Anda di halaman 1dari 37

SIKLUS AKUNTANSI

KEUANGAN
DAERAH
SISTEM AKUNTANSI

Menurut Pasal 1 ayat (11) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010


tentang SAP menyebutkan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis sampai dengan pelaporan
keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.

Sedangkan definisi Sistem Akuntansi Pemeritaan Daerah menurut


Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 (peraturan lama) yaitu sistem akuntansi
yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan
transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka
pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum.

2
3
Keterangan:
Input : bukti memorial, surat tanda setoran, surat perintah pencairan dana
Proses : buku jurnal, buku anggaran, buku besar, buku besar pembantu
Output : LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, CaLK

4
Sistem akuntansi di atas dapat dijelaskan dengan siklus akuntansi. Siklus akuntansi
adalah tahap-tahap yang ada dalam sistem akuntansi. Tahap-tahap tersebut meliputi: (Sugiri,
2001:13)
1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi
keuangan tersebut
2. Mencatat transaksaksi keuangan dalam buku jurnal (menjurnal)
3. Meringkas dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah di jurnal (posting)
4. Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan menuangkannya ke dalam neraca
saldo
5. Menyesuaikan buku besar pada informasi yang paling up-to-date (mutakhir)
6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam NSSP
7. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan pada NSSP
8. Menutup buku besar
9. Menentukan saldo-salso buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam
neraca saldo setelah tutup buku

5
1.
JURNAL TRANSAKSI
• Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis (urut
waktu)
• Menjurnal adalah prosedur mencatat transaksi keuangan di buku jurnal.
• Dalam sistem pencatatan triple entry, buku jurnal digunakan untuk mencatat
transaksi untuk jurnal finansial, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup,
sementara jurnal anggaran dicatat pada buku anggaran

• Jurnal dibedakan menjadi jurnal umum dan jurnal khusus


• Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
• Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis
transaksi, misalnya Jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas

7
• Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006, buku jurnal digunakan
dalam akuntansi keuangan daerah meliputi Buku Jurnal Penerimaan Kas,
Buku Jurnal Pengeluaran Kas, dan Buku Jurnal Umum.
• Namun setelah adanya perubahan seperti yang dituangkan pada
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, ketentuan terkait ketiga buku tersebut
dihapus.
• Artinya, entitas pemerintahan tidak diwajibkan lagi harus melaksanakan
pencatatan pada ketiga buku jurnal tersebut, begitu juga dengan formatnya.
• Praktik akuntansi pemerintahan diharapkan sesuai dengan praktik akuntansi
pada umumnya.

8
9
10
11
2.
Posting ke Buku Besar
• Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan
rekening/akun/perkiraan.
• Rekening merupakan kumpulan informasi dalam suatu sistem akuntansi
• Contoh rekening
1. Kelompok pendapatan-LO: rekening pajak kendaraan bermotor (untuk
provinsi), retribusi pelayanan kesehatan, dana alokasi umum, dll
2. Kelompok beban/belanja: rekening beban/belanja bahan habis pakai
kantor,
3. Kelompok pembiayaan : rekening penerimaan pinjaman dan obligasi,
pembayaran utang pokok jatuh tempo, dll
4. Kelompok aset : rekening kas, piutang pajak hotel, piutang retribusi
pelayanan kesehatan, dll

13
• Buku besar pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat rincian
rekening tertentu yang ada di buku besar.
• Buku besar pembantu bukan merupakan catatan akuntansi permanen. Hal
ini disebabkan oleh fungsi utama buku pembantu yaitu untuk memerinci
buku besar.
• Rekening buku besar yang rinciannya dicatat dalam buku pembantu
disebut rekening pegawai, sedangkan rekening yang memerinci rekening
pegawai disebut rekening pembantu.

14
15
3.
Neraca Saldo
• Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang
menyertainya.
• Saldo transaksi pada neraca saldo, diambil dari saldo setiap transaksi
terakhir yang ada di buku besar:
- Saldo rekening buku besar dengan format bukan T diketahui dari kode D
(debit) atau K (kredit) pada kolom saldo.
- Saldo rekening buku besar dengan format T diketahui dengan cara
menjumlahkan sisi debit dan kredit.
• Neraca saldo yang benar memiliki jumlah nominal yang sama pada sisi
kredit dan debit.
• Neraca saldo akan benar jika proses pemindahan transaksi dari jurnal ke
rekening juga benar

17
4.
Jurnal Penyesuaian
Penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan posisi aset, utang,
dan ekuitas di neraca pada tanggal neraca dan untuk melaporkan jumlah
surplus atau defisit yang wajar di laporan keuangan. Neraca saldo sebelumnya
mungkin belum memuat data laporan keuangan yang up-to-date karena
alasan:
1. kejadian-kejadian tertentu, seperti pemakaian bahan habis pakai, tidak
dijurnal setiap hari karena penjurnalan demikian tidak praktis
2. Beban yang terjadikarena berlalunya waktu, seperti berkurangnya manfaat
gedung, persekot sewa dan asuransi, tidak dijurnal sesuai periode
akuntansi
3. Beberapa pos, seperti beban listrik, mungkin belum dicatat karena tagihan
dari PLN belum diterima

19
Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian:
1. Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned)
selama periode akuntansi
2. Melaporkan dengan akurat nilai aset pada tanggal neraca. Sebagian nilai
aset pada awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang
dilaporkan
3. Melaporkan semua belanja (expenses) yang terjadi selama periode
akuntansi
4. Melaporkan dengan akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam
hal ini sebenarnya pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum
dibayar.

20
1. Bahan habis pakai

Contoh:
Pada awal tahun 2021 jumlah bahan habis pakai adalah Rp100.000,- dan
pembelian bahan habis pakai selama tahun tersebut berjumlah Rp600.000,-.
Dengan demikian jumlah bahan habis pakai seluruhnya adalah Rp700.000,-.
Pada akhir periode, jumlah persediaan yang tersisa adalah Rp200.000,-.

21
Dalam kasus ini, jumlah bahan habis pakai yang terpakai atau menjadi beban bahan habis
pakai adalah sebesar 700.000 – 200.000 = 500.000. Untuk mencatat beban habis pakai ini
dibuat jurnal peyesuaian berikut:

a. Jika dicatat sebagai bahan habis pakai


Beban bahan habis pakai Rp 500.000
Bahan Habis Pakai Rp 500.000
Bila diposting maka saldo transaksi bahan habis pakai adalah :
Rp700.000-Rp200.000 = Rp500.000

a. Jika dicatat sebagai beban bahan habis pakai


Bahan habis pakai Rp 200.000
Beban bahan habis pakai Rp 200.000

Bila diposting, maka saldo rekening bahan habis pakai adalah:


700.000-200.000 = 500.000

22
2. Beban dibayar di muka

Contoh:
Pada awal tahun 2020 dibayar sewa untuk tiga tahun ke depan sebesar
Rp1.200.000.

23
Dalam kasus ini, jumlah sewa dibayar di muka yang terpakai atau menjadi
beban sewa adalah sebesar Rp400.000 atau Rp1.200.000 : 3 = Rp 400.000,
sisanya Rp800.000 merupakan sewa dibayar di muka yang belum terpakai
dan menjadi saldo awal periode selanjutnya. Untuk mencatat beban sewa ini
dibuat jurnal penyessuaian berikut pada tanggal 31 Desember 2020:

Beban sewa Rp 400.000,-


Sewa dibayar di muka Rp 400.000,-

24
3. Pemakaian Aset Tetap

Contoh:
Pada awal ahun 2021 diperoleh sebuah kendaraan dengan harga perolehan
Rp32.000.000. Umur ekonomis kendaraan ditaksir 5 tahun dengan nilai sisa
Rp2.000.000. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus.

25
Untuk kasus ini , nilai kendaraan yang dapat disusutkan adalah sebesar:
Rp 32.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 30.000.000.
Dengan demikian, beban penyusutan per tahun adalah :
Rp 30.000.000 : 5 tahun = Rp 6.000.000

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31/12/2021 adalah sebagai


berikut:
Beban penyusutan 6.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 6.000.000

26
4. Beban Gaji Pegawai

Contoh:
Pada tanggal 20 Desember 2016 keluar Keppres tentang kenaikan gaji PNS
guru sebesar 10% yang berlaku mulai bulan Desember 2016. Di kabupaten X
terdapat 2.000 PNS guru dengan jumlah gaji/ bulan Rp 1.000.000.000 dan
Pemda setempat baru akan membayarkan kenaikan tersebut pada bulan
Januari 2017.

27
Pada kasus ini, pada akhir tahun anggaran 2016, terdapat utang gaji pegawai
tetap sebesar Rp100.000.000. Jurnal penyesuaian yag dibuat pada 31.12.2016
adalah sebagai berikut
Beban gaji pegawai Rp 100.000.000
Utang gaji pegawai Rp100.000.000

28
5.
NSSP
Setelah jurnal penyesuaian selesai dibuat, langkah berikutnya adalah
mempostingnya ke buku besar, sesuai dengan rekening-rekening yang
bersangkutan. Setelah posting tersebut dilakukan, maka rekening-rekening
akan menunjukkan saldo yang terbaru. Prosedur akuntansi berikutnya adalah
menyusun neraca saldo setelah penyesuaian.

Jadi, neraca saldo setelah penyesuaian adalah adalah neraca saldo yang
disusun setelah pembuatan jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian,
saldo-saldo rekening yang ada di dalam nerca saldo setelah penyesuaian
adalah saldo-saldo rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam tahap
penyesuaian muncul transaksi baru, maka transaksi baru ini juga dimasukkan
ke dalam neraca saldo setelah penyesuaian. Format neraca saldo setelah
penyesuaian kurang lbih sama dengan neraca saldo.

30
6.
Laporan Keuangan
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah menyusun neraca saldo setelah
penyesuaian, disusunlah laporan-laporan keuangan dengan mengambil data
dari neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan paragraf 28 Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan SAP Berbasis Akrual dalam Peraturan
Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan pemerintah (termasuk
pemerintahan daerah) terdiri atas berikut ini:
1. Laporan realisasianggaran
2. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
3. Neraca
4. Laporan operasional
5. Laporan perubahan ekuitas
6. Laporan arus kas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

32
7.
Jurnal Penutup
Rekening pendapatan dan rekening beban disebut sebagai rekening temporer
(nominal). Disebut temporer karena saldo kedua rekening tersebut pada akhir
periode akuntansi akan ditransfer ke dalamrekening ekuitas. Istilah transfer
saldo transaksi temporer ke dalam rekening ekuitas tersebut adalah menutup
rekening temporer, dan proses ini disebut dengan penutupan rekening
temporer.
Proses penutupan transaksi temporer meliputi 3 tahap yaitu:
1. Menutup rekening pendapatan ke transaksi ikhtisar surplus defisit-LO atau
surplus defisit-LO
2. Menutup rekening beban ke rekening ikhtisar surplus defisit LO atau
surplus defisit LO
3. Menutup rekening ikhtisar surplus defisit LO ke rekening ekuitas

34
8.
Neraca Saldo Setelah
Penutupan
Tahap terakhir adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan. Seperti
halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah tutup buku juga berisi
ringkasan saldo rekening-rekening. Hanya saja saldo tersebut adalah setelah
pembuatan jurnal penutup. Karna proses penutupan rekening temporer
mentransfer saldo transaksi-transaksi pendapatan dan beban rekening ekuitas,
maka dalam neraca saldo setelah penutupan tidak akan dijumpi rekening-
rekening temporer tersebut. Kalaupun ada saldonya akan bernilai 0.

Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak bahwa
rekening-rekening pemerintah daerah atau suatu satuan kerja sudah siap untuk
digunakan kembali pada periode akuntansi berikutnya. Rekening nominal
sudah berubah menjadi 0, sedangkan rekening riil menyajikan jumlah yang
benar-benar meanjadi aset, kewajiban, dan ekuitas.

36
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai