Anda di halaman 1dari 14

CONTOH KERTAS KERJA PEMERIKSAAN PIUTANG

A: Proses Penyusunan Working Paper Piutang

Bagaimana format kertas kerja pemeriksaan piutang?

Perhatikan contoh berikut ini:

Catatan:

Syarat pengiriman barang adalah FOB Shipping point Point, penjualan dicatat. Pendapatan
diakui pada saat barang dikirim ke pembeli.

Kesimpulan:

Setelah memeriksa transaksi penjualan, lebih kurang dua minggu sebelum dan sesudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Kami tidak menemukan adanya pergeseran
pencatatan penjualan. Karena itu kami menyimpulkan bahwa penjualan sudah dicatat dalam
periode yang benar.

Vo:

Periksa DO, SI dan perhitungan matematisnya. Selain itu periksa pencatatan di buku
penjualan dan posting ke kartu piutang dan stock card.

B: Contoh Working Paper Piutang

Dan bila komponen-komponen working paper tersebut disatukan, maka bentuknya adalah
seperti di bawah ini:
Contoh kertas kerja audit piutang
CONTOH KERTAS KERJA PEMERIKSAAN UTANG

Ada 4 contoh kertas kerja pemeriksaan utang yang akan disajikan dan bahas, yaitu:

 Contoh Kertas Kerja Audit Utang Pajak Penghasilan (PPh 21)


 Contoh Kertas Kerja Audit Utang Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)
 Contoh Audit Work Paper Utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Contoh Audit Work Paper Utang Lain-lain.

A: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak Penghasilan (PPh 21)


Perhatikan komponen-komponen kertas kerja audit utang pajak penghasilan (PPh 21) berikut
ini:

Saldo awal: 01 Januari 2019: Rp 1.500.000 V

Bulan: Januari 2019


Debit: Rp 1.500.000 Vo
Kredit: Rp 1.575.000/

Bulan: Februari 2019


Debit: Rp 1.575.000 Vo
Kredit: Rp 1.650.000

Bulan: Maret 2019


Debit: Rp 1.650.000 Vo
Kredit: Rp 5.250.000/

Bulan: April 2019


Debit: Rp 1.750.000 Vo
Kredit: Rp 1.800.000

Bulan: Mei 2019


Debit: Rp 1.800.000 Vo
Kredit: Rp 1.600.000 Vo

Bulan: Juni 2019


Debit: Rp 1.600.000 Vo
Kredit: Rp 1.400.000

Saldo: 30 Juni 2019


= Rp 3.275.000 –  9.875.000
= Rp  3.400.000 ^

Saldo per audit 30 Juni 2020:

= Rp 1.500.000 + Rp 3.400.000
= Rp 4.900.000 ^
Pencatatan jurnal akuntansinya adalah:

[Debit] Biaya PPh 21, Rp 1.500.000


[Kredit] Utang PPh 21, Rp 1.500.000
Untuk mencatat kekurangan catat PPh 21, sesuai SPT PPh 21 tahun 2019 yang dimasukkan
perusahaan dan SSP PPh pasal 29.

V/ = Cocok dengan KKP tahun lalu

^ = Check footinh

L = Cocok dengan general ledger

Vo = Periksa bukti pengeluaran kas dan SSP

∆ = Merupakan setoran akhir SPT PPh 21 tahun 2019

/ = PPh yang dipotong dari gaji pegawai sesuai daftar gaji.

Dan bila digabung menjadi satu format kertas kerja audit, akan terlihat sebagai berikut:
Contoh working paper PPh 21

B: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Utang Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)
Perhatikan komponen penyusun kertas kerja utang pajak penghasilan badan (PPh Badan)
berikut ini:
(a): Saldo utang PPh Badan 1/1/2019 = Rp 35.750.000 V/

(b): Pembayaran tanggal 25/1/2019 = ( Rp  35.750.000) Vo


(c): Utang PPh Badan tahun 2019 berdasarkan laba fiskal sesuai SPT PPh Badan = Rp
36.475.000 ∆

Saldo per book 31 Desember 2019 = Rp 36.475.000 L

Laba Fiskal tahun 2019 = Rp 291.800.000

PPh Terutang

= 50% x 25% x Rp 291.800.000


= Rp 36.475.0000 ^

V/ = Cocock dengan KKP tahun lalu

^ = Cek perhitungan matematis

L = Cocok dengan general ledger

Vo = Periksa bukti pengeluaran kas dan SSP PPh psl 29

∆ = Periksa SPT PPh Badan tahun 2019.

Dan bila komponen-komponen tersebut disatukan, maka hasilnya adalah seagai berikut:
Contoh Kertas Kerja Audit PPh Badan

C: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Perhatikan elemen format audit work paper yatng pajak pertambahan nilai (PPN) berikut ini:

(a): Saldo awal tanggal 1 Januari 2019 = Rp 7.000.000 V/

(b): Rangkuman Nilai Penjualan periode Januari – Desember 2019 = Rp 9.814.840 ^ (dalam
ribuan)

(c): Ringkasan jumlah PPN Keluaran (10%) periode Januari – Desember 2019 = Rp 981.484
^ (dalam ribuan).
(d): Ringkasan jumlah PPN Masukkan periode Januari – Desember 2019 = Rp 826.634 ^
(dalam ribuan)

(e): Ringkasan jumlah setoran PPN periode Januari – Desember 2019 = Rp 67.700 ^ (dalam
ribuan)

(e): Saldo Utang PPN periode Januari – Desember 2019 = Rp 8.100.000//

^ = Cek perhitungan matematis

V/ = Cocok dengan KKP tahun lalu

/ = Cocok dengan buku penjualan dari general ledger

^ = Cocok ke SPM PPN tahun 2019 dan secara sampling ke Faktur Pajak PPN Keluaran

J = Docek ke SPM PPN tahun 2019 dan secara sampling ke Faktur Pajak PPN Masukkan

Vo = Periksa bukti pengeluaran kas dan SSP PPN

// = Periksa subsequent payment

Dan berikut ini contoh lengkap kertas kerja audit utang PPN:
Contoh Kertas Kerja Audit Biaya

D: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Utang Lain-lain.


Berikut ini contoh format working paper utang lain-lain:

Utang lain-lain per 31 Desember 2019 = Rp 750.000

Saldo utang lain-lain per 31/12/2019 sebesar Rp 750.000 adalah utang yang tidak jelas asal-
usulnya yang timbul sejak tahun 2016. Karena jawabannya tidak materil maka kami tidak
melakukan suatu audit prosedur atas saldo tersebut.

Selain itu kami berpendapat bahwa utang tidak bisa dihapuskan begitu saja.
Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Biaya

A: Proses Penyusunan Working Paper Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Bagaimana bentuk kertas kerja audit biaya yang masih harus dibayar?

Perhatikan contohnya berikut ini?

01: Biaya listrik Desember 2019


Saldo 31/12/2019 = Rp 1.525.000
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 1.525.000 Vo

02: Biaya Telepon Desember 2019


Saldo 31/12/2019 = Rp 2.750.000 (1)
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 3.250.000 Vo
 

03: Biaya PAM Desember 2019


Saldo 31/12/2019 = Rp 350.000
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 350.000 Vo
 

04: Biaya langganan surat kabar dan majalah  Desember 2019


Saldo 31/12/2019 = Rp 275.000 (2)
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 275.000 Vo
 

05: Biaya iuran keanggotaan


Saldo 31/12/2019 = Rp 1.000.000 (3)
Subsequent Clearance 15/3/2020 = 0
 

06: Gaji yang masih harus dibayar


Saldo 31/12/2019 = Rp 7.500.000
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 7.500.000
 

07: Biaya perjalanan direksi


Saldo 31/12/2019 = Rp 15.000.000 (4)
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 15.000.000 Vo
 

08: Biaya Bonus


Saldo 31/12/2019 = Rp 50.000.000 (5)
Subsequent Clearance 15/3/2020 = Rp 50.000.000 Vo
 
09: Biaya iuran kebersihan lingkungan
Saldo 31/12/2019 =  Rp 550.000
Subsequent Clearance = Rp 550.000
Jumlah saldo 31/12/2019 = Rp 78.950.000 L

Jumlah subsequent clearance 15/3/2020 = Rp 78.950.000

[Debit] Biaya Telepon, Rp 500.000


[Debit] Biaya y.M.H. Dibayar, Rp 4.499.500
[Debit] Biaya Bonus, Rp 5.000.000
[Kredit] Biaya y.M.H. Dibayar, Rp 5.500.000
[Kredit] Biaya Langganan, Rp 275.000
[Kredit] Biaya Penjualan, Rp 4.224.500
 

Untuk mengoreksi over/under accrued yang didasarkan pada subsequent payment:

 Taksiran biaya biaya telepon Desember 2019 terlalu rendah Rp 500.000 dibandingkan
realisasi pembayarannnya.
 Langganan Surat Kabar dan Majalah, sudah dibayar Desember 2019, namun dicatat
dengan mendebit biaya langganan, seharusnya biaya yang masih harus dibayar.
 Beban ditagih oleh asosiasi pedagang pertokoan.
 Pertanggungjawaban biaya perjalanan di 25/2/2020 ternyata lebih kecil dari jumlah
yang di-accrued.
 Accrued bonus didasarkan pada notulen rapat direksi 23/12/2019. Namun saat
pembayaran tanggal 15/3/2020, direksi memutuskan untuk menambah jumlah bonus
sebesar 10%.

^ = Check footing

L = Cocok dengan general ledger

Vo = Periksa bukti pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

 
A: Contoh Working Paper Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Bila elemen-elemen working paper ini digabungkan akan terlihat sebagai berikut:

Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Biaya


CONTOH KERTAS KERJA PEMERIKSAAN UTANG JANGKA PANJANG

A: Proses Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan Utang Jangka Panjang

Berikut ini contoh working paper utang subordinasi:

Saldo utang subordinasi per 31 Desember 2019:

 Utang kepada Ny. Chrisanto = Rp 100.000.000 Conf


 Utang kepada Pak Purwanto = Rp 110.000.000 Conf
 Utang kepada Ny. Rosita = Rp 50.000.000 Conf
 Utang kepada Ny. Roro = Rp 50.000.000 Conf
 Utang kepada Pak Alex = Rp 90.000.000 Conf
 Jumlah Utang Subordinasi = Rp 400.000.000 L ^
Utang subordinasi diterima dari pemegang saham di tahun 2016.

Tanggal jatuh tempo utang tersebut tidak ditentukan karena baru akan dibayar kembali pada
saat perusahaan sudah mempunyai dana yang cukup. Atau bisa juga dialihkan sebagai setoran
modal. Atas utang tersebut tidak dibebankan bunga.

Conf = Sesuai dengan jawaban konfirmasi

^ = Check footing

L = Cocok dengan buku besar

B: Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Utang Jangka Panjang

Dan bila komponen-komponen tersebut digabungkan menjadi satu bagian, hasilnya adalah
sebagai berikut:
Contoh Kertas Keja Audit Liabilitas

Anda mungkin juga menyukai