Anda di halaman 1dari 15

DESAIN DALAM COMPUTER PEMBELAJARAN

NAMA KELOMPOK : 4

1. SAHRUL JUNAIDI

2. SAKILAWATI

3. DWI EVA MALASARI

4. NURUL AZIKIN

5. HAIRUN NISA

6. MITATUL WANDIA
A. PENGERTIAN DESAIN PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari


langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri
dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai
hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga
dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan
desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat
kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita
ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi,
sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-
metode manajemen.
B. ORIENTASI DESAIN PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran lazimnya dimulai dari kegiatan analisis yang


digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran sesungguhnya
yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah yang
sesungguhnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternaif
solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran. 
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang
tepat dari berbagai alternatif  yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan
solusi tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah
langkah selanjutnya, sehingga nantinya bias mengetahui rancangan atau
desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain tersebut bisa
diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar desain pembelajaran terdiri dari lima langkah penting,
yaitu:
a. Analisis lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.

b. Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan


efesien serta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.
c. Mengembangkan bahan-bahan untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.

d. Implementasi desain pembelajaran.

e. Implementasi evaluasi formaif dan sumatif terhadap program


pembelajaran
C. KOMPONEN UTAMA DESAIN PEMBELAJARAN

Esensi desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen, yaitu:

a. Peserta didik

Dalam menentukan desain pembelajaran dan mata pelajaran yang akan disampaikan

perlu diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan

situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik

merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya. Peserta didik sebelum dan selama

belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai factor baik fisik maupun mental, misalnya kelelahan,

mengantuk, bosan, dan jenuh.

b. Tujuan

Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetesi atau

kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Seandainya tujuan

pembelajaran atau kompetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran

tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai.


a. Metode
Metode terkait dengan stratei pembelajaran yang sebaiknya dirancng agar proses
belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk
menyampaikan materi ajar. Dalam desain pembelajaran langkah ini sangat penting
karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak
kepiawaian seorang desainer pembelajaran juga terlihat dalam cara menentukan metode.
Pada konsep ini meode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.

b. Evaluasi
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sangat penting. Indikator
keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar.
Seringkali penilaian dilakukan dengan cara menjawab soal-soal objektif. Penilaian juga
dapat dilakukan dengan format non soal, yaitu dengan instrument pengamatan,
wawancara, kuesioner dan sebagainya.
D. MODEL – MODEL PENDEKATAN SISTEM DALAM
DESAIN PEMBELAJARAN
1. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and  Carey
(1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b. Melaksanakan analisi pembelajaran
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
2. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram,
Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar,
yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan
tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan
strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-
fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta
melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang
membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif
3. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah


formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas
enam langkah kegiatan yaitu:

a. Analisis Pelajar

b. Menyatakan Tujuan

c. Pemilihan Metode, media dan bahan

d. Penggunaan Media dan bahan

e. Partisipasi Pelajar di dalam kelas

f. Penilaian dan Revisi


4. Model ADDIE

a. Analisis

Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah
(kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).

b. Desain

Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan .Pertama merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun
tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.
Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita
pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber
pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas
dan rinci.
c. Pengembangan

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan.

Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka

multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut

perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung

proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

d. Implementasi

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang

kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian

rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun

berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.


5. Model Rothwel & Kazanas
Model Model Rothwel & Kazanas (1994) merupakan model berbasis sistem,
mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam pelaksanaannya.
Memiliki ciri :

a). Jumalah komponen relatif banyak.


b). Seringkali diawali dengan analisis kebutuhan.

c). Memisahkan penilaian proses belajar dan penilaian terhadap program belajar.
d). Merupakan prosedur pengembangan, karena adanya alur feedback dan komponen
revisi.
 6. Desain pembelajaran CDT ( Component Display Theory)
Desain pembelajaran CDT ( Component Display Theory merupakan contoh model
materi ajar atau pengetahuan ( content based ), menitikberatkan bagaimana suatu topik
yang menjadi bagian dari suatu materi atau mata ajaran disampaikan kepada pebelajar.
Memiliki ciri:

a). Komponen yang ada tidak banyak dan cenderung tidak lengkap
b). Strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara
menjelaskan atau menyajikan materi di kelas
c). Kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif

d). Lingkupnya sempit

e). Tidak mencerminkan upaya pebelajar untuk menguasai kompetensi yang harus
dicapai
E. KELEBIHAN PENDEKATAN SISTEM DALAM
DESAIN PEMBELAJARAN

a. Dengan pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan


dengan jelas. Dengan tujuan yang jelas, maka kita dapat menetapkan arah dan
sasaran dengan pasti. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik
pendekatan sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada
dasarnya diarahkan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, setiap
guru dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan
langkah-langkah pembelajaran dan pengembangan komponen yang lain, dan
dapat dijadikan kriteria efektivitas proses pembelajaran.
b. Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir
secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang
jelas dan pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
c. Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan
mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Jadi
berpikir sistematis adalah berpikir bagaimana agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
d. Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui umpan
balik, dalam pendekatan sistem, dapat diketahui apakah tujuan telah
berhasil dicapai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai