Anda di halaman 1dari 5

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA
PERTAMBANGAN
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhir-akhir ini terus
berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri pertambangan. Kemajuan tersebut
mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin
komplek dan telah menjadi perhatian banyak orang.
Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan
dan kehadiran industri pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Isu masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sering digunakan sebagai strategi pasar dalam memasuki
kompetisi pasar dunia. Dengan demikian maju dan berkembangnya kegiatan pertambangan yang
diiringin dengan kemajuan teknologi serta semakin intensifnya penggunaan tenaga kerja tambang,
maka semakin besar resiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai sasaran produksi tambang yang efektif dan
efisien dengan aman dan selamat, maka perlu dilaksanakan pengolahan keselamatan dan kesehatan
(K3) sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur dan peraturan/ketentuan yang berlaku
Adapun masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja dalam pertambangan mineral dan batubara dapat
meliputi sebagai berikut.

1. Jika ditinjau dari faktor fisik kegiatan penambangan mineral dan batubara dapat meliputi kebisingan yang
dapat berasal dari banyak sumber, baik itu dari suara alat yang digunakan pada penambangan, laboratorium dan
ruang genset.
Getaran kegiatan penambangan dengan berbagai aktivitas yang menimbulkan getaran yang dapat berasal dari
pergerakan mesin-mesin, unit alat berat.
Tekanan panas, pekerja yang terlibat dalam usaha penambangan ini tidak terpapar panas yang dihasilkan oleh
alat pada proses produksi, melainkan dari panas alami yaitu dari matahari.

2. Jika ditinjau dari faktor kimia maka dapat meliputi debu menjadi faktor bahaya yang utama dikarenakan
pemaparannya yang sangat signifikan memapar karyawan yang stasiun kerjanya berada di lokasi penambangan
debu ini berasal dari kegiatan penambangan dan dari aktivitas lalu lintas tambang. Bahan kimia juga dapat
dikatakan bahan berbahaya yang banyak digunakan perusahaan untuk menguji hasil tambang di laboratorium
yang dapat membahayakan pekerja
. 3. Jika ditinjau dari faktor bahaya dalam kegiatan pertambangan antara lain sebagai berikut.
- Bahaya peledakan yang bersumber dari gudang penyimpanan bahan peledak dan aktivitas peledakan di
daerah pertambangan yang dapat mengakibatkan keadaan bahaya yang sama besarnya. Oleh karena itu,
penanggulangan bahaya peledakan selalu ditekankan kepada pekerja.
- Kebakaran, merupakan potensi bahaya yang selalu ada dalam sebuah industri pertambangan dan
biasanya sumber utama terjadinya kebakaran di area pertambangan terjadi karena tumpukan batu bara
yang telah lama.
- Bahaya kejatuhan, terbentur dan tertimpa. Pengangkutan batubara/ mineral dengan bantuan alat-alat
canggih yang berukuran besar dapat membuat pekerja memiliki keterbatasan dalam melihat pekerja
lainnya yang berada dekat dengan alat yang digunakan.
- Longsor, kegiatan penambangan terbuka membuka lahan dari penebangan dari suatu hutan dapat
menyebabkan suatu kemungkinan terjadinya bencana longsor ditambah lagi dengan desain plan
tambang yang membentuk kemiringan yang relatif curam.
- Bahaya listrik, arus pendek (consleting) kabel listrik atau peralatan dapat menimbulkan sengatan listrik
yang menyengat pekerja dan juga kontak singkat dengan saluran listrik yang masih beraliran listrik dapat
mengakibatkan kebakaran atau peledakan.

Pencegahan yang dapat dilakukan pada kegiatan pertambangan yaitu antara lain:
1. Meningkatkan sumber daya manusia baik dari segi pengetahuan dan pemahaman tentang K3.
2. Mengadakan event-event yang dapat meningkatkan kesadaran pekerja tentang K3 dalam kegiatan
pertambangan.
3. Melakukan kegiatan pencegahan kecelakaan dan ketidaktahuan akan kondisi yang tidak aman pada
kegiatan pertambangan.
4. Melakukan kegiatan inspeksi terhadap bangunan dan peralatan keselamatan kerja mulai dari konstruksi,
letak, penyusunan dan penyimpanan barang, alat keselamatan yang harus tersedia serta rambu-rambu
yang harus dipasang secara berkala agar dapat memantau kondisi serta menjadi upaya pencegahan
kecelakaan kerja

Anda mungkin juga menyukai