Rasulullah
Salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh
setiap muslim adalah iman kepada para rasul,
terutama Rasulullah saw. Beriman kepada Rasulullah
saw. merupakan salah satu konsekuensi dari
pemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana
muhammada ar-rasulallah, aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita
itu akan jujur dan istiqamah jika diwujudkan menjadi
sikap. Bukti utama beriman kepada Rasulullah saw.
adalah ittiba’ (mengikuti Rasulullah saw.).
.
Ittiba’ adalah bukti keimanan
Bukti keimanan kepada Rasulullah saw. yang paling utama adalah
mengikuti beliau dalam segala sisi kehidupannya, selalu mentaati
beliau dalam setiap perintah dan larangan yang beliau sampaikan.
Sebab, mengikuti dan mentaati Rasulullah saw. adalah bukti
ketaatan kita kepada Allah swt., dan mengikuti sunnah Rasulullah
saw. adalah bukti kongkret mengikuti Al-Qur’an.
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, penutup para nabi. Tidak ada lagi nabi,
rasul, dan wahyu setelahnya. Umat Islam tidak perlu terjebak akan adanya
klaim dari manusia yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi. Jikapun
ada, bisa dipastikan bahwa hal itu palsu. Tidak perlu diikuti bahkan harus
diingkari. Akidah tentang khatmun nubuwwah (Muhammad nabi terakhir) akan
membebaskan kita dari masalah teologis. Kita tidak perlu lagi mencari ajaran-
ajaran kewahyuan di luar ajaran Nabi saw.
1. Mahabbatullah
Natijah (buah) dari ittiba’ kita kepada Rasulullah saw. jika kita lakukan
dengan benar adalah mahabbatullah (cinta dari Allah swt) sekaligus
maghfirah (ampunan)Nya.
Katakanlah (hai Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.”
(Ali Imran: 31)
2. Rahmatullah
Orang-orang yang mentaati Rasulullah saw. dengan mengikuti sunnah
beliau akan memperolah rahmat dari Allah swt. Karena orang-orang yang
mencontoh Rasulullah saw. pastilah orang-orang yang berbuat baik atau
ihsan (ingat makna ahsanu ‘amala menurut Fudhail bin ‘Iyadh di atas), dan
orang-orang yang berbuat ihsan amat dekat dengan rahmat Allah swt.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 71)
3. Hidayatullah
َت فَ ْت َرتُهُ إِلَى َغي ِْر َذلِكَ فَقَ ْد هَلَكَ » (رواه ابن خزيمة في صحيحه
ْ َو َم ْن َكان،َتفَ ْت َرتُهُ إِلَى ُسنَّتِ ْي فَقَ ِد ا ْهتَدَى
ْ فَ َم ْن َكان،ً َولِ ُك ِّل ِش َّر ٍة فَ ْت َرة،ً«إِ َّن ِل ُكلِّ َع َم ٍل ِش َّرة
.)وأحمد في مسنده والبيهقي في الشعب والطبراني وأبو نعيم
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai puncak semangat,
dan setiap semangat memiliki titik jemu (lesu). Maka barangsiapa kelesuannya tetap dalam
sunnahku berarti ia telah mendapat petunjuk (dari Allah), dan barangsiapa kelesuannya
tidak dalam sunnahku berarti ia celaka. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Ahmad
dalam Musnadnya, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, At-Thabarani dan Abu Nu’aim).
5. Nadharatul Wajhi
6. Mujawaratur Rasul
7. Izzatun Nafsi
8. Al-Falah
9. Kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat