PENGANTAR

PENGAWASAN PEMILU

PIMPINAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

 DASAR HUKUM

1. UNDANG-UNDANG NOMOR UU NO. 15 TAHUN 2011

TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN
PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
GUBERNUR, BUPATI DAN WALKOTA MENJADI
UNDANG-UNDANG
3. PERATURAN BAWASLU NOMOR 11 TAHUN 2014
TENTANG PENGAWASAN PEMILU SEBAGAIMANA
DIUBAH DENGAN PERATURAN BAWASLU NOMOR ...
TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMILU
 PENGAWASAN PEMILU : KEGIATAN
MENGAMATI, MENGKAJI, MEMERIKSA, DAN
MENILAI PROSES PENYELENGGARAAN
PEMILU SESUAI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN (PASAL 1 ANGKA 25)
O MENGAMATI; SELURUH PROSES PENYELENGGARAAN
TAHAPAN PEMILU BAIK OLEH PENYELENGGARA
PEMILU, PESERTA PEMILU, MAUPUN PIHAK LAIN
SEPERTI PEMERINTAH, MEDIA MASSA, DAN LAIN-LAIN
O MENGKAJI :KEGIATAN MENGANALISA KEJADIAN-
KEJADIAN TERTENTU DALAM PROSES
PENYELENGGARAAN PEMILU YANG PATUT DIDUGA
MERUPAKAN BENTUK PELANGGARAN PEMILU.
O MEMERIKSA; KEGIATAN MELIHAT DAN MENCERMATI
BUKTI-BUKTI AWAL YANG DIDAPATKAN TERKAIT
DENGAN DUGAAN PELANGGARAN YANG TERJADI,
SEBAGAI PENDUKUNG DALAM PROSES PENGKAJIAN
O MENILAI; KEGIATAN UNTUK MENILAI DAN
MENYIMPULKAN HASIL KEGIATAN PENGAWASAN
STRATEGI

O PENCEGAHAN : DILAKUKAN DENGAN

TINDAKAN LANGKAH-LANGKAH, DAN UPAYA
OPTIMAL MENCEGAH SECARA DINI TERHADAP
POTENSI PELANGGARAN DAN/ATAU INDIKASI
AWAL PELANGGARAN.

O PENINDAKAN : DILAKUKAN SESUAI DENGAN

PERATURAN BAWASLU YANG MENGATUR
TENTANG PENINDAKAN PELANGGARAN.

Pasal 8 perbawaslu 11/2014

POTENSI KERAWANAN

o KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG TIDAK TEGAS SEHINGGA BERPOTENSI
MENIMBULKAN MULTI TAFSIR ANTAR PEMANGKU
KEPENTINGAN;
o ADANYA PERBEDAAN PENAFSIRAN ANTAR PEMANGKU
KEPENTINGAN DALAM MEMAHAMI KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
o SUBJEK ATAU PELAKU YANG BERPOTENSI MELAKUKAN
PELANGGARAN; DAN
o TINGKAT KERAWANAN DAN BESARNYA