DISUSUN OLEH:
1943057067
FAKULTAS FARMASI
Salah satu cara apoteker dapat mempromosikan kesehatan yang baik adalah
dengan konseling pasien. Praktek konseling bervariasi secara signifikan sesuai
dengan intensitas regulasi konseling suatu Negara. Peraturan yang lebih intensif
juga memungkinkan peningkatan komunikasi apoteker, peningkatan pelayanan
informasi berbagai risiko pengobatan, peningkatan penilaian dan pemahaman
pasien, serta peningkatan jumlah informasi yang dapat diberikan. Apoteker
menunjukkan variasi yang cukup besar dalam upaya untuk melibatkan pasien
dalam layanan konseling obat di apotek, untuk keberhasilan dalam melakukan
pelayanan konseling kepada pasien.
Pelanggan apotek sangat mendukung dan berharap mendapatkan pelayanan
konseling baik untuk obat OTC maupun obat resep pertama ataupun resep
ulangan tetapi berbeda isi dengan resep sebelumnya. Pelanggan apotek merasa
kesulitan untuk mengungkapkan pelayanan konseling yang diinginkan, meskipun
pelanggan mengalami beberapa masalah yang terkait dengan pengobatan. Untuk
mendorong minat konseling pelanggan apotek, petugas apotek harus dapat
mengidentifikasi dan mengambil tindakan untuk mengatasi hambatan komunikasi.
BAB II
Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Metode pengukuran kepuasan
yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode dengan pengambilan data
menggunakan kuisioner.
Bukti Kuisioner
Jumlah Responden: 30 Orang
BAB III
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian kali ini, jumlah responden berjenis kelamin Perempuan 18 orang
(60%) dan Laki-laki 12 orang (40%). Umur pasien pada konseling obat pada
range umur 17-25 tahun 15 orang (50%), 25-35 tahun 9 orang (30%), dan diatas
35 tahun 6 orang (20%). Kepuasan cara mendiskusikan obat dengan Apoteker
lebih banyak range sedang 21 orang (70%) dan 9 orang (30%), kepuasan bertanya
tentang riwayat obat yg berpendapat baik sekitar 21 orang (70%), sedang 8 orang
(26,7%), dan buruk 1 orang (3,3%). Kepuasan privasi pasien saat berdiskusi
dengan apoteker ukurannya 50:50 antara baik dengan sedang, pengetahun
Apoteker mengenai obat-obatan berpendapat baik 17 orang (56,7%) dan sedang
13 orang (43,3%). Kepuasan ketika apoteker diberikan pertanyaan mengenai obat-
obatan yang berpendapat baik 13 orang (43,3%) dan sedang 17 orang (56,7%).
Bahasa yang digunakan perbandingannya seimbang antara baik dan sedang.
Durasi waktu konseling yang diberikan Apoteker berpendapat baik 13 orang
(43,3%) dan sedang 17 orang (56,7%). Kepuasan interaksi Apoteker dengan
pasien yang berpendapat baik 20 orang (66,7%) dan sedang 10 orang (33,3%).
Kepuasan informasi yang diberikan kepada pasien tentang informasi obat yang
berpendapat baik 19 orang (63,3%) dan yang sedang 11 orang (36,7%).
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil laporan penelitian ini Jenis kelamin perempuan dan usia range
17-25 tahun yang paling dominan diantara yang lain. Serta penyampaian
konseling penggunaan obat yang baik dan benar oleh Apoteker kepada pasien
mendapatkan respon yang cukup baik. Cara berdiskusi obat dengan apoteker lebih
dominan sedang dibandingkan baik artinya cukup tingkat kepuasan pasien.
Mengenai riwayat obat yang berpendapat baik lebih dominan dibandingkan yang
sedang. Privasi pasien mendapatkan range yang seimbang antara kedua
perbandingan. Pengetahuan apoteker mengenai obat-obatan hampir sama tetapi
lebih dominan yang baik. Bahasa yang digunakan kedua perbandingan seimbang.
Durasi waktu konseling hampir sama antara kedua perbandingannya. Interaksi
dengan pasien yang berpendapat baik lebih dominan. Informasi tentang obat yang
berpendapat baik lebih dominan.
BAB V
KESIMPULAN