Shahaby
Materi Kuliah Ushul Fiqkih Ilmu Falak
Kata “al-’urf berasal dari kata “’arafa-ya’rifu-ma’ruf” artinya
mengetahui atau mengakui.
Ma’ruf adalah kebaikan atau perbuatan dan perkataan yang
diketahui/diakui sebagai sebuah kebaikan dan lawan katanya adalah
Munkar.
Kata al-’adah berasal dari kata ‘ada-ya’udu-I’adah atau adah yang
artinya mengalang atau berulang (tikror).
Definisi ‘Adat, berbekas dalam jiwa mereka dan diterima baik oleh akal mereka.
Dari definisi terssebut seolah-olah adat adalah sesuatu yang disepakati,
dan bedanya lantas apa bedanya dengan Ijma?
dengan Ijma’ 1. Dari sisi ruanglingkupnya ijma harus disepakati semua pihak,
sementara adat disepakti mayoritas para pihak
2. Dari sisi para pihak yang sepakat, Ijma adalah para mujtahidun,
sementara adat hanya para tetua adat yang disepakati
3. Ijma’ tidak bias dibatalkan sementara adat bias berubah tergantung
situasi dan kondisi
1. Ditinjau dari sisi materi yang biasa dilakukan, adat dibagi
menjadi dua;
Macam-macam sekelomok komunitas; etnis, aliran atau organisasi dan sesuai dengan
situasi tertentu dan kegiatan tertentu.
‘Adat 5. Ditinjau ari segi penilaian baik dan buruk adat dibagi menjadi dua
a. Adat shohih yakni adat yang berulangulang dilakukan dan diterimana
oleh banyak orang tdak bertentangan dengan ajaran agama, sopan
santun dan budaya luhur
b. Adat fasid adalah adat yng berlaku disautau tempat meskipun merata
pelaksananannya bertentang dengan agana, peraturan perundang-
undangan negara, sopan santu atau etika dan budaya bangsa
Islam dating tidak pada ruang social yang hampa budaya, melainkan datang
pada masyarakat yang telah memiliki adat istiadat dan budaya. Perlakukan
syara’ terhadap adat – itiadat yang sudah ada dan cara Islam memperlakukannya
dibagi menjadi 4;
1. Ada ada yang secara substansial dalam peaksanaannya mengandung
kemanfatan/ kemashlahatan; tidak mengandung kemudharatan atau
kemanfatannya lebih besar dari kemudharatannya, sehingga Islam
‘Adat sebagai adat sebagai dalil hokum, namun terhadap kejenis ke empat para
ulama berselisih pendapat, jika adatnya shohih maka boleh jadi dalil
Dalil Hukum hokum, namun jika adatnya masuk kategori adat fasid maka tertolak
Hujjah yg menggunakan adat sebagai dalil hokum antara lain;
kaidah umum yakni “al-’Adatu Muhakkamatun”, dan hadis Nabi
yang dijadikan landasan dalam pengunaan Ijma’ yakni “ma ra’ahu
al-muslimun hasanan fahuwa ‘indallahi hasanun”…namun berlaku
beberapa syarat…..
Ulama yg mengamalkan adat sebagai dalil hokum atau metode
istinbath hokum syara’ menetapkan beberapa persyaratan dalam
penerimaan adat;
1. Adat itu bernilai mashlahat dan diterima akal sehat
Syarat ada untuk 2. Adat itu berlaku umum dan merata di kalangan orsng yang
bias menjadi berada dalam lingkungan adat itu atau dilakalangan sebagian
besar warganya
Dalil Hukum 3. Adat yang dijadikan sadnaran penetapan hokum sudah ada
terlebih dahulu sebelum penetapan hokum
4. Adat tidak bertentangan dan melalaikan dalil syara’ yang ada
atau bertentangan dengan prinsip prinsip yang sudah pasti
Kata Mazhab Shahabi berasal dari dua kata Mazhab dan Shahabat
Mazhab adalah aliran atau kelompok dalam beragama khususnya bidang
fiqh berdasarkan pendapat Imam Mazhab dan ulama Mazhabnya atau
berdasarkan metode ijtihad yang dikembangkan oleh Imam mazhab,
sehingga ada istilah Mazhab Qauliyyah dan Mazhab Manhajiyyan
Shahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Nabi Muhammad,
iman kepada Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah serta masuk Islam
bersamanya.
