PENELITIAN KUALITATIF
Definisi: -
Peneliti kualitatif dapat dimetaforakan sebagai “Bricoleur” –yakni pola kerja
penciptaan perupa yang memberi tekanan pada proses kerja merakit dari
berbagai bahan, benda, dan bentuk. Dengan demikian hasil kerja bricoler
(brikolase) merupakan sebuah ciptaan yang kompleks, padat, refleksif dan
mirip kliping yang mewakili citra, pemahaman dan interpretasi peneliti
mengenai dunia /fenomena yang dianilisis (Denzin & Lincoln, 2009). –
Grounded Theory
METODE KUALITATIF
Ethnography
INQUIRY NATURALISTIC
Teori analog dengan lensa (teropong). Sebuah lensa atau teropong mampu
melihat sesuatu hanya sebagian saja yang masuk dalam cakupan lubang lensa
tersebut. Obyek-obyek lain di luar teropong tersebut tidak akan terlihat. Teori
adalah lensa, bukan cermin. Analog cermin mengandaikan segala sesuatu
terproyeksikan secara kongkrit, jelas dan apa adanya di depan mata. Teori
analog dengan peta.
TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
• Pada hakikatnya semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu
semua peneliti harus berbekal teori.
• Jika dalam penelitian kuantitatif bersifat menguji hipotesis atau
teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan
teori.
• Karena bersifat holistik maka peneliti kualitatif harus memiliki
jumlah teori yang cukup banyak sesuai dengan situasi sosial yang
diteliti.
• Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” yakni
memperoleh data sebagaimana seharusnya dan bukan yang
dipikirkan peneliti.
POPULASI DAN SAMPEL
• Dalam penelitian kualitatif istilah populasi dinamakan “social situation”
(Spardley) yang terdiri dari tiga elemen yakni “tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) “ yang berinteraksi secara sinergis.
• Situasi sosial (di rumah, di gereja, dsb) dapat dinayatakan sebagai obyek
penelitian yang ingin diteliti.
Wawancara
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
Dokumentasi
Trinagulasi
TEKNIK OBSERVASI
Observasi Pasif
Observasi
moderat
Observasi Obyek
Partisipatif observasi
Observasi Aktif
Observasi Terus -Aktor
OBSERVASI Terang/tersamar
Observasi yg -Kegiatan
Lengkap -Tempat
Observasi Tidak
Terstruktur
TAHAPAN OBSERVASI
WAWANCARA SEMISTRUKTUR
WAWANCARA TIDAK
TERSTRUKTUR
LANGKAH-LANGKAH WAWANCARA
1. Menyiapkan pokok-pokok yang akan didisukusikan;
2. Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan;
3. Mengawali atau membuka alur wawancara;
4. Melangsungkan wawancara;
5. Mengkonfirmasi hasil wawancara dan mengakhirinya;
6. Menuliskan hasil wawancara dan melakukan analisis;
7. Merencanakan tindak lanjut wawancara.
JENIS-JENIS PERTANYAAN DLM WAWANCARA
Pertanyaan berkaitan dengan pengalaman.
Pertanyaan berkaitan dengan pendapat
Pertanyaan berkaitan dengan perasaan.
Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan
Pertanyaan berkaitan dengan indera.
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang informan.
Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan (Misalanya “Mengapa Anda tidak
ikut kerjabakti ?)
Pertanyaan yg menantang informasn untuk merespon dengan hipotesis baru (Mis.
Adakah alternatif lain untuk mendidik anak-anak yang terkena Narkoba ?)
Pertanyaan yang mengarahkan informan untuk memberikan informasi tambahan.
Pertanyaan yang mengarahkan informan memberikan saran.
PENGUMPULAN DATA DG “TRIANGULASI”
OBSERVASI
SUMBER WAWANCARA
MENDALAM
WAWANCARA DATA (TRIANGULASI
SAMA SUMBER)
DOKUMENTASI
TRIANGULASI TEKNIK
ALAT-ALAT WAWANCARA
BUKU
CATATAN REKAMAN CAMERA
TEKNIK ANALISIS DATA
• Menururt para pakar (Miles & Hubermann, Susan Stainback,
Bogdan) bahwa analisis data kualitatif merupakan hal yang
kritis dan sulit dilakukan.
• Pada hakikatnya analisis data adalah “proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yg diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain”.
PROSES ANALISIS DATA
ANALISIS DATA SEBELUM PENELITIAN LAPANGAN; THD DATA HASIL STUDI
PENDAHULUAN ATAU DATA SEKUNDER YG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
FOKUS PENELITIAN.
Data
Collection
Data Display
Data
Reduction
Coclusions:veifying
REDUKSI DATA, DISPLAY DATA, & CONCLUSION
66amsm4567BCDEPPPNJHRT
66amsm4567BCDEPPPNJHRT
66amsm4567BCDEPPPNJHRT
890%%%MKJNHYT$$$
890%%%MKJNHYT$$$
890%%%MKJNHYT$$$
CATATAN LAPANGAN $@@@@@LPMYREWQPZXV
$@@@@@LPMYREWQPZXV
$@@@@@LPMYREWQPZXV
ADNBHGDTYKL
ADNBHGDTYKL
ADNBHGDTYKL
ABC abc
S
I II
T
A
QUAL + QUAN QUAL QUAN
T
U
S
D
O IV III
M QUAL quan
I QUAL + quan Qual QUAN
N
A
QUAN + qual QUAN qual
N Quan QUAL
T
PENJELASAN RINGKAS
• KUADRAN-I: model Concurrent (campuran) bobot metode kuantitatif dan kualitatif sama
(QUAL +QUAN)
• KUADRAN-II; model sequensial ( berurutan) bobot metode kualitatif dan kuantitatif sama
(QUAL QUAN)
• KUADRAN-III;
a. Metode kombinasi model sequensial, dimana pada tahap pertama menggunakan metode
KUALITATIF dengan bobot yg lebih tinggi dari metode Kuantitatif (QUALQUAN)
b. Metode kombinasi model sequensial, dimana pada tahap pertama menggunakan metode
Kualitatif dengan bobot yg lebih rendah dari metode KUANTITATIF ((qualquan)
c. Metode kombinasi model sequensial, dimana pada tahap pertama menggunakan metode
KUANTATIF dengan bobot yg lebih tinggi dari metode Kualitatif (QUANqual)
d. Metode kombinasi model sequensial, dimana pada tahap pertama menggunakan metode
Kuantitatif dengan bobot yg lebih rendah dari metode KUALITATIF (quanQUAL)
PENJELASAN RINGKAS
• KUADRAN IV;
a. Model kombinasi model Concurent (campuran) dengan bobot
metode KUALITATIF yang lebih tinggi dari metode Kuantitatif.
(QUAL + quan)
b. Model kombinasi model Concurent (campuran) dengan bobot
metode KUANTITATIF yang lebih tinggi dari metode
KuaLITATIF. (QUAN + qual)
Concurrent
Triangulation
Design
Concurrent
CONCURRENT Embedded
Design
Concurrent
TIPE Transformative
Design
PENELITIAN Sequential
KOMBINASI Explanatory
Design
Sequential
SEQUENTIAL Exploratory
Design
Transformative
Design
PENJELASAN RINGKAS
1. MODEL CONCURRENT (campuran) merupakan prosedur penelitian di mana peneliti
menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yg komprehensif guna
menjawan masalah penelitian (Creswell, 2014)
a. Concurrent Triangulation Strategy, dlm model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif
dan kualitatif (bobot sama) secara bersama-sama baik dalam pengumpulan data dan
analisisnya . Kemudian dibandingkan untuk kemudian dapat ditemukan mana data yg dpt
digabungkan dan dibedakan.
b. Concurrent Embedded Strategy, dlm model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif
dan kualitatif (bobot sama) secara bersama-sama tetapi bobotnya berbeda. Pada model ini
ada metode primer untuk memeroleh data utama, dan sekunder untuk data pendukung.
c. Concurrent Transformative Strategy, pada hakiktanya model ini merupakan kombinasi
model concurrent triangulation dan concorrent embedded, bobot metode bisa sama atau
tidak sama
PENJELASAN RINGKAS
• Model Sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti
mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode
yang lain. Jika pertama menggunakan metode kuantitatif dan urutan
kedua kualitatif maka metode tersebut disebut sequential explanatory,
jika sebaliknya disebut sequential exploratory.
• Sedangkan model Sequential Transformative Strategy dilakukan dua
tahap dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, sosial) pada setiap
prosedurpenelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian
pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya
pertanyaan penelitian untuk menggali masalah.
CONTOH PROPOSAL PENELITIAN DG MIXED METHODS-DESAIN SEQUENTIAL EXPLANATORY
• BAB-I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
• BAB-II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Prosedur Penelitian
• BAB-III PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Langkah-langkah Penelitian (kombinasi kuantitatif dan kualitatif)
3.2 Metode Kuantitatif
3.2.1 Populasi dan Sampel
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.3 Instrumen Penelitian
3.2.4 Analisis Data Kuantitatif.
3.3 Metoda Kualitatif
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
3.3.2 Analisis Data Kualitatif
3.3.3 Uji Keabsahan Data
3.4 Analisis Data Hasil Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
DAFTAR PUSTAKA
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN MIXED METHODS
DESAIN SEQUENTIAL EXPLANATORY
• BAB-I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
• BAB-II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Prosedur Penelitian
• BAB-III PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Langkah-langkah Penelitian (kombinasi kuantitatif dan kualitatif)
3.2 Metode Kuantitatif
3.2.1 Populasi dan Sampel
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.3 Instrumen Penelitian
3.2.4 Analisis Data Kuantitatif.
3.3 Metoda Kualitatif
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
3.3.2 Analisis Data Kualitatif
3.3.3 Uji Keabsahan Data
3.4. Analisis Data Hasil Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
LAPORAN HASIL PENELITIAN-LANJUTAN
• BAB-IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
(a) Variabel X1
(b) Variabel X2
(c) Variabel Y
4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kuantitatif dan Kualitatif
(a) Hipotesis-1
(b) Hipotesis-2
(c) Hipotesis-3
4.1.3 Perluasan Data Hasil Penelitian Kualitatif
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN HASIL PENELITIAN
• BAB-IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Temuan Hipotesis
4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
• DAFTAR PUSTAKA
• LAMPIRAN-LAMPIRAN
SISTIMATIKA PENULISAN TESIS DAN DISERTASI
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
55
Sistimatika Penulisan Tesis dan Disertasi
Metode Penelitian Kuantitatif
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Keaslian Penelitian (khusus Disertasi, optional)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.2 Kajian Teori
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3 Populasi, Sample dan Teknik Sampling
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
56
Penjelasan:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti.
Masalah dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi
ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang
diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang
lebih kokoh.
Peneliti harus berupaya mengungkapkan permasalahan secara riil dan mampu menyakinkan
bahwa masalah itu layak untuk diteliti sehingga dapat menemukan solusi kongkrit bagi pihak
yang berkepentingan. Pola penyusunan latar belakang masalah mengikuti metode berpikir secara
deduktif, yaitu mengungkapkan fenomena secara umum kemudian dipersempit ke aspek khusus
sehingga mampu mengarahkan permasalahan penelitian dan alasan logis tentang pentingnya
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, peneliti harus dapat menggambarkan atau mengungkapkan
variabel-variabel yang didukung dengan data atau fakta serta menggambarkan pentingnya
variabel tersebut untuk diteliti.
57
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
58
Contoh:
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah yang berhubungan dengan keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih. Jadi dalam ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang
lain, dan mencari hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain.
Berikut contoh rumusan masalah deskriptif :
a. Seberapa baik kinerja kepala daerah di provinsi X?
b. Bagaimana sikap masyarakat menaggapi kehadiran perguruan tinggi A?
c. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan dilarang merokok di ruang terbuka hijau?
d. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan puskesmas di daerah B?
Berdasarkan beberapa contoh dari rumusan masalah deskriptif di atas, dapat disimpulkan
bahwa setiap pertanyaan penelitian berhubungan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
59
2. Rumusan Masalah Komparatif
Maksud dari rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang
berbeda.
Berikut contoh rumusan masalah komparatif :.
a. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pengawai Negeri Sipil dengan Pengawai Swasta?
b. Adakah kesamaan cara pelayanan di perusahan X dan perusahaan Y?
c. Adakah perbedaan, kecerdesan dan keahlian antara siswa daerah dengan siswa yang ada di kota?
d. Adakah perbedaan kenyamanan naik angkot dan naik bus umum menurut berbagai lapisan
masyarakat?
e. Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di daerah A dan B dalam pelayanan pendidikan?
Dari beberapa contoh di atas dapat kita lihat bahwa setiap pertanyaan penelitian mencoba
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel penelitian
60
3. Rumusan masalah Assosiatif
Maksud dari hubungan masalah assosiatif adalah rumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variable atau lebih.
Dalam hal ini terdapat tiga klasifikasi bentuk rumusan masalah assosiatif, adapun tiga bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Hubungan simetris
Maksud hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan muncul
bersama.
Jadi bukan hubungan kausal atau pun timbal balik. Contoh:
1)Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon jambu dengan tingkat manisnya buah jambu?
2)Adakah hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan kepemimpinan?
3)Adakah hubungan antara banyaknya jumlah katak di suatu daerah dengan seringnya hujan turun?
Contoh judul penelitiannya:
4) Hubungan antara banyak semut di pohon jambu dengan tingkat manisnya buah jambu.
5) Hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan kepemimpinan.
6) Hubungan antara banyaknya jumlah kata di suatu daerah dengan seringnya hujan turun.
61
b. Hubungan Kausal
Maksud dari hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Dalam
penelitian yang menggunakan rumusan masalah ini terdapat variabel independen
dan dependen, yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Contoh:
1) Adakah pengaruh tingkat gaji dengan kinerja karyawan?
2) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan presiden terhadap kedisiplinan
masyarakat?
3) Seberapa besar pengaruh AC terhadap efisiensi kinerja karyawan?
Contoh judul penelitiannya:
4) Contoh satu varibel : Pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan di
perusahaan C
5) Contoh dua variabel : Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata
ruang terhadap kinerja karyawan di perusahaan D.
62
c. Hubungan timbal balik/interaktif
Maksud dari hubungan timbal balik/interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Tidak diketahui mana variabel dependen dan dependen
Contoh:
1) Adakah hubungan antara kedisiplinan dan motivasi?
2) Adakah hubungan antara kegigihan dengan kekayaan?
Contoh judul penelitiannya:
3) Hubungan antara kedisiplinan dan motivasi
4) Hubungan antara kegigihan dan kekayaan.
63
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin
dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian
mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya,
sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam
bentuk kalimat pernyataan.
64
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah hal positif yang dapat disumbangkan
dari hasil penelitian tersebut, baik bagi kepentingan dunia
akademik maupun terhadap dunia praktis :
1. Manfaat teoritis, manfaat hasil penelitian dalam penambahan
pengetahuan baru yang berkaitan dengan masalah penelitian
yang dikaji
2. Manfaat praktis, berupa pemecahan masalah yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah bagi berbagai pihak yang
berkepentingan, misalnya bagi lembaga yang diteliti,
pengambil kebijakan (pemerintah/yayasan), pembaca, dan
peneliti sendiri.
65
Contoh:
Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di
taman kanak-kanak yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan anak usia
dini, yaitu membuat inovasi penggunaan metode eksperimen dalam
peningkatan kemampuan sains anak.
3. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan sains pada anak
usia dini serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
66
Manfaat Praktis
1. Penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman secara langsung cara
meningkatkan kemampuan anak melalui metode eksperimen.
2. Bagi pendidik dan calon pendidik yaitu dapat menambah pengetahuan dan
sumbangan pemikiran tentang cara mengembangkan kemampuan sains
khususnya melalui metode eksperimen.
3. Bagi anak didik sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung mengenai pembelajaran secara aktif, kreatif dan
menyenangkan melalui metode eksperimen serta anak dapat tertarik
mempelajari sains sehingga perkembangan kemampuan sains anak dapat
meningkat.
4. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program
pembelajaran serta menentukan metode dan media pembelajaran yang
tepat untuk mengembangkan kemampuan sains anak.
67
1.5 KEASLIAN PENELITIAN
Diperlukan sebagai bukti agar tidak adanya plagiarisme antara penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan.
Menjelaskan kontribusi, kebaruan atau novelty dari penelitian
Kebaruan bisa dari sisi teori atau praktis
Kebaruan harus dilihat dari penelitian sebelumnya. Tidak boleh menyatakan
bahwa penelitian ini adalah penelitian yang belum pernah dilakukan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk perbaikan dan
melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga keaslian penelitian ini
dapat dijaga.
68
Catatan:
Alternatif Sistimatika Bab I Pendahuluan:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Keaslian Penelitian (Khusus Disertasi, optional)
69
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Menyajikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan. Untuk penelitian kuantitatif relevansi penelitian dapat dilihat dari
kesamaan variabel yang diteliti, analisis data yang digunakan dan subjek
penelitian. Dalam menyajikan hasil penelitian yang relevan bisa dalam bentuk
tabel atau uraian. Peneliti harus menjelaskan perbedaan dan persamaan hasil
penelitian terdahulu dengan yang akan diteliti, terutama dalam hal variabel,
indikator dan analisis data. Jumlah hasil penelitian yang mendukung penelitian
minimal 5 (lima) hasil penelitian.
70
2.2 Kajian Teori
Kajian Teori adalah analisis deskriptif terhadap berbagai teori dan konsep, yang berhubungan
langsung (direct relevance) dengan variable penelitian. Teori dan konsep yang dianalisis termasuk
teori dan konsep yang bersifat mendukung (protagonistic) dan yang bersifat menyangkal
(antagonistic) dugaan-dugaan (hipotesis) yang mungkin ada dalam pikiran peneliti. Untuk dapat
memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori
yang mendalam. Pemilihan bahan pustaka yang dijadikan acuan didasarkan pada dua kriteria, yakni
(1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip
kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu
periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti
dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang dapat dipandang paling representatif. Prinsip relevansi
diperlukan untuk menghasilkan kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Pembahasan setiap variable atau sub variabel minimal didukung 4 (empat) referensi yang kemudian
berdasarkan kajian tersebut disimpulkan. Untuk penelitian korelasional, variabel terikat (Y) yang
dibahas terlebih dahulu baru kemudian diikuti oleh variabel bebas
71
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan/pengaruh variabel independen dengan/terhadap
variabel dependen, bila dalam penelitian ada variabel moderator
dan variabel intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa
variabel itu diikutkan. Pertautan antar variabel tersebut
selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk model penelitian.
72
Contoh: Model Kerangka Berpikir
Regresi Ganda
73
Contoh: Model Kerangka Berpikir
Analisis Jalur
Motivasi
Kerja
Komitmen Kinerja
Organisasi Karyawan
Kepuasan
Kerja
74
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap
rumusan permasalahan penelitian. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
dan belum menggunakan fakta. Kalimat hipotesis yang baik
hendaknya: (1) menyatakan pertautan antara dua variable
atau lebih, (2) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan,
(3) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (4)
dapat diuji secara emperis.
75
Contoh: Hipotesis Penelitian
Analisis Jalur
76
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian
agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakreristik
variabel dan tujuan penelitian. Menjelaskan tentang jenis penelitian serta
rancangan dan prosedur penelitian. Ditinjau dari sifatnya, jenis penelitian
kuantitatif meliputi penelitian eksploratif, deskriptif, survei, korelatif, dan
komparasi kausal.
Rancangan penelitian kuantitatif berupa eksperimen atau non eksperimen.
Ciri khas dari desain eksperimen adalah memanipulasi variabel penelitian,
sedangkan rancangan penelitian noneksperimen adalah rancangan
penelitian yang memotret variabel secara apa adanya.
77
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian adalah serangkaian gambaran umum
yang menjelaskan lokasi pengumpulan dalam sebuah penelitian.
Sebagai penjelasan bahwa penelitian tersebut benar-benar
dilakukan.
78
Contoh:
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Pemerintah Kabupaten X, suatu pemerintah daerah yang
berada dalam wilayah Propinsi Y. Cakupan lokasi penelitian adalah unit-unit
organisasi yang berada dalam lingkup perangkat daerah kabupaten/kota sebagaimana
diatur dalam Undang-undang No. ……., yaitu: Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan dan Kelurahan.
Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan selama 10 (sepuluh) bulan, yaitu dari
bulan Maret sampai dengan Desember 2021. Waktu penelitian ini terbagi atas
beberapa tahap kegiatan, sebagai berikut:
79
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des.
1. Persiapan xxx xx
2. Seminar TOR
x
3. Penyempurnaa
n TOR x xx
4. Pengumpulan
data xx xxxx xx
5. Pengolahan
data xxxx xxxx
6. Penul. draft
disertasi xxxx Xxxx xx
7. Peny. draft
disertasi xx xxxx
80
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Bagian ini menguraikan populasi, sampel dan teknik sampling. Untuk
penelitian yang tidak menggunakan sampel, maka tidak perlu memaparkan
sampel dan teknik sampling. Jika penelitian mempertimbangkan penggunaan
sampel maka perlu dipaparkan populasi, sampel, dan teknik sampling yang
digunakan.
Jika jumlah populasi kurang dari 30, maka lebih baik digunakan penelitian
populasi. Jika jumlah populasi lebih dari 30 maka dimungkinkan untuk
mengambil sampel penelitian yang didahului dengan uji homogenitas dan
normalitas.
81
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel disertai Indikator-indikatornya. Hal ini,
hanya terdapat pada penelitian yang menggunakan metodologi penelitian
kuantitatif. Definisi Operasional Variabel bertujuan menjelaskan makna
variabel penelitian. Indikator variabel adalah gejala yang tampak dan
dapat diamati yang menunjukan bahwa variabel itu terjadi. Dalam dunia
teori maupun praktek suatu variabel yang sama dapat mempunyai makna
yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Jika tidak dijelaskan, maka
kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam menetapkan indikator,
instrumen dan data yang akan dikumpulkan.
82
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, umumnya alat pengumpul data/instrumen penelitian
didasarkan dari jabaran variabel penelitian dan indikatornya yang dikembangkan dari
teori-teori yang akan diuji melalui kegiatan penelitian yang dikerjakan.
Disajikan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan
bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen
yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi
isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam
tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor
atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk instrumen yang
sudah standar, diperbolehkan tanpa uji instrumen, tetapi harus menyebutkan sumbernya.
83
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menjajikan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data
Dalam proses pengumpulan Data Statistik, terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam Pengumpulan Data Statistik, antara lain :
1. Mengumpulkan data selengkap-lengkapnya. (tidak sebanyak-banyaknya).
2. Mempertimbangkan Ketepatan Data, meliputi : a. Jenis data, b. Waktu
pengumpulan data, c. Kegunaan data, d. Relevansi data.
3. Kebenaran Data (data yang dapat dipercaya kebenarannya baik sumbernya maupun
data itu sendiri).
84
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk analisis data kuantitatif mahasiswa wajib menjelaskan teknik statistik apa yang akan dipergunakan disesuaikan
dengan tujuan penelitiannya. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Penggunaan statistik deskriptif seperti tendensi sentral (mean, median, modus, kuartil, desil,
persentil) karena tujuan penelitiannya, hanya ingin mendiskripsikan tendensi sentral dari obyek penelitiannya. Dalam
statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat
ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis
yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik
analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya
mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik
nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi). Sedangkan
penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Misalnya apabila data yang dianalisis berdistribusi normal, maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik
parametrik. Sedangkan apabila data yang diolah distribusinya tidak normal, harus digunakan statistik non parametrik.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan
pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu
dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang
populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan
komputer perlu disebutkan programnya.
85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Mendeskripsikan lokasi penelitian terutama yang berkenaan atau terkait dengan topik
penelitian. Deskripsi ini bermaksud menginformasikan tentang lokasi penelitian secara
umum, dan data atau peristiwa penting yang erat hubungannya dengan topik peneliti,
sehingga pembaca memperoleh gambaran tentang ”latar” dimana penelitian dilakukan.
86
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Mendeskripsi beberapa karakteristik utama responden
penelitian, disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan
87
4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Menyajikan hasil uji validitas dan reliablitas atas
data hasil uji coba instrument penelitian.
88
4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Mendeskripsikan data hasil penelitian dari masing-masing
variable penelitian, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi/statistik deskriptif atau grafik disertai penjelasan secara
deskriptif sehingga dapat memperjelas sajian tabel atau grafik
tersebut
89
4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Persyaratan Analisis
Untuk data statistic parametric perlu dilakukan uji persyaratan analisis, antara lain: uji
normalitas dan uji linieritas.
b. Pengujian Hipotesis
Menyajikan hasil uji hipotesis apakah diterima atau ditolak. Data yang diperoleh melalui
penelitian dianalisis untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian.
2. Pembahasan
Dalam membahas hasil penelitian, peneliti tidak hanya menjawab permasalahan yang
diajukan tetapi juga harus memberikan penafsiran yang menjelaskan ”mengapa” dan
”bagaimana” hasil-hasil penelitian itu terjadi. Pembahasan berupa penjelasan teoritik baik
secara kualitatif, kuantitatif maupun secara statistik atau keterkaitan dengan hasil
penelitian terdahulu. Tidak salah bila dikatakan bahwa pembahasan merupakan jantung
tesis/disertasi.
Catatan: Pembahasan dimungkinkan dalam Bab tersendiri.
90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dirumuskan atas dasar hasil pembahasan bab-bab sebelumnya yang
mencerminkan jawaban atas hipotesis penelitian. Kesimpulan (conclusion) bukan
merupakan ringkasan (summary). Kesimpulan merupakan jawaban atas hipotesis
penelitian.
5.2 Saran
Saran merupakan tindak lanjut dari kesimpulan, berupa anjuran atau
rekomendasi, yang menyangkut aspek operasional, kebijakan, atau pun konsepsi.
Saran hendaknya bersifat konkrit, realistis, dan terarah kepada pemecahan
masalah. Saran hendaknya jelas tertuju kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dalam penelitian selanjutnya baik untuk praktisi maupun akademisi.
91
Catatan:
• Sistimatika Penulisan Proposal mengikuti/terdiri dari Bab I, II,
dan II
92