Anda di halaman 1dari 21

Isu dan legal aspek praktik

Oleh :
Kelompok 5
case study masalah hukum praktik madiri
keprawata yang terpublikasi
Kasus
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang
anak yang ber umur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami
Ny.D bekerja sebagai Sopir angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di
ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan
Ny.D positif menderita kanker Rahim grade III, dan dokter merencanakan
klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim,
karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan
telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam
dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan
dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalakan ruangan, dokter memberitahu
perawat kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah
jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang
akan menjelaskannya.
Lanjutan
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat
ruangan yang merawatnya, yaitu:
“apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena
kami masih ingin punya anak. “apakah masih ada pengobatan yang
lain selain operasi” dan “apakah operasi saya bisa diundur dulu suster”
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab
secara singkat, “ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus
operasi” “penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain”
“yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…” “Bila ibu tidak puas
dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternya…ya.”
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan
memutuskan menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih
ingin punya anak lagi.
Lanjutan
Penyelesaian Kasus
Kasus diatas menjadi dilema etik bagi perawat dimana dilema etik ini
didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkn dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan
suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral atau
prinsip. Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau
salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam
konteks kasus

ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya.
Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny. D, dapat
diambil salah satu kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka pemecahan etik
yang dikemukan oleh Kozier, erb. (1989), dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Lanjutan
Mengembangkan data dasar dalam hal klarifiaksi
dilema etik, mencari informasi sebanyaknya, berkaitan
dengan:
Orang yang terlibat, yaitu: Pasien, suami pasien,
dokter bedah/kandungan, Rohaniawan dan perawat.
Tindakan yang diusulkan yaitu: Akan dilakukan
operasi pengangkatan kandungan/rahim pada Ny.D.
tetapi pasien mempunyai otonomi untuk membiarkan
penyakitnya menggorogoti tubuhnya, walaupun
sebenarnya bukan itu yang diharapkan, karena pasien
masih meginginkan keturunan.
Lanjutan
Maksud dari tindakan yaitu: dengan memberikan
pendidikan, konselor, advocasi diharapkan pasien mau
menjalani operasi serta dapat membuat keputusan yang
tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi. Dengan
tujuan agar Agar kanker rahim yang dialami Ny.D dapat
diangkat (tidak menjalar ke organ lain) dan pengobatan
tuntas.
lanjutan
Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan yaitu: Bila operasi
dilaksanakan: Biaya: biaya yang dibutuhkan klien cukup besar untuk
pelaksanaan operasinya. Psikologis: pasien merasa bersyukur diberi
umur yang panjang bila operasi berjalan baik dan lancar, namun klien
juga dihadapkan pada kondisi stress akan kelanjutan hidupnya bila
ternyata operasi itu gagal. Selain itu konsekuensi yang harus
dituanggung oleh klien dan suaminya bahwa ia tidak mungkin lagi bisa
memiliki keturunan. Fisik: klien mempunyai bentuk tubuh yang
normal. Biaya: biaya yang dibituhkan klien Biaya ; tidak
mengeluarkan biaya apapun. Psikologis: klien dihadapkan pada suatu
ancaman kematian, terjadi kecemasan dan rasa sedih dalam hatinya
dan hidup dalam masa masa sulit dingan penyakitnya. Fisik: timbulnya
nyeri pinggul atau tidak bisa BAK, perdarahan sesudah senggama,
keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.
LANJUTAN
Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan
situasi tersebut. Untuk memutuskan apakah operasi
dilakukan pada wanita tersebut, perawat dihadapkan
pada konflik tidak menghormati otonomi klien.
Lanjutan
Apabila tindakan operasi dilaukan perawat dihadapkan
pada konflik tidak melaksanakan kode etik profesi dan
prinsip moral. Bila menyampaikan penjelasan dengan
selengkapnya perawat kawatir akan kondisi Ny.D akan
semakin parah dan stress, putus asa akan keinginannya
untuk mempunyai anak Bila tidak dijelaskan seperti
kondisi tersebut, perawat tidak melaksanakan prinsip-
prinsip professional perawat Bila perawat menyampaikan
pesan dokter, perawat melangkahi wewenang yang
diberikan oleh dokter, tetapi bila tidak disampaikan
perawat tidak bekerja sesuai standar profesi.
LANJUTAN
Kasus pasien tersebut merupakan masalah yang kompleks dan rumit, membuat
keputusan dilkukan operasi atau tida, tidak dapat diputuskan pihak tertentu saja,
tetapi harus diputuskan bersama-sama yang meliputi: Siapa yang sebaiknya terlibat
dalam membuat keputusan dan mengapa mereka ditunjuk. Untuk siapa saja
keputusan itu dibuat Apa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan (social,
ekonomi, fisiologi, psikologi dan peraturan/hukum). Sejauh mana persetujuan pasien
dibutuhkan Apa saja prinsip moral yang ditekankan atau diabaikan oleh tindakan
yang diusulkan. Dalam kasus Ny.D. dokter bedah yakin bahwa pembuat keputusan,
jadi atau tidaknya untuk dilakukan operasi adalah dirinya, dengan memperhatikan
faktor-faktor dari pasien, dokter akan memutuskan untuk
memberikan penjelasan yang rinci dan memberikan alternatif pengobatan yang
kemungkinan dapat dilakukan oleh Ny.D dan keluarga. Sedangkan perawat primer
seharusnya bertindak sebagai advokasi dan fasilitator agar pasien dan keluarga dapat
membuat keputusan yang tidak merugikan bagi dirinya, sehingga pasien diharapkan
dapat memutuskan hal terbaik dan memilih alternatif yang lebih baik dari penolakan
yang dilakukan.
Lanjutan
Bila beberapa kriteria sudah disebutkan mungkin
konflik tentang penolakan rencana operasi dapat
diselesaikan atau diterima oleh pasien setelah
mendiskusikan dan memberikan informasi yang
lengkap dan valid tentang kondisinya, dilakukan
operasi ataupun tidak dilakukan operasi yang jelas
pasien telah mendapat informasi yang jelas dan
lengkap sehingga hak autonomi pasien dapat dipenuhi
serta dapat memuaskan semua pihak. Baik pasien,
keluarga, perawat primer, kepala ruangan dan dokter
bedahnya.
PAYUNG HUKUM PRAKTIK MANDIRI
Perizinan
melaksanakan praktek keperawatan pada saranan pelayanan
kesehatan, praktek perorangan dan/atau kelompok. Perawat yang
melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan harus memiliki SIK. Perawat yang melakukan praktek
perorangan/kelompok harus memiliki SIPP. Pada pasal 9
disebutkan, SIK diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Selanjutnya,
pada Pasal 12, SIPP diperoleh dengan mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Keberadaan SIK dan SIPP merupakan hal yang wajib bagi seorang
perawat yang membuka praktik mandiri. SIK dan SIPP merupakan
syarat untuk mengantongi izin membuka praktik mandiri.
LANJUTAN
Pada Pasal 12 ayat (2) menyebutkan bahwa SIPP
hanya diberikan kepada perawat yang memiliki
pendidikan ahli madya keperawatan atau pendidikan
perawat dengan kompetensi lebih tinggi. Hal ini
berarti, yang berhak membuka praktek mandiri
perawat minimal perawat dengan pendidikan DIII.
LANJUTAN
Hak dan Kewajiban
Salah satu kewajiban perawat berdasarkan Kepmenkes
1239/2001 menyebutkan bahwa perawat harus
mencantumkan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP) di
ruang praktiknya (Pasal 21). Penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad rivai dkk (2008) menunjukkan bahwa
sebagian perawat belum memiliki SIPP. Hal ini berarti,
terdapat perawat yang tidak memenuhi kewajiban
perawat sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes
1239/2001 yaitu mencantumkan Surat Izin Praktek
Perawat di ruang praktiknya.
LANJUTAN
Dalam Kepmenkes Pasal 21 ayat (2), menyebutkan
bahwa perawat yang menjalankan praktek perorangan
tidak diperbolehkan memasang papan praktek. Lain
halnya dengan yang terjadi di salah satu kota di Jawa
Timur. Berdasarkan website alumni FIK-UI, terdapat
perawat yang membuka praktik mandiri perawat
dengan memasang papan nama. Walaupun, sudah
memiliki SIPP, namun memasang papan nama tetap
diperbolehkan.
LANJUTAN
Hak Perawat
Pernyataan hak dalam Kepmenkes 1239/2001 tidak tertulis
secara jelas. Dalam Kepmenkes menentukan kewenangan
dalam melaksanakan praktik keperawatan. Salah satu
kewenangan perawat yang terdapat dalam Pasal 15
kepmenkes 1239/2001 yaitu pelayanan tindakan medik
hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari
dokter. Perlu digarisbawahi, pada dasarnya perawat tidak
diperkenankan melaksanakan praktik medis. Hal ini
mendapat perkecualian yaitu apabila terdapat permintaan
tertulis dari dokter dan dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwa seorang pasien.
LANJUTAN
Praktik keperawatan mandiri sudah banyak dilakukan oleh
perawat. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
1239/Menkes/SK/IX/2001 menjadi payung hukum bagi
perawat yang membuka praktik mandiri. Namun, dalam
pengaplikasiannya, terdapat beberapa hal yang tidak sesuai
dengan Kepmenkes 1239/2001. Berikut ini, beberapa fakta
dilapangan terkait praktik mandiri perawat :
1. Terdapat perawat yang membuka praktik mandiri tidak
memiliki SIK dan SIPP.
2.Terdapat perawat yang memasang papan nama.
3. Terdapat perawat yang melakukan praktik medis dari
pada praktik keperawatan.
Dasar Hukum
UU. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
UU. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
KepMenKes No. 1239 Tahun 2001 tentang registrasi
dan praktik perawat
KepMenKes No. 279 Tahun 2006 tentang pedoman
penyelenggaraan PERKESMAS
PerMenKes RI No. HK. 02.02/Menkes/148/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai