FERTILITAS DAN

INFERTILITAS
Pasangan infertil.
• Definisi : Pasangan suami-isteri menikah
12 bulan atau lebih, melakukan hubungan
sex suami-isteri “normal”, tidak menggu-
nakan kontrasepsi,  isteri tidak hamil.
• Hubungan sex “normal” = normal cara dan
normal frekwensi.
• 10-15% PUS (pasangan usia subur)  Infertil.
• Pasangan infertil suami :
 30 % faktor suami,
 30 % faktor isteri, dan
 40% faktor suami dan isteri.
Fertilitas pria.

• Definisi pria fertil ……. ?

• Menentukan fertilitas pria dilakukan
trias pemeriksaan :
– 1. Anamnesa yang terarah,
– 2. Pemeriksaan fisik Andrologi,
– 3. Analisa semen.
 Fertilitas pria.
3. Analisa semen
a.Makroskopis Nilai normal b. Nilai normal
Mikroskopis
1. Warna Putih keruh /
tajin 1. Jlh sperma ≥ 20 jt/ml atau
2. Bau Khas / ≥ 40
bunga akasia jt/ejakulat

3. Likwifaksi ≤ 20 menit 2. Motilitas Grade-a ≥ 25

%
Gr. A+b ≥ 50
4. Viskositas Tidak kental
%
5. Volume ≥ 2,0 ml. 3. Morfologi ≥ 26 %

4. Agglutinasi negatif

5. Round cells ≥ 5 /lpb

Fertilitas pria.
• 1. Anamnesa :
• Anamnesa pribadi,
• Anamnesa pekerjaan,
• Anamnesa keluarga,
• Anamnesa hobbi,
• Anamnesa sexual.
• 2. Pemeriksaan fisik andrologi :
• Pemeriksaan fisik umum,
• Pemeriksaan fisik genital.
 Fertilitas pria.
3. Analisa semen
a.Makroskopis Nilai normal b. Mikroskopis Nilai normal
1. Warna Putih keruh / 1. Jlh sperma ≥ 20 jt/ml atau
tajin ≥ 40 jt/ejakulat
2. Bau Khas / 2. Motilitas Grade-a ≥ 25 %
bunga akasia Gr. A+b ≥ 50 %
3. Likwifaksi ≤ 20 menit 3. Morfologi ≥ 26 %

4. Viskositas Tidak kental 4. Agglutinasi negatif

5. Volume ≥ 2,0 ml. 5. Round cells ≥ 5 /lpb

Fertilitas pria.
• Diagnosa spermiogram :
– Parameter analisa semen yang abnormal :
• Semen (-) Aspermia.
• Vol.semen < 2.0 ml. Hypospermia.
• Sperma = 0 Azoospermia.
• Jlh. Sperma < 40 juta/ej. Oligozoospermia.
• Motilitas Sperma
< 25 % grad.-a /
< 50 % grad.-a+b. Asthenozoospermia.
• Morfologi sperma normal
< 26% Teratozoospermia.
• Rc. > 5 Leucospermia.
• Eritrosit +++ Hemospermia.
Fertilitas dan Infertilitas pria.

• Fertilitas dan Infertilitas pria

ditentukan oleh fungsi normal /
abnormal faktor-faktor :
– I. Faktor Psikosexual,
– II. Faktor Potensi sexual,
– III. Faktor Gonad,
– IV. Faktor Endokrin,
– V. Faktor kelenjar dan Saluran.
Fertilitas dan infertilitas.
I. Psychosexual factors.

• Cara hubungan sexual abnormal yang dpt

menyebabkan infertilitas, misalnya homo-
sexualitas, sodomi, dll.
• Faktor ini merupakan abnormal prilaku
sexual namun dpt pula terjadi oleh faktor
situasi dan lingkungannya, misalnya :
tahanan, pekerja pondok penangkap ikan
ditengah laut, impotensi, dll.
Fertilitas dan infertilitas.
II. Sexual potencies.

• Gangguan potensi  Impotensi

1. Impotensi libidisme.
2. Impotensi ereksi.
3. Impotensi ejakulasi.
4. Impotensi berpilih.
2. Sexual impotencies.

• 1. Impotensi libidisme.
- Kehilangan gairah untuk mela-
kukan hubungan sexual suami-
isteri.
- Kausa a.l.: usia lanjut, stress, in-
fertilitas, hubungan s-i tak har-
monis, penyakit kronis, dll.
II. Sexual impotensi.
2. Impotensi Ereksi.

• Proses ereksi penis berdasarkan kaidah alat hidraulik,

 pemasukan darah ke sinus-sinus corpora cavernosa
terjadfi dengan deras dan banyak melalui
a.cavernosum, dan darah yg keluar dari sinus-sinus
melalui v.superficialis penis sedikit/terhalang,  sinus-
sinus corpora cavernosa akan penuh dan teregang 
penis ereksi.
• Ereksi kurang / hilang bila mekanisme ini terganggu.
 2.Impotensi Ereksi.

• Kausa :
• Penderita penyakit degenerasi (Diabetes-
melitus, Hypertensi, dll.).
• Semua penyebab impotensi libidisme.
• Bahan-bahan kimia termasuk beberapa
jenis obat-obatan tertentu.
• Epididimitis.
II. Sexual impotensi
3. Impotensi Ejakulasi

• Ejakulasi maksudnya pengeluaran semen

bila pria mengalami orgasme.
Impotensi ejakulasi dapat berupa :
a. Aspermia (anejakulat),
b. Ejakulasi retrograd,
c. Ejakulasi tarda,
d. Ejakulasi praecox.
 3. Impotensi Ejakulasi.
a. Aspermia, b. Ejakulasi retrograd.

• a. Aspermia artinya produksi semen tak ada.

Dijumpai pada :
a. Belum akhil-balikh.
b. Hypogonad-hypogonadotropin.
• b. Ejakulasi retrograd :
•Produksi semen ada, namun tak keluar melalui
urethra, biasanya memasuki vesica urinaria.
• Kausanya adalah klep vesica urinaria tak
tertutup rapat sewaktu ejakulasi.
3. Impotensi Ejakulasi.
c. Ejakulasi tarda, & d. Ejakulasi praecox

• c. Ejakulasi tarda.
• ejakulasi yang sukar / amat lama.
• Kausa belum diketahui dg jelas.
• d. Ejakulasi praecox.
• Berdasarkan definisi ilmu reproduksi  Ketidak
mampuan penis meletakkan sperma ditempat yg
seharusnya (paracervical).
• Sedangkan menurut pandangan ilmu sexologi
merupakan ketidak mampuan mempertahankan ereksi
penis yg adekwat hingga orgasme yg bersama-an
(suami & isteri).
III. Faktor Gonad.
ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
• ORGAN REPRODUKSI PRIA. •ORGAN REPRODUKSI
1. Gonad : Testis. WANITA.
2. Saluran : 1. Gonad : Ovarium.
a. Extratesticular. 2. Saluran :
b. Intratesticular.
a. Tuba Fallopii.
3. Kelenjar :
b. Uterus.
a. Epididymis,
c. Vagina.
b. Vesicula seminalis.
3. Kelenjar.
c. Prostate
d. Bulbourethralis
Hampir di seluruh pan jang
saluran dijumpai kelenjar.
(Cowperi).
ORGAN REPRODUKSI PRIA
Gonad : Testis = orchid
Saluran :
1. Intra testicular.
a. Tubulus seminiferous contortus.
b. Tubulus seminiferous rectus.
c. Rete testis,
d. Tubuli efferentes = vasa efferentia
2. Extra testicular.
a. Epididymis.
b. vas deferens.
c. Urethra.
Kelenjar :
1. Epididymis, 2. Vesicula seminalis,
3. Prostate, 4. Bulbo-urethralis
(Cowperi)
 Organ Reproduksi Pria.
• 1. Gonad : Testis / Orchid. = Fungsi :
1. Spermatogenesis, 2.
Steroidogenesis (hormonal).
1. Spermatogenesis  spermatozoon.
2. Steroidogenesis  sintesa androgen.
= Bentuk : Ellipsoid → 3 diameter (panjang,
lebar,
dan tebal)
= Lokasi : Intrascrotum.
= Volume testis : volume testis ditentukan dgn rumus
matematika berdasarkan ukuran
ketiga diameter ellips.
Di klinik dipergunakan Orchidometer.
Vol. : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 ml. → Vol. testis anak s/d 6 th.
8 – 10 – 12 ml → Prepubertas : > 6 – 14 th.
15 – 20 – 25 – (30 – 35) ml. → Usia reproduksi.
 Organ reproduksi pria : scrotum
• Kantong tempat letak testis.
• Fungsi : sbg termoregulasi testis.
• Terdiri dari 3 lapisan, dari luar ke dalam :
1. Kulit, 2. Tunica dartos, dan
3. Fascia cremasterica.
• Dinding scrotum mempunyai sejenis sel-sel otot polos
yg mempunyai receptor sensitif thd perobahan suhu.
• Scrotum adalah tempat sekunder dp testis; turunnya
testis dr rongga abdomen ke scrotum diusia fetal
disebut Descensus testiculorum.
 Descensus testiculorum
• Testis normal bayi pria telah berada di kantong
scrotum sejak lahir.
• Penurunan testis terjadi dgn dua cara yakni :
1. Penurunan secara pasif.
2. Penurunan aktif dgn pemendekan
guber- naculum testis.
• Cryptorchismus = testis tidak berada di scrotum
setelah lahir.
Cryptorchismus : 1. Bilateral, 2. Unilateral.
Testis yg tidak turun disebut testis cryptorchid.
Testis cryptorchid setelah usia reproduksi tidak
memproduksi sperma.
Organ reproduksi wanita
Organ reproduksi wanita.
1. Gonad : Ovarium.
2. Saluran :
1. Tuba Fallopii.
2. Uterus.
3. Vagina.
3. Kelenjar :
Hampir
disepanjang
saluran terdapat
kelenjar reproduksi.
Posisi organ reproduksi wanita.
ORGAN REPRODUKSI WANITA
• 1. Gonad : Ovarium.
– Sepasang, kiri dan kanan, berada di rongga panggul.
– Terbagi atas bagian cortex dan medulla.
– Cortex bersifat seluler, terdiri dari sel-sel ovarial (home-
cells) dan sel-sel germinal (migration-cells).
Bag. medulla berisi jaringan-ikat longgar, pembuluh
darah dan syaraf.
– Di usia reproduksi terdapat berbagai tahapan perkem-
bangan folikel, a.l. : folikel primer, growth-follicles
(folikel sekunder), mature follicles, atretic follicles,
corpus luteum dan corpus albicans.
OVARIUM
Folikel primer dan sekunder.

Fol.primer
Fol.sekunder
OOSIT PRIMER
Organ reproduksi wanita.
• 2. Saluran.
a. Tuba Fallopii.
- Ujung bebas tuba bebas terbuka ke rongga panggul,
berbentuk jari-jari disebut fimbria.
- Sel telur yg ovulasi ditangkap oleh fimbria, dan
dilumen tuba, melanjutkan meiosis, maturasi,
dan menunggu utk dibuahi di ampulla tuba Fallopii.
b. Uterus.
- Uterus manusia bertipe uterus simplex.
- Uterus terbagi atas : fundus, corpus & cervix uteri.
- Sel-telur yg telah dibuahi di minggu kedua menanam-
kan diri di jaringan endometrium uteri dan berkem-
bang disana hingga lahir.
Organ reproduksi wanita.

• 3. Vagina.
- Penis pd pria dan vagian pd wanita
merupakan alat kopulasi.
- Melalui urethra semen pria dikeluarkan
dan ditaruh di vagina disekitar cervix uteri
(paracervical); dan dari sini sperma bere-
nang melewati cervix memasuki uterus
dan membuahi sel-telur di ampula tuba
Falopii.
GAMETOGENESIS
I. Spermatogenesis.
• Spermatogonium mitosis

• 1st Spermatocyte
1st meiosis

• 2nd Spermatocyte
2nd meiosis

• Spermatid
spermiogenesis
• Spermatozoa.
GAMETOGENESIS
II. Oogenesis.
• Oogonium
mitosis
• 1st Oocyte
1st meiosis
• 2nd Oocyte
Polar body
2 meiosis
nd

• Ootid
maturation
• Ovum
 IV. FAKTOR HORMONAL

• Hormon reproduksi adalah hormon yang mengatur

fungsi reproduksi.
• Dikenal adanya poros Hipotalamus – Hipofisa –
Gonad.
• Gangguan fungsi hormon reproduksi  gangguan
fertilitas.
• Dikenal adanya 2 bentuk hypogonad sehubungan
dengan fungsi hormonal pria :
• Hypogonad Hypergonadotropin (Hypogonad primer),
• Hypogonad Hypogonadotropin (Hypogonad sekunder).
 REPRODUCTION ENDOCRINOLOGY
• Hypothalamus
GnRH
• Hypophyse
LH
FSH
ovulation Estrogen
mature
growth Spermatogenesis
Folliclefemale male Tubulus.
Inhibin,Testosteron

• Gonad
Corpus luteum Progesterone
Leydig cells Androgen
synthesis.
Saluran reproduksi pria.

a. Intra testicular :
i. Tubulus seminiferous
contortus,
ii. Tubulus seminiferous rectus,
iii. Rete testis,
iv. Tubuli efferentes /vasa
efferentia.

b. Extra testicular:
i. Epididymis,
ii. Vas deferens,
iii. Urethra.
Tubulus seminiferous contortus.
• Struktur intratubular :
i. Sertoli cells, ii. Spermatogonium,
iii. Spermatogenic cells / association cells.
iv. Spermatozoa.
• Struktur extratubular :
i. Myoid cells,
ii. Loose connective tissue & fibroblast cells
iii. Leydig-cells.
Kelenjar reproduksi pria
• 1. Epididymis.
- Lokasi posteromedial testis.
- Terbagi atas :
a. Caput, b. Corpus & c. Cauda.
- Fungsi :
a. Saluran : menyalurkan sperma dari testis
keluar, tempat penyimpanan
sperma sebelum ejakulasi, dan
berfungsi absorbsi.
b. Kelenjar : sekresi mineral, enzim-enzim
terutama enzim proteolitik.
c. Sekresi : Mineral khas sekresi Zink (Zn).
Kelenjar reproduksi pria.
• 2. Vesicula seminalis.
- Sepasang kelenjar berbentuk kantong kecil,
bermuara ke vas deferens.
- Berfungsi utk memberi inisiasi untuk
kehidupan sperma setelah ejakulasi.
- Mensekresikan enzim, mineral dan terutama
fruchtosa yg digunakan sperma sbg sumber
energi.
- Dijumpai zat protein yg dapat menggumpal-
kan semen dan memerangkap sperma
dalam ejakulat.
Kelenjar reproduksi pria.
• 3. Prostate :
• Kelenjar terbesar, bermuara ke vas deferens
sebelum bermuara ke urethra.
• Terdiri dari 3 lobus ; 2 lateral dan 1 medial.
• Berfungsi menjaga dan meningkatkan daya
fertilisasi sperma.
• Mensekresikan berbagai mineral, enzim, asam
dll.
• Khas menghasilkan asam sitrat dan enzim yg
mencairkan ejakulat dalam 20-30 menit.
Kelenjar reproduksi pria.
• 4. Bulbourethralis (Cowperi).
= 2 pasang kelenjar kecil bermuara
langsung ke urethra.
= Memproduksi cairan jernih berlilin
dan mengandung zat antiseptik.
= Berfungsi membersihkan, dan
melicinkan permukaan urethra
sesaat sebelum ejakulasi.
V. Faktor Saluran dan kelenjar.

• Tidak adekwat saluran menyebabkan

gangguan fertilisasi  penutupan
(obstruksi) atau penyempitan.
• Saluran berfungsi menyalurkan gamet
keluar atau ketempat dimana akan terjadi
fertilisasi.
• Obstruksi saluran  Azoospermia; ini dpt
berupa kelainan bawaan (inkotinuitas atau
vas deferen tak memp. lumen) atau didapat,
spt. Akibat infeksi di saluran genital.
V. Faktor saluran dan kelenjar.

• Tdk berfungsi nya kelenjar dapat disebab kan

oleh gangguan pertumbuhan (Hypogonad
Hypogonadotropin), dpt pula akibat infeksi
ataupun tumor pada kelenjar.
• Obstruksi saluran dikenali dimana azoospermia,
volume semen kurang, fungsi plasma semen
kurang atau kurangnya konsentrasi bahan kimia
dan mineral dlm plasma semen.
Infeksi saluran dan kelenjar

 NON-STD (Non Transmitted Disease)

1. Miliary tuberculosis.
2. Infeksi biasa : Coccus, Coli-basil, ect.
 STD (Transmitted Disease)
1. Gonorrhoe.
2. Non-Gonorrhoe: A. TORCH-Infections.
B. HIV-virus infection.
TERIMAKASIH