Mazhab Mazhab Shahabi dalam kajian ushul fiqh lebih sering disebut dengan istilah
Shahabi qaul al-shahabat atau fatwa al-shahabat atau singkat pendapat atau fatwa
shahabat
Mazhab shahabi dalam kajian ushul fiqh masuk dalam kategori dalil hokum
yang diperselishkan bukan yang disepakti, sehingga berbeda dengan ijma’
al-shahabat
Dengan demikian maka mazhab shahabi adalah pendapat atau fatwa
shahabat secara pribadi-prbadinya dan tidak dalam kapasitas menyampaikan
apa yang disampaikan atau didapatkan langsung dari Nabi Muhammad SAW
Abu Zahrah menguraikan ada 5 kemungkinan bentuk mazhab shahabi
dilhat dari kapasitas Shahabat (yg memungkinkan meriwayatkan
hadis/Sunnah) sbb
1. Apa yg disampikana oleh sahabat itu adalah berita yg didengarnya dari
nabi namun shahabat tidak menjelaskan bahwa berita itu sebagai Sunnah
Nabi
2. Apa yang disampaikan oleh sahabat itu adalah sesuatu yang ia dengar dari
Bentuk Bentuk yang pernah mendengarnya langsung dari Nabi tetapi tidak ada penjelasan
dari orang tersebut bahwa apa yang didengarnya itu berasal dari Nabi
Mazhab 3. Apa yang disamapikan oleh sahabat itu adalah pemahamannya terhadap
Shahabi ayat al-qur’an yang orang lain tidak memahaminya
4. Apa yang disampaikan oleh sahbaat itu adalah sesuatu yang pernah
disepakati oleh lingkungannya, namun yang menyampaikannya adalah
sahabat itu seorang diri
5. Apa yang disampaikan oleh sahabat itu adalah hasil pemahamannya
terhadai dalil-dalil karena kemapuannya dalam Bahasa dan dalam
penggunaan dalil lafaz
Secara Bahasa Syar’un Man Qablana artinya Syari’at ummat sebelum
ummat nabi Muhammad SAW
?
Ciri orang bertaqwa atau beriman disebutkan dalam surat al-Baqarah
salah satunya adanya beriman terhadap apa saja (al-Qur’an) yg
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab yang atau ajaran
yang telah diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad
Syar’un Man termasuk keberadaan mereka sebagai Nabi dan rasul Allah SWT
Qablana Diantara yang diturunkan Allah kepada setiap Nabi dan rasulnya
adalah Tauhidullah dan Akhlaq Mulia dan berlaku sama dari Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad SAW, dan satu lagi tentang syariah
untuk mewujudkan tauhid menjadi akhlaq, namun syariat yang
diturunkan kepada para Nabi berbeda-beda, jika sama masih ada
modifikasinya
Lantas, apakah Syar’un Man Qablana menjadi dalil hokum bagi
ummat Nabi Muhammad SAW
Ada dua pendapat ulama tentang sumber ajaran yang dikerjakan
Muhammad sebelum menerima wahyu atau menjadi Nabi dan Rasul;
1. Muhammad tidak pernah mengikuti syariat salah satu dari Nabi-Nabi
sebelumnya, kecuali ketauhidan dan akhlaq mulia yang berlaku
general pada semua Nabi, sebab jika ada syariat yg pernah diikuti
Muhammad sebelum kenabiannya, maka pasti sudah dinukilkan
Apa Agama kepda generasi setelahnya
sebelum jadi syari’at syariah para Nabi dan rasul sebelumnya yang dibuktikan
dengan beberapa tindakan ubudiyah (bukan tindakan biasa-biasa
setelah beliau juga a. Hadis Mua’azd ibn Jabal yg menyebutkan tiga sumber dalam penetapan hokum
menerima syariat? ketika belaiu diutus menjadi qadhi di Yaman (al-Qur’an, Hadis dan Ijtihad dengan
ro’yinya) dan Nabi membenarkan…tanpa menyebut syariah sebelum nabi
Muhammad SAW
b. Kalau Nabi mengikuti syariat sebelumnya dalam beribadah, maka pasti diwajibkan
secara kifayaha kepada ummatnya untuk mempelajari syariah ummat terdahulu
c. Ijma ulama menetapkan bahwa syariat Islam yang dibawa Muhammad SAW
menaskh syariat sebelumnya
Syar’un Man Qablana yang menjadi Dalil hokum yang diperselisishkan ulama ushul
adalah hokum-hokum yang belaku untuk ummat sebelum dating Risalah Nabi
Muhammad SAW sejauh yang dapat dibaca dalam al-Qur;an atau dinukilkan oleh
Nabi Muhammad SAW karena memang al-Quran dan al-Hadis banyak yang berbicara
tentang syariah terdahulu
Dari defines tersbeut, syar’un man qabala dibagi jadi 3;
1. Syariat terdahulu yg terdapat dalam al-Qur’an atau hadist Nabi yang disyariatkan
untuk ummat sebelum Nabi Muhammad SAW dan dijelaskan pula dalam al-Qur’an
dan hadis bahwa yg demikian itu telah dinaskh dan tdk berlaku lagi bagi umat Nabi
Pengertian Muhammad SAW, seperti dalam QS al-An’am [8], 145 dan 146
Syar’un Man 2. Hukum-hokum dijelaskan dalam al-Qur’an maupun hadis Nabi disyariatkan untuk
ummat sebelumnya dan dinyatakan pula berlaku untuk ummat Nabi Muhammad dan
Qablana dinyatakan berlaku untuk selanjutnya seperti QS, al-Baqarah [2], 183 ttg puasa
model ini dalil hukumnya bukan syar’un man qablana melainkan langsng al-Qur’an
dan hadis
3. Hukum hokum yg disebutkan dalam al-Qur’an atau hadist Nabi dijelaskan berlaku
untuk ummat sebelum Nabi Muhammad namun secara jelas tidak dinyatakan berlaku
untuk ummat Nabi Muhammad dan juga tdak ada penjelasan bahwa hokum tersebut
telah dinaskh, mislanaynya ttg qishos dalam QS. Al-Maidah [5], 45
Dari tiga bagian syariat ummat sebeum Nabi Muhammad, maka bagian ketiga lah
yang dimaksudkan ulama ushul sebagai Syarr’un Man Qablana
Setiap perbuatan tidak bias berdiri sendiri pasti terdiri dari sederet
perbuatan yang slaing berantai….mislanya
1. belajar adalah perbuatan tetapi pasti ada perbuatan sebelum belajar
misalnya menentukan guru, menyiapkan materi, peralatan serta
tempat dimana akan belajar. Belajar kita sebut sebagai perbuatan
pokok yang jelas hukumnya WAJIB bagi setiap individu, namun
Saddu Al- ada perbuatan pendahuluannya seperti bangun sekolah, lalu
Macam-Macam untuk perbuatan buruk yang merusak baik sengaja (spt. nikah muhallil)
maupun tidak sengaja (seperti mencaci sesembahan agama lain
Macam-Macam
ajika dzariah itu dilaksanakan maka kemungkinan besar menimbulkan
perbuatan terlarang seperti menjual anggur pada perusahaan minuman