Anda di halaman 1dari 23

ANTIBODY

dr. Viko Duvadilan Wibowo, M.Bmd.


Pendahuluan
• Antibodi adalah komponen
pertama dari respon imun
adaptif yang dikenali oleh ilmuan
• Secara umum seseorang yang
telah terinfeksi bakteri kemudian
bertahan hidup akan kebal
terhadap re-infeksi patogen yang
sama
Kekebalan Pada Serum Manusia
• Bakteri mengalami penggumpalan
(disebut dengan proses aglutinasi)
saat serum diambil dari pasien kebal
dan dicampurkan dengan hasil kultur
segar bakteri dengan tipe yang sama.
Hal ini tidak terjadi pada bakteri
berbeda
• Sehingga diperkirakan ada sesuatu di
dalam serum yang memberikan
kekebalan pada seseorang yang
secara spesifik terikat pada proses
aglutinasi bakteri
Produksi dan Maturasi Sel B
• Imunitas humoral adalah • Langkah pertama dalam maturase sel B
adalah pemeriksaan fungsional antigen-
mekanisme pertahanan imun binding receptor
adapatif yang dimediasi oleh • Hal ini dilakukan melalui seleksi positif untuk
antibodi yang disekresikan oleh sel B dengan reseptor fungsional normal
limfosit B atau sel B • Mekanisme seleksi negatif digunakan untuk
mengeliminasi self-reacting B cell dan
mengurangi resiko autoimun (apoptosis,
edit/modifikasi reseptor) sehingga tidak lagi
self-reactive
• Sel B imatur yang telah lolos seleksi pada
sumsum tulang harus menuju ke limpa untuk
maturasi akhir sehingga menjadi sel B matur
naif (sel B yang belum teraktivasi)
Antibodi
• Sekarang ilmuan mengetahui
bahwa penyebab aglutinasi
adalah molekul antibodi yang
dikenal sebagai imunoglobulin
• Antibodi adalah protein yang
disekresikan oleh reseptor sel B
melalui sel plasma (diferensiasi
sel B)
Kelas Antibodi
• Terdapat lima kelas antibodi
pada manusia:
• IgM
• IgD
• IgG
• IgA
• IgE
• Tiap antibodi tersebut memiliki
fungsi spesifik
Struktur Antibodi
• Antibodi merupakan glikoprotein
yang terdiri atas dua jenis rantai
polipeptida dimana melekat
karbohidrat padanya
• Heavy chain dan Light chain
adalah dua peptida yang
membentuk antibodi
Struktur Antibodi

1. Bagian ikatan dengan antigen (V) dapat bervariasi antara klon


dan sebagai lokasi pengenalan antigen
2. Bagian konstan (C) bersifat tetap diantara klon dan dibutuhkan
untuk fungsi efektor dan integritas struktur antibodi
Lima kelas antibodi dan fungsinya
• Antibodi memiliki dua fungsi dasar:
1. Bertindak sebagai reseptor antigen sel B
2. Atau, disekresikan oleh sel plasma
kemudian bersirkulasi di dalam
pembuluh darah, dan melekat pada
patogen
• Diantara 5 jenis antibodi, hanya dua
jenis yang memiliki fungsi sebagai
reseptor antigen sel B naif  IgM dan
IgD
• Hanya IgM yang disekresikan
sedangkan IgD belum diketahui
IgM (Immunoglobulin M)
• Terdiri atas 5 struktur empat-rantai (total 20 rantai
dengan 10 tempat antigen-binding yang identic)
• Menjadi molekul antibodi terbesar karena struktur
tersebut
• IgM menjadi antibodi pertama dalam respon
primer
• Memiliki 10 tempat antigen-binding menyebabkan
IgM dapat mengikat banyak bakteri
• Sangat sempurna dalam pelekatan terhadap
protein komplemen dan mengaktivasi kaskade
komplemen, konsisten terhadapa peran
kemotaksis, opsonisasi, dan lisis sel
• Antibodi yang diproduksi dalam sel B (sel plasma)
dapat berubah menjadi IgG, IgA, IgE, tetapi
spesifisitas letak antigen-binding tidak berubah 
disebut class switching
IgG (Immunoglobulin G)
• IgG adalah antibodi mayor pada respon
primer akhir dan antibodi utama dalam
respon sekunder
• Hal ini disebabkan class switching terjadi
selama respon primer
• IgG adalah antibodi monomer yang
membersihkan patogen dalam darah dan
mengaktivasi protein komplemen
• Satu-satunya antibodi yang dapat melewati
plasenta dan melindunginya dari patogen
• Dapat keluar ke cairan interstitial untuk
melawan patogen ekstrasel
IgA (Immunoglobulin A)
• IgA terdapat dalam dua bentuk,
yakni 4 rantai monomer pada darah
dan 8 rantai, atau dimer, pada sekresi
kelenjar eksokrin pada membran
mucus (mucus, saliva, air mata)
• Bentuk dimer penting dalam
perlindungan permukaan tubuh
• IgA juga penting bagi bayi baru lahir
karena terdapat pada ASI
(colostrum), yang menjaga bayi dari
penyakit
IgE (Immunoglobulin E)
• IgE biasanya berhubungan
dengan alergi dan reaksi
anafilaksis
• Antibodi ini ditemukan dengan
konsentrasi rendah pada darah,
karena region Fc sangat melekat
kuat pada reseptor Fc IgE-specific
• IgE mengakibatkan sel mast
berdegranulasi dengan spesifik
terhadap jenis allergen tertentu
Klon dan Seleksi Sel B
• Hanya sel B dengan spesifisitas
antigen yang cocok saja dipilih
untuk berkembang
• Sel plasma menghasilkan
antibodi yang cocok dengan
antigen yang melekat pada
reseptor sel B (BCR/B cell
receptor) terpilih
Respon Primer Vs Respon Sekunder
• Respon primer menghasilkan
antibodi yang terlambat dalam
beberapa hari karena saat ini
dibutuhkan oleh sel B untuk
berkembang menjadi sel plasma.
Kadar antibodi rendah tetapi
masih cukup mengatasi antigen
• Respon primer menghasilkan
antibodi dengan cepat dan kadar
antibodi yang dihasilkan lebih
tinggi
T cell-dependent versus T cell-independent Antigens
• Th2 menyekresikan sitokin yang menyebabkan produksi antibodi pada sel B akibat respon terhadap
kompleks antigen. Hal ini disebut sebagai T-cell dependent
• Sebaliknya, beberapa antigen dapat merupakan T cell-independent dimana hal ini disebabkan antigen
dalam bentuk karbohidrat berulang pada dinding selnya
• Reseptor sel B memiliki dua binding-sites sehingga secara natural antigen T cell-independent mengalami
crosslinking pada permukaan reseptor sel B. Hal ini mengakibatkan sel B tidak membutuhkan sitokin dari
sel Th2 untuk teraktivasi
Imunitas Aktif VS Imunitas Pasif
Imunitas Aktif • Imunitas Pasif
• Adalah perlawanan terhadap • Adalah transfer antibodi pada
patogen yang diperoleh selama seorang individu tanpa memicu
respon imun adaptif respon imun tubuhnya sendiri
• Natural: Respon terhadap patogen • Natural: Transfer IgG dari sirkulasi
• Atrifisial: Vaksin (patogen yang maternal ke fetus via plasenta dan
dilemahkan, atau patogen mati, transfer IgA pada neonatus dari ASI
(kolustrum)
atau sebagian komponen patogen
yang diberikan kepada orang sehat • Atrifisial: injeksi imunoglobulin
untuk memicu memori imunologi hewan yang terlebih dahulu
tanpa menimbulkan penyakit dipaparkan dengan patogen spesifik
Interaksi Antigen-Antibodi
Perbedaan kelas antibodi memberikan peran yang berbeda pula dalam
metode pertahanan terhadap pathogen
1. Netralisasi: pengikatan antibodi tertentu terhadap epitope pada
permukaan patogen atau toksin, sehingga mengakibatkan antigen
tidak dapat melekat pada sel
Interaksi Antigen-Antibodi
2.Opsonisasi adalah pelapisan patogen
menggunakan molekul seperti faktor
komplemen, C-reactive protein, dan serum
amyloid A
• Opsonisasi membantu memfasilitasi
fagositosis
• IgG dapat bertindak sebagai opsonin yang
baik, dimana melekatkan bagian Fab nye pada
epitope spesifik pada permukaan patogen
• Sel fagosit, seperti makrofag, sel dendritic, dan
netrofil memiliki reseptor pada permukaannya
yang mengenali dan melekat pada bagian Fc
pada molekul IgG. IgG membantu fagosit
melekat pada patogen yang mereka ikat
Interaksi Antigen-Antibodi
3.Aglutinasi atau agregasi terjadi saat
patogen mengalami cross-link terhadap
antibodi untuk menciptakan agregat
besar
• IgG memiliki dua tempat Fab, sehingga
dapat melekat pada dua sel patogen
• Apabila IgG yang terlibat lebih banyak,
maka dapat terjadi agregasi besar,
sehingga ginjal dan limpa dapat dengan
mudah untuk memfagositosis
• Struktur pentametric IgM menyediakan
10 Fab per molekul, sehingga sangat
efisien dalam proses aglutinasi antigen
Interaksi Antigen-Antibodi
4. Fungsi penting lain dari antibodi • Aktivasi komplemen melalui 3
adalah aktivasi complement jalur, terutama pelekatan IgG
cascade dan IgM pada permukaan sel
• Complement cascade penting dalam patogen sehingga terjadi
pertahanan innate (didapat), penarikan dan pengaktivasian
meningkatkan respon inflamasi, kompleks C1
pemanggilan fagosit ke lokasi infeksi,
meningkatkan fagositosis melalui
opsonisasi, dan pembunuhan bakteri
gram-negatif menggunakan
membran attack complex (MAC)
5. Fungsi selanjutnya antibodi adalah antibody-dependent cell- mediated
cytotoxicity (ADCC)
• Meningkatkan pembunuhan patogen yang terlalu besar untuk difagositosis
• Hal ini dilaksanakan oleh sel NK, tetapi juga dapat melibatkan makrofag dan
eosinophil
• ADCC terjadi jika antibodi melekat pada patogen besar
• Sel NK mensekresikan sitotoksin kuat (perforin dan granzyme) untuk
membunuh patogen

Interaksi Antigen-Antibodi

Anda mungkin juga menyukai