simpatis. dibutuhkan untuk meregangkan segmen
bawah uterus dan serviks dan dengan
demikian menghasilkan nyeri
04.
pathway
Pathway

Adanya
Prosedur
Pra rencana
Tindakan
pembeda ansietas
anestesi han
operasi

Prosedur paparan
Intra lingkungan hipotermia
operatif anestesi dingin

Post Efek
Post Tindakan post mual
anestesi operatif anestesi
05.
Pengertian
“INTRATHECAL
LABOR
ANESTHESIA”
Teknik analgesia spinal atau ILA (Intrathecal
Labour Analgesia) merupakan teknik persalinan
bebas nyeri, menggunakan cara seperti anestesi
spinal, dengan memasukkan obat ke dalam ruang
subarakhnoid. Analgesik ini efektif untuk
menghilangkan nyeri selama persalinan tapi masih
dapat mengejan, dimana keuntungannya cepat dan
memuaskan.
06.
Teknik
pemeberian
“INTRATHECAL
LABOR
ANESTHESIA”
Teknik pemberian

Teknik pengelolaan nyeri persalinan dengan metode intrathecal Labor analgesika


yaitu dengan melakukan blokade transmisi nyeri pada dorsal horn medulla
spinalis menggunakan obat tertentu sebanyak 1x injeksi.

Obat – obat yang dipakai dalam ILA antara lain:


a) Fentanil
b) Catapres inj
c) Marcain o,5% heavy/ Bucain Spinal
07.
indikasi
,kontraindikasi dan
komplikasi
“INTRATHECAL
LABOR
ANESTHESIA”
Indikasi
 Indikasi untuk melakukan ILA dibagi menjadi dua, yaitu indikasi dari ibu dan janin

1) Ibu

a. Pasien yang merasakan nyeri sekali dalam persalinan

b. Persalinan kala I yang lama sekali dan nyeri sekali

c. Pasien dengan perasaan cemas dan takut

d. Pasien sendiri yang meminta

e. Kehamilan dengan kelainan sistem kardiovaskuler, seperti pre-eklampsia dan eklampsia

f. Kehamilan dengan penyakit sistem pernafasan

g. Bayi prematur
Kontraindikasi
 Beberapa kontraindikasi untuk melakukan ILA, antara lain:

1) Ibu menolak
2) Infeksi lokal ditempat tusukan
3) Bleeding disorder
4) Alergi terhadap obat analgetik
5) infeksi sistemik akut dapat menyebabkan abses epidural
6) Bekas sectio caesarea
Komplikasi dilakukannya ILA antara lain
Hipotensi Mengigil

Hipotensi (penurunan tekanan darah arteri sistolik Penyebab pasti pada menggigil belum
sebesar 20- 30% atau lebih rendah dari 100 diketahui, bisa diakibatkan suhu
mmHg). Hipotensi disebabkan oleh karena :
Blok serabut saraf simpatis yang
ruangan yang dingin, penguapan
menimbulkan vasodilatasi tubuh yang mengalami
vasodilatasi.
Mual dan muntah
High blockade
Karena hipotesis atau efek
Pada high blockade dapat samping dari oksitoksik
menyebabkan hipotensi dan (metergin atau sintosinon)
paralisis pernafasan.
07.
ASKAN pre, intra dan
post
“INTRATHECAL
LABOR
ANESTHESIA”
Pre anestesi
- Pre Anestesi:
terdiri dari anemesis ,pemeriksaan fisik,laboratorium,assessment pra
induksi
- Persiapan alat dan obat anestesi
1. - Teknik anestesi: Teknik analgesia spinal bisa dilakukan dengan posisi
duduk (sitting position) maupun posisi miring (lateral decubitus),
dengan menggunakan jarum spinal, dapat kita lakukan pada L2-3 atau
L3-4. Identifikasi ruang subaraknoid dapat dilakukan dengan cara
adanya cairan LCS yang keluar. Lalu kita dapat memasukkan obat
analgesi ke ruang subaraknoid.

Diagnosis
Ansietas
a) Kaji tingkat kecemasan
b) Edukasi pasien tentang prosedur pembedahan
c) Beri dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan dll
Intra anestesi
- Selama operasi pastikan pasien tetap sadar
- kemudian pantau tanda-tanda vital mulai dari tekanan darah, saturasi oksigen, nadi.
- Pantau perdarahan

Diagnosa Intra Anestesi:


Hipotermi
a) Mempertahankan suhu tubuh selama atau operasi sesuai yang diharapkan

b) Pantau tanda-tanda vital

c) Beri selimut penghangat


Post anestesi
a) Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan paska anestesi
ICU / HCU

b) Perawatan post anestesi di ruang RR


c) Lakukan pengkajian kembali tanda-tanda vital saat pasien di RR (tensi, nadi,
pernafasan, dan adanya keluhan yang dirasakan)
d) Melakukan pengkajian bromage skor
 
Diagnosa Post Anestesi:
Mual muntah
- Kaji mual
- Posisikan pasien miring kiri dan kanan
- Kolaborasi pemberian antiemetik
THANKS
!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai