Anda di halaman 1dari 29

Penentuan Status Gizi

Secara Klinis
Syefira Ayudia Johar, SST., M.K.M
Pengertian
Keunggulan
Keterbatasan
1. Riwayat Medis (yang terdapat di
data riwayat medis)
Riwayat Medis
Identitaspenderita: umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan.
Lingkungan fisik dan sosial budaya:
timbulnya penyakit tersebut malnutrisi,
antara lain lingkungan fisik (keadaan
kesuburan tanah), lingkungan sosial dan
budaya (adat-istiadat, kepercayaan, dan
kebiasaan).
Riwayat Medis
Sejarah timbulnya gejala penyakit: kapan
berat badan mulai turun, kapan ada gejala
nafsu makan menurun, kapan ada gejala
muntah, apakah ada diare atau tidak, kalau
ada kapan mulai terjadi.
Data-data tambahan yg perlu diketahui
antara lain:
1. Riwayat infeksi akut/kronis.
2. Genetik.
3. Alergi makanan.
4. Obat-obatan.
Data-data tsb dikumpulkan dg cara
wawancara atau observasi langsung di
rumah dan lingkungan penderita.
Semua informasi tsb dikumpulkan untuk
mengetahui lebih lanjut apakah gizi kurang
disebabkan oleh penyebab primer, yaitu
konsumsi makanan/sebab lain seperti
penyakit menahun, obat-obatan yg lama
dikonsumsi,keturunan (tidak terbentuknya
enzim pencernaan) sehingga terganggunya
proses pencernaan makanan.
2. Pemeriksaan Fisik
• Pengamatan perubahan fisik.
• Yang diamati di Perubahan Fisik: Dilihat
perubahan kulit/jar.epitel (kulit, mata,
rambut, mukosa oral).
• Ada 3 kelompok kategori pemeriksaan fisik:
- Kel 1 sign berhubungan dg kurang gizi.
- Kel II sign butuh investigasi lebih lanjut
(kr gizi/fx lain).
- Kel III sign tak terkait gizi salah.
Pemeriksaan Fisik
• Kelompok 1: Tanda-tanda yang memang
benar berhubungan dengan kurang gizi bisa
karena kekurangan salah satu zat gizi atau
lebih yang dibutuhkan tubuh.
• Contoh:
1. Rambut: kurang bercahaya (kusam dan
kering), rambut tipis dan jarang, rambut
kurang kuat/mudah putus.
2. Mata: konjungtiva pucat.
Pemeriksaan Fisik
 Kelompok 2: Tanda-tanda yang membutuhkan
investigasi lebih lanjut. Tanda-tanda ini mungkin karena
gizi salah atau mungkin oleh faktor lain seperti
kehidupan dibawah standar (miskin) dll.
 Contoh:

1. Mata: Corneal scars (keadaan kornea yg sifatnya tebal,


dalam, atau posisinya kurang lebih ¼ bagian kornea yg
harus diperhatikan). Hal ini mungkin disebabkan oleh
kekurangan gizi khususnya kekurangan vit A atau
mungkin krn penyakit infeksi.
Corneal Scars
Pemeriksaan Fisik
 Kelompok 3: Tanda-tanda yang tidak berkaitan dg gizi
salah walaupun hampir mirip.Tanda-tanda ini dalam
diagnosis untuk membedakannya memerlukan keahlian
khusus.
 Contoh:

- Pterygium (Luka ini disebabkan oleh sesuatu berbentuk


sayap yg dihasilkan oleh lipatan-lipatan ganda yg
berdaging dari konjungtiva, tumbuh cepat dan biasanya
menyerang kornea bagian lateral. Kemungkinan
penyebabnya adalah iritasi yg berlangsung lama,
terutama krn sinar matahari)
Tanda-Tanda Klinis
1. KEP (Kurang Energi Protein)
A. Marasmus
• Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit.
• Wajah seperti orangtua.
• Cengeng, rewel.
• Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit, bahkan sampai tidak ada.
• Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah
buang air, serta penyakit kronik.
• Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan
berkurang.
B. Kwashiorkor
• Oedem umumnya diseluruh tubuh dan terutama
pada kaki.
• Wajah membulat dan sembab.
• Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa
pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring
terus-menerus.
• Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang
apatis.
• Anak sering menolak segala jenis makanan.
• Sering disertai infeksi, anemia, dan diare.
• Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
• Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas
dan berubah menjadi hitam terkelupas.
• Pandangan mata anak nampak sayu.
C. Marasmus-Kwashiorkor
 Tanda-tanda marasmic-kwashiorkor adalah gabungan dari
tanda-tanda yang ada pada marasmus dan kwashiorkor
yang ada.
 Walaupun kwashiorkor dan marasmus menunjukkan gejala
yang berbeda, tetapi pada masyarakat yang banyak
terdapat kasus gizi buruk, dapat terjadi gejala campuran.
Sebagai contoh seorang anak dengan keadaan sangat kurus
seperti marasmus, disertai dengan gejala perubahan pada
kulit dan rambut atau edema seperti pada penderita
kwashiorkor. Bagian atas badannya kurus, tetapi bagian
bawah badan membengkak dengan edema.
Metode Penentuan KEP
 Untuk mendeteksi KEP ,maka perlu dilakukan
pemeriksaan (inspeksi) terhadap target organ yg
meliputi:
- Kulit seluruh tubuh terutama wajah, tangan, dan kaki.
- Otot.
- Rambut.
- Mata.
- Muka.
- Gerakan motorik.
Interpretasi
Apabila dalam pemeriksaan fisik pada anak
target organ banyak mengalami perubahan
sesuai dengan tanda-tanda klinis yg KEP,
maka ada petunjuk bahwa anak tersebut
kemungkinan besar menderita KEP.
Meskipun perlu dicermati bahwa penilaian
KEP masih memerlukan pengamatan lebih
lanjut apakah termasuk marasmus,
kwashiorkor, atau kwashiorkor marasmus
sesuai dg tanda-tanda yg lebih spesifik.
2. Anemia Gizi Zat Besi
• Lelah, lesu, lemah, letih, lalai (5L)
• Bibir tampak pucat
• Nafas pendek
• Lidah licin
• Denyut jantung meningkat
• Susah buang air besar
• Nafsu makan berkurang
• Kadang-kadang pusing
• Mudah mengantuk
Metode Penentuan Anemia
Untuk mendeteksi Anemia, maka perlu
dilakukan pemeriksaan (inspeksi)
terhadap target organ yg meliputi:
- Mata
- Kuku
- Bibir
- Lidah
Interpretasi
Apabila dalam pemeriksaan fisik pada
anak target organ banyak mengalami
perubahan sesuai dengan tanda-tanda
klinis yg Anemia, maka ada petunjuk
bahwa anak tersebut kemungkinan besar
menderita Anemia.
3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
• Grade 0 : Normal. Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar
maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba.
• Grade IA : Kelenjar gondok tidak terlihat, baik datar maupun
penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar
dari ruas terakhir ibu jari penderita.
• Grade IB : Kelenjar gondok dengan inspeksi datar tidak
terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan
palpasi teraba lebih besar dari grade IA.
• Grade II : Kelenjar gondok dengan inspeksi terlihat dalam
posisi datar dan dengan palpasi terasa lebih besar dari grade
IB.
• Grade III : Kelenjar gondok cukup besar, dapat terlihat pada
jarak 6 meter atau lebih.
4. Kekurangan Vitamin A
• XN : Buta Senja.
• X1A : Konjungtiva mengering
Terdapatnya satu atau lebih bintik-bintik konjungtiva
yang kering dan tidak dapat dibasahi. Keadaan ini bisa
dijelaskan sebagai munculnya segundukan pasir pada
air pasang yang kembali surut.
• X1B : Bercak bitot
Suatu bentukan yang berwarna abu-abu kekuningan yang
bentuknya seperti busa sabun yaitu keadaan
bergelembung atau seperti keju yang terdiri dari sel-sel
epitel konjungtiva yang mengeras dan bersisik
melapisi sebagian atau seluruh permukaan yang
kering, membentuk noda-noda bitot.
• X2: Kornea mengering
Keadaan kekurangan vitamin A yg makin parah, bintik-bintik luka
menjadi bertambah padat dan tersebar ke atas dan mungkin
meliputi seluruh kornea. Kornea pada kondisi ini memiliki rupa yg
kering berkabut jika diuji dengan lampu tangan.
• X3A : Ulserasi kornea + kornea mengering
Keadaan kekurangan vitamin A yg lbh parah lagi dari kornea
mengering yg mengakibatkan kehilangan frank epithelial dan
ulserasi stroma baik dg ketebalan sebagian maupun seluruhnya.
Tukak yg berlubang mungkin menjadi tersumbat dengan iris dan
sembuh sebagai leukoma.
• X3B : Keratomalasia
Semua kornea dan konjungtiva menjadi satu menebal
sehingga kadang-kadang bola mata menjadi rusak
bentuknya. Keadaan perlunakan limbus to limbus
cornea. Biasanya terjadi dengan adanya gabungan
kekurangan protein dan vitamin A.
• XS : Parut kornea akibat sembuh dari luka
• XF : Xerophtalmia fundus
Terjadi noda-noda putih yang menyebar di seluruh
fundus.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai