Anda di halaman 1dari 23

HABITAT DAN

EKOLOGI,
PATOGENESIS,
VIRULENSI,
PEMBENIHAN DAN
PEMBIAKAN”
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
KELOMPOK 3
Habitat & Ekologi

1. Habitat adalah tempat tinggal satu individu atau populasi spesies tertentu. Ekologi : ilmu yang mempelajari tempat
tinggal (habitat). Ekologi termsuk sebagai salah satu diantara ilmu biologi yang mempelajari interaksi atau
hubungan timbalik balik antara mahluk hidup dengan mahluk hidup lain dan juga dengan lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu, ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan memiliki ruang lingkup yang luas dan kompleks, seperti
keanekaragaman hayati, jumlah organisme, hingga interaksi lingkungan dan sekitarnya.

2. Habitat sebagai tempat yang spesifik dimana spesies dapat hidup, baik sementara maupun selamanya. Setiap habitat
diasumsikan memiliki kesesuaian untuk spesies tertentu. Pada habitat yang sesuai, biasanya produktivitas
betina lebih tinggi dibandingkan produktivitas betina pada habitat yang kurang sesuai. Kesesuaian habitat
merupakan fungsi dari densitas individu populasi, sehingga kepadatan yang berlebihan justru akan mengurangi
kesesuaian habitat. Kesesuaian suatu habitat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: suplai pakan, pelindung
dan pemangsa
Habitat & Ekologi

3. Macam-macam Habitat Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam
(Kramadibrata,1996) yaitu :
a. Habitat yang konstan
b. Habitat yang bersifat memusim
c. Habitat yang tidak menentu
d. Habitat yang efemeral

4. Kelengkapan habitat terdiri dari berbagai macam jenis termasuk makanan, perlindungan, dan faktor-faktor
lainnya yang diperlukan oleh spesies hidupan liar untuk bertahan hidup dan melangsungkan reproduksinya
secara berhasil
Habitat & Ekologi

5. Ruang lingkup ekologi


• Organisme : suatu benda hidup atau mahluk hidup contohnya, manusia, burung, ikan, dll.
• Populasi : suatu kelompok dari individu sejenis yang hidup atau tinggal disuatu tempat tertentu dan pada waktu
tertentu. Contohnya : populasi manusia, populasi rumput, populasi burung.
• Komunitas : suatu kelompok mahluk hidup yang terdiri atas beberapa populasi dari sejumlah spesies yang
berbeda yang saling melakukan interaksi antara satu dengan yang lain pada waktu tertentu. Contohnya :
komunitas sawah terdapat populasi burung, populasi rumput, populasi belalang, populasi ular.
• Ekosistem : hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan sekitarnya baik itu mahluk hidup
maupun yang tidak hidup sehingga membentuk sistem ekologi. Contohnya : ekosistem hutan, ekosistem air laut
• Biosfer : lapisan bumi tempat dimana seluruh ekosistem berada. Lapisan biosfer letaknya sekitar 900 m di atas
permukaan bumi, atau beberapa meter di permukaan tanah dan beberapa ribu meter dibawah permukaan laut.
Habitat & Ekologi

6. Hewan yang mendiami habitat itu akan terkonsentrasi ditempat-tempat dengan kondisi yang paling
cocok bagi pemenuhan persyaratan hidupnya masing-masing, dalam habitat yang sama, dan menempati
mikrohabitatnya sehingga interaksi spesies dengan lingkungannya sangat berpengaruh terhadap perilaku
spesies sebagai bentuk reaksi terhadap (perubahan) factor fisik dan biokimia lingkungan

7. Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir


semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan
dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total banyak sel mikroorganisme yang mendiami
muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam aliran
pencernaan yang banyak selnya 10 kali lipat semakin banyak dari banyak total sel tubuh manusia.  Oleh
karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Habitat & Ekologi

8. Selain di dalam aliran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki
 manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenali dengan nama metilotrof, adalah
kelompok bakteri yang dapat menggunakan senyawa karbon tunggal bagi menyokong pertumbuhannya. Di dalam
rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada
mulut manusia.
1.  
9. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat
dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah C. Di samping pengaruh ekstrim
temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan beradanya
kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. 
Patogenesis Bakteri

1. Patogenitas merupakan kemampuan suatu organisme untuk menimbulkan penyakit. Patogenesis dari suatu infeksi
bakteri meliputi proses infeksi dan mekanisme-mekanisme yang menyebabkan timbulnya gejala penyakit. Bakteri
dikatakan bersifat patogen bila mempunyai kemampuan mengadakan transmisi, melekat pada sel-sel inang dan
mengadakan multiplikasi, menggunakan nutrien dari sel inang, invasi.

2. Secara umum patogenesis bakteri diawali dengan masuknya bakteri ke dalam tubuh inang melalui bermacam-
macam cara, antara lain saluran pernafasan, saluran pencernaan, rongga mulut, kuku, dan lain-lain.

3. Setelah itu terjadi proses adhesi-kolonisasi. Pada proses ini bakteri menempel pada permukaan sel inang, perlekatan
bakteri terjadi pada sel epitel. Pada proses ini, perlekatan bakteri ke sel permukaan sel inang memerlukan protein
adhesin. Adhesin dibagi menjadi dua, yaitu fimbrial dan afimbrial.
Patogenesis Bakteri

4. Eksotoksin dan endotoksin bakteri sangat penting di dalam patogenesis penyakit tertentu. Eksotoksin
merupakan faktor virulen pada infeksi bakteri toksigenik dan imunitas terhadap toksin ini dapat mencegah
terjadinya penyakit. Toksin yang dikeluarkan dari bakteri menyebabkan pengaruh negatif terhadap sel inang
dengan cara mengubah metabolisme normal inang tersebut. Toksin yang dihasilkan dibedakan menjadi jenis
yaitu endotoksin, dan eksotoksin

5. Bakteri yang memiliki kapsul akan melindung dirinya dari fagositosis melalui polisakarida yang
mengelilinginya. Baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif yang berkapsul serta vaksin yang
mengandung antigen kapsul murni akan merangsang imunitas yang bersifat protektif. Bakteri yang bersifat
intraseluler dapat menghalangi respon imun inang karena tumbuh di dalam sel, terutama fagosit.
Patogenesis Bakteri
Endoktoksin Eksotoksin
Dihasilkan oleh berbagai bakteri gram Dihasilkan oleh berbagai bakteri gram negative
negative dan bakteri gram positif

Tidak disekresi oleh bakteri, karena Disekresi oleh bakteri


merupakan komponen dinding sel

Adalah lipopolisakarida dari dinding sel Adalah suatu polipeptida yang gennya sering
bakteri gram negative terletak pada plasmid atau bakteriofag

Misalnya disseminated coagulation dari Misalnya sindrom kulit melepuh karena S.


basil gram negative aureus
Patogenis Bakteri

6. Setelah proses adhesi-kolonisasi, bakteri mengalami proses invasi. Invasi merupakan proses bakteri masuk
ke dalam sel inang dan menyebar ke seluruh tubuh. Proses ini adalah akses yang lebih dalam dari bakteri.
Invasi dibagi menjadi 2 yaitu ekstraseluler dan Intraseluler. Setelah invasi, mikroba mampu bertahan hidup dan
berkembang biak dalam sel inang. Pada sel inang Mikroba mampu hidup dalam 2 tipe sel inang yaitu Non-
fagositik sel dan Fagositik sel.

7. Dalam mempertahankan hidupnya, bakteri harus dapat bersaing untuk mendapatkan nutrisi, setelah itu dapat
mengakibatkan rusaknya jaringan dan organ-organ tubuh. saat berada dalam sel inang, bakteri bersembunyi
dalam vakuola yang terdiri dari selaput sel inang atau selaput vakuola yang dapat dilarutkan, dan bakteri
menyebar dalam sitoplasma. Penyebaran bakteri pada jaringan ini dibantu dengan invasin yang berupa enzim,
yang dihasilkan sendiri oleh sel bakteri tersebut
Patogenesis Bakteri

8. Bebarapa macam produk invasi, antara lain :


• Protease IgA
• Lesitinase
• Koagulase
• Hialuronidase

9. Bakteri yang memiliki kapsul akan melindung dirinya dari fagositosis melalui polisakarida yang
mengelilinginya. Baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif yang berkapsul serta vaksin yang
mengandung antigen kapsul murni akan merangsang imunitas yang bersifat protektif. Bakteri yang bersifat
intraseluler dapat menghalangi respon imun inang karena tumbuh di dalam sel, terutama fagosit.
Virulensi Bakteri

1. Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi (keganasan) yang dapat meningkatkan patogenisitas dan
memungkinkan berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh. Virulensi
menggambarkan kemampuan untuk memperberat penyakit. Virulensi berasal dari bahasa latin virulentia yang
berarti toksin. Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut atenuasi. Keberadaan mikroorganisme patogen
dalam tubuh adalah akibat dari berfungsinya faktor virulensi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme dan faktor
resistensi tubuh inang.

2. Mikroorganisme patogen memperoleh jalan memasuki tubuh inang melalui perlekatan pada permukaan mukosa
inang. Perlekatan antara molekul permukaan patogen disebut adhesin atau ligan. Adhesin berlokasi pada glikokaliks
atau pada struktur permukaan mikroorganisme, seperti fimbriae. Bahan glikokaliks yang membentuk kapsul
mengelilingi dinding sel bakteri, merupakan bagian yang akan meningkatkan virulensi bakteri. Contoh bakteri yang
memiliki kapsul polisakarida adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, dan Bacillus anthracis,
merupakan strain bakteri virulen.
Virulensi Bakteri
3. Leukosidin diproduksi oleh beberapa bakteri seperti Streptococcus dan Staphylococcus, dapat menghancurkan
neutrofil yang sangat aktif pada proses fagositosis. Hemolisin adalah enzim yang dihasilkan oleh bakteri
Staphylococcus, Clostridium perfringens, dan Streptococcus dapat menyebabkan lisis eritrosit. Streptolisin merupakan
enzim hemolisisn yang dihasilkan Streptococcus.

4. Virulensi mikroorganisme patogen juga ditentukan oleh produksi toksin, yaitu substansi racun yang dihasilkan
mikroorganisme tertentu. Kemampuan mikroorganisme menghasilkan toksin disebut toksigenisitas. Istilah toksemia
merujuk adanya toksin dalam darah. Terdapat dua jenis toksin yaitu eksotoksin (toksin protein) dan endotoksin (toksin
liposkarida).

5. Mikroorganisme patogen yang tidak memiliki kemampuan menginvasi sel inang menghasilkan eksotoksin. Toksin ini
diproduksi oleh bakteri sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan metabolismenya, dan dilepaskan ke lingkungan
sekitar. Sebagian besar bakteri penghasil eksotoksin adalah bakteri Gram positif. Karena eksotoksin larut dalam cairan
tubuh, maka eksotoksin mudah berdifusi dalam darah dengan cepat dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Virulensi Bakteri

6. Endotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram negatif patogen maupun nonpatogen selama masa pertumbuhannya maupun
pada saat sel lisis. Toksin ini merupakan bagian membran luar bakteri Gram negatif yang tersusun atas lapisan
lipopolisakarida (LPS). Bagian lipid pada LPS yang disebut lipid A adalah endotoksin, sehingga endotoksin merupakan
lipopolisakarida dan eksotoksin merupakan protein. Endotoksin bersifat tahan panas, merupakan antigen lemah dan tidak
dapat diubah menjadi toksoid. LPS tidak bersifat toksik jika tidak terlepas dari membran luar dinding sel. Saat bakteri
Gram negatif mati, dinding sel rusak mengakibatkan pelepasan toksin LPS. Pelepasan endotoksin pada sistem peredarah
darah dapat menyebabkan syok dan kegagalan fungsi banyak organ.

7. Mikotoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh beberapa jamur, bertanggung jawab pada berbagai kasus
keracunan makanan. Aflatoksin merupakan toksin karsinogenik yang dihasilkan oleh Aspergillus yang tumbuh pada
kacang-kacangan dan padi-padian.
Virulensi Bakteri

8. Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan panas dan bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan
antibodi. Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut antitoksin. Toksin bekerja dengan cara
menghancurkan bagian tertentu sel inang atau menghambat fungsi metabolik tertentu. Eksotoksin dikelompokkan
menjadi tiga tipe berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
1. Sitotoksin, membunuh sel inang atau mempengaruhi sel
2. Neurotoksin, terlibat dalam transmisi normal impuls saraf
3. Enterotoksin, mempengaruhi sel saluran pencernaan

9. Daya racun eksotoksin dapat diinaktivasi dengan pemanasan atau paparan formaldehide, iodin, atau bahan kimiawi
lain. Eksotoksin yang telah diinaktivasi tidak lagi menyebabkan penyakit, namum tetap menginduksi pembentukan
antitoksin. Eksotoksin yang diinaktivasi atau dilemahkan disebut toksoid. Beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui
vaksinasi toksoid adalah dipteri dan tetanus
Pertumbuhan Bakteri

1. Pertumbuhan bakteri  adalah reproduksi aseksual menggunakan cara pembelahan sel, dimana bakteri menjadi


dua sel anak, dalam proses yang disebut sebagai binary fission .

2. Fase pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut :


• Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit.
• Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang
cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
• Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang mengalami
kematian.
• Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang
berkembang biak. Fase kematian ditandai dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang mati senantiasa
bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada spesies dan keadaan medium serta
faktor-faktor lingkungan.
Pertumbuhan Bakteri

3. Faktor-faktor fisik dari pertumbuhan bakteri yaitu :


• Suhu Suhu selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perbanyakan, dan daya tahan. Suhu setiap jenis
bakteri bervariasi. Berdasarkan suhu pertumbuhan dibedakan menjadi :
a. Mesofil, terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata, suhu pertumbuhan 10-470 C. Suhu pertumbuhan optimum 30-
400 C.
b. Termofil, ditemukan pada habitat yang bersuhu tinggi, pembuatan kompos, susu, tanah, dan air laut. Mampu tumbuh
pada suhu 45-500 C, dibedakan menjadi psikrodura yang mampu hidup dibawah 00 C dan termodura yang tahan hidup
pada suhu diatas 500 C.
a. Tekanan osmosis Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan lebih
besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.
b. Kadar air
Pertumbuhan Bakteri

4. Kadar oksigen Mikroorganisme memiliki karakteristik sendirisendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen.
Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
a. Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
b. Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
c. Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
d. Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
Pembiakkan Bakteri

1. Perkembangan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual yang paling banyak terjadi adalah
perkembangbiakan aseksual. Perkembangan biakan aseksual terjadi dengan pembelahan biner, yakni satu sel induk
membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya.
Tipe lain cara perkembangbiakan aseksual disamping pembelahan biner (binaryfission) adalah pembelahan ganda
(multiplefission) dan perkuncupan (budding).

2. Bakteri biasanya melakukan pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika faktor-
faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio. Pembelahan diri dapat
dibagi atas 3 fase, yaitu:

• Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
• Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang.
• Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel.
Pembiakkan Bakteri

5. Media terbagi menjadi 2 golongan :


1. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virologi untuk pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam
bakteriologi hanya beberapa jenis kuman tertentu saja dan terutama hewan percobaan. Contoh media hidup antara lain:
hewan percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel biakan bakteri tertentu untuk
bakteriofaga.
2.  
3. Media mati
Berdasarkan konsistensinya
4. Media padat, terbagi media agar miring, agar deep, misalnya: agar buylon, agar endo, agar ss, dan sebagainya.
5. Media setengah padat: agar buylon setengah padat (buylon=kaldu).
6. Media cair : air buylon, air pepton, deret gulagula.
Pembiakkan Bakteri

6. Berdasar komposisi atau susunan bahannya


Media sintetis
1. Media sintetis adalah media yang mempunyai kadungan dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci. Media
sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faal dan genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan
organik ditambahkan dalam media sintetik harus murni, sehingga harganya mahal. Contoh: cairan Hanks, Locke,
Thyrode, Eagle. Dalam (laboratorium virologi).
Media non-sintetis
2. Merupakan media yang mengandung bahanbahan yang tidak diketahui secara pasti baik kadar maupun susunannya.
Contohnya: ekstrak daging, pepton, ekstrak ragi, kaldu daging. Seringkali dalam media ini ditambahkan darah,
serum, vitamin, asam amino, atau nukleosida.
3. Media semi-sintetis
4. Misalnya, cairan Hanks yang ditambahkan serum (laboratorium virologi).
Pembiakkan Bakteri

7. Berdasar sifat fisiologik dan biologik kuman dan untuk tujuan isolasi
1. Media persemaian (nutrient media), merupakan media yang sangat kaya akan zat makanan dan mempunyai
susunan bahan sedemikian rupa sehingga hanya menyuburkan satu jenis kuman yang dicari saja. Contoh:
perbenihan Kauffmann untuk persemaian Salmonella typhi.
2. Media eksklusif adalah media yang hanya memungkinkan tumbuhnya satu jenis kuman saja, sedangkan yang
lainnya dihambat atau dimatikan. Contoh: perbenihan Dieudoune atau air pepton alkalis yang mempunyai pH yang
tinggi sehingga kuman lain tidak dapat tumbuh, kecuali Vibrio.
3. Media selektif yakni media yang mempunyai susunan bahan sedemikian rupa sehingga kuman tertentu dapat
tumbuh tetapi dengan masingmasing koloni yang sangat khas. Contoh: agar endo, untuk kuman golongan coli
(coliform) akan berwarna merah, sedangkan Salmonella koloninya tidak berwarna.
Thanks
!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai