Anda di halaman 1dari 24

Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum

• Sulit menentukan pengertian “Rule of Law” secara


universal, karena setiap masyarakat dapat menafsirkan
secara berbeda. Pada hakekatnya pengertian “Rule of
Law” tidak hanya sekadar adanya konstitusi yang
membatasi kekuasaan dalam negara. Tetapi lebih luas dari
itu, konstitusi dijadikan sebagai perwujudan hukum
tetrtinggi yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat
pemerintah di negara itu. “Rule of Law” dikenal pada
permulaan abad ke-20 dengan melalui suatu organisasi
internasional Nongovermental dari Jurist berpusat di
Geneva dan diterima umumnya oleh negara Anglo-Saxon
• Bagi negara Indonesia ditentukan secara Yuridis Formal
bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan
atas Hukum. Hal ini tercantum dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV. Pada pengertian UUD 1945 jelas dinyatakan
bahwa Indonesia adalah negara hukum atau Rechsstaat
dan bukan negara kekuasaan atau Machsstaat. Dalam
Rechsstaat, hukumlah yang menjadi komando tertinggi
dalam hukum itu sendiri. Berdasarkan ini, Negara Indonesia
pada hakikatnya bedasarkan atas penganut “Rulr of Law,
and of Man” yang sejalan dengan pengertian nomocrate,
yaitu kekuasaan yang dijalankan oleh hukum atau nomos.
Prinsip – Prinsip Rule Of Law
• Albert Venn Dicey merperkenalkan the rule of
law yang secara sederhana diartikan sebagai
suatu keteraturan hukum. Menurut dicey the
rule of law memiliki tiga unsur yang
fundamental yaitu : 1. Supremasi aturan
hukum 2. Kedudukan sama didepan hukum 3.
Terjaminnya hak asasi manusia dalam undang
– undang.
Menurut Djokosoetono Rule Of Law berbeda
dengan rechtsstaatgedache
• Menurut Djokosoetono Rule Of Law berbeda dengan
rechtsstaatgedache. Rule of Law memiliki tiga unsur yaitu : 1.
Supremacy of law 2. Equality before law 3. Konstitusi
berdasarkan hak – hak dasar. Maksud dari masing- masing
unsur the rule of law, adalah : 1. Supremacy Of Law ,
maksudnya adalah tidak ada lagi kekuasaan sewenang –
wenang, semua harus taat dan tunduk pada undang – undang.
2. Equality Before Law, maksudnya adalah persamaan hukum,
disini tidak terdapat diskriminasi dalam hukum. 3. Konstitusi
Yang Berdasarkan Gondrechten,maksudnya adalah the rule of
law harus menjamin apa yang oleh masyarakat/bangsa yang
bersangkutan dipandang sebagai keadilan.
Symposium Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada
tanggal 8 mei 1996 tentang Indonesia Negara hukum,
yang berkesimpulan sebagai berikut :
• I. Negara Republik Indonesia adalah suatu Negara
hukumyang berdasarkan Pancasila. II. Ciri – cirri bagi suatu
Negara hukum adalah : Pengakuan dan perlindungan hak
asasi manusia Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Legalitas III. memuat beberapa penyimpangan –
penyimpangan dimasa yang lampau didalam bidang
ketatanegaraan , hukum pidana dan pelanggaran hak –
hak asasi manusia . IV. Usul – usul untuk mengembalikan
kewibawaan Negara republik Indonesia sebagai Negara
hukum, diantaranya jaminan pengakuan hak –hak asasi
manusia dalam penciptaan dan penegakan hukum.
Indonesia sebagai negara yang menganut
sistem konstitusional
• dasar-dasar itu tertanam secara mantap dalam UUD Kita
lihat dalam pembukaan UUD tersebut, yang diantara lain
berbunyi:”… maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia”. Dalam batang tubuh Undang-Undang dasar
1945, kita dapat melihat dalam pasal 4 ayat 1 yang
berbunyi:”Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan Pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar”.Dalam pasal 9: “…Memegang teguh Undang-
Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang
dan peraturannya dengan selurus-lurusnya”.
• Ketentuan-ketentuan tersebut dipertegas lagi oleh pasal 27 yang
berbunyi: “segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam
hukumdan pemerintahan itu tidak ada kecualinya”. Sedangkan
penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan secara jelas
bahwa: negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat),
tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat), dan
selanjutnya dinyatakan bahwa Pemerintahan atas dasar sistem
konstitusional (hukum dasar), tidak bersifat
absolutisme(kekuasaan yang tidak terbatas). Dengan pengakuan
bahwa kita adalah negera hukum dan berpemerintahan
konstitusional, berarti bahwa secepatnya penguasa harus
membentuk pemerintahan yang berdasarkan perwakilan.
• Bukti-bukti bahwa kita sebagai negara hukum telah
dikemukakan secara tegas menyatakan bahwa pemerintahan
Indonesia adalah suatu pemerintahan yang berdasarkan atas
sistem perwakilan dan sesuai sekali dengan apa yang
ditentukan oleh International Commission of Jurist, yang
berarti bahwa pemerintahan yang berdasar atas perwakilan
adalah suatu pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari
tangan rakyat, yang mana kekuasaan dilakukan melalui
perwakilan yang dipilih secara bebas dan bertanggung jawab
padanya.Juga persyratan-persyaratan yang dikemukakan oleh
International Commission of Jurist adalah sesuai dan kita
menghayati hal itu.
• Proteksi (pelindungan) konstitusional, artinya selain
menjamin hak-hak individual, konstitusi harus pula
menentukan teknik-prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin. Pengadilan
yang bebas dan tidak memihak. Pemilihan umum
yang bebas. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kebebasan berserikat/ berorganisasi dan beroposisi.
Pendidikan kewarganegaraan (civic). Syarat-Syarat
Pemerintahan yang Demokratis di Bawah Rule of
Law yang Dinamis
• Inti dari rule of law adalah jaminan adanya
keadilan bagi masyarakatnya, khususnya
keadilan sosial. Prinsip-prinsip rule of law di
dalam Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap
dan instruktif bagi penyelenggara negara,
karena Pembukaan UUD 1945 merupakan
pokok kaidah fundamental Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Staat Fundamental norm).
Negara Indonesia adalah negara hukum
(pasal 1 ayat 3)
• Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan (pasal 24 ayat 1) Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukumdan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya(pasal 27 ayat1) Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama didepan hukum(pasal 28D ayat1) Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalamhubungan kerja(pasal 28D
ayat 2) Prinsip-Prinsip rule of law , secara formal termuat di
dalam pasal-pasal UUD 1945
Prinsip-prinsip rule of law Secara Hakiki

• Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki


(materi) sangat erat hubungannya dengan the
eforancement of the rules of law, perlu
pengamatan secara empiris penyelengaraan
pemerintahan selama ini Prinsip-prinsip rule
of law Secara Hakiki
1. Pengaturan Hak Asasi Manusia
• Hak Asasi Manusia sebagai gagasan, paradigma serta
kerangka konseptual tidak lahir tiba-tiba sebagaimana kita
lihat dalam “Universal Declaration of Human Rights” 10
Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup
panjang dalam sejarah.
• Perkembangan Hak Asasi Manusia di mulai tatkala
ditandatanganinya Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon
Lackland. Penandatanganan Petition of Rights (1628) oleh
Raja Charles I Lebih nyata pada penandatanganan Bill of
Rights (1689) yang berlansung selama 60 Tahun oleh Raja
Willem II dan hasil dahsyatnya adalah the Glorius Revolution.
• Puncak perkembangan Hak asasi Manusia semakin nyata ketika
“Human Rights” untuk I kali dirumuskan secara resmi dalam
“Declaration of Indefendence” Amerika Serikat (4 Juli 1776)
dengan pernyataan tersebut dinyatakan “bahwa seluruh umat
dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa beberapa hak yang tetap dan
melekat padanya”. Di Perancis telah mengawali Perjuangan Hak
Asasi Manusia sejak Rousseau, dan perjuangan itu memuncak
sejak Revolusi Perancis, yang berhasil menetapkan Hak-hak Asasi
Manusia dalam “Declaration des Droits L’Homme et du Citoyen”
yang menetapkan adalah Assemble Nationale (26 Agustus 1789)
dengan semboyan Revolusi Perancis Liberte (kemerdekaan) Egalite
(kesamarataan) Fraternite (kerukunan atau persaudaraan)
Kerangka Konseptualisasi & Reinterpretasi

• Franklin D. Roosevelt, Presiden AS (permulaan abad Ke


20) memformulasikan 4 macam Hak-hak asasi yang
dikenal dengan “The Four Freedom” yaitu Freedom of
Speech (kebebasan berbicara dan berpendapat) Freedom
of Religion (kebebasan beragama) Freedom of Fear
(kebebasan dari rasa ketakutan) Freedom of Want
(kebebasan dari kemelaratan) PBB berhasil melahirkan
untuk upaya ini, yakni Convenant on Economic, Social and
Cultural (perjanjian tentang ekonomi, sosial dan budaya),
dan Convenant on Civil and Political Rights (perjanjian
tentang Hak-hak sipil dan politik)
PENJABARAN HAM DALAM UUD 1945

• “ Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”


Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan
yuridis hak – hak asasi manusia tentang
kemerdekaan. Dasar filosofis hak asasi
manusia tersebut adalah bukan kemerdekaan
manusia individualis saja, melainkan
menempatkan manusia sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial yaitu sebagai
suatu bangsa. DALAM UUD 1945 ALINEA I
• “ Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa
Indonesia terkandung pengakuan bahwa manusia adalah sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bangsa Indonesia mengakui
dan menjunjung tinggi hak – hak asasi manusia untuk memeluk
agama sesuai dengan kepercayaan masing – masing. DALAM
PEMBUKAAN UUD 1945 ALINEA III DALAM PEMBUKAAN UUD 1945
ALINEA IV Pernyataan dalam alinea IV mengandung arti bahwa
negara Indonesia sebagai suatu persekutuan hidup bersama,
bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya
dengan perlindungan hak – hak asasinya.
• “ Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa
Indonesia terkandung pengakuan bahwa manusia adalah sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bangsa Indonesia mengakui
dan menjunjung tinggi hak – hak asasi manusia untuk memeluk
agama sesuai dengan kepercayaan masing – masing. DALAM
PEMBUKAAN UUD 1945 ALINEA III DALAM PEMBUKAAN UUD 1945
ALINEA IV Pernyataan dalam alinea IV mengandung arti bahwa
negara Indonesia sebagai suatu persekutuan hidup bersama,
bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya
dengan perlindungan hak – hak asasinya.
UU Tentang HAM
• Jaminan tentang HAM sebagaimana terkandung dalam UUD
1945, menjadi semakin efektif terutama dengan
diwujudkannya Undang – Undang Republik Indonesia No. 39
tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia dalam ketentuan
umum pasal I dijelaskan bahwa hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Tang Maha Esa,
dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
• UU No. 39 tahun 1999 terdiri dari 105 pasal yang
meliputi berbagai macam hukum tentang hak asasi,
perlindungan hak asasi, pembatasan terhadap
kewenangan pemerintah serta KOMNASHAM yang
merupakan lembaga pelaksanaan atas perlindungan hak
– hak asasi manusia. Hak – hak asasi tersebut meliputi:
Hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak
memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak
atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta
dalam pemerintahan, hak wanita dan hak anak.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut
UUD 1945
• Pasal 27 ayat 1 menetapkan hak warga negara yang sama
dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat 2
menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 27 ayat
3 menetapkan hak dan kewajiban warga negara untuk
ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 28
menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Menurut UUD 1945
• Pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak
kemerdekaan untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut
agamanya. f. Pasal 30 ayat 1 menyebutkan hak
dan kewajiban warga negara untukikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara g. Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa
tiap- tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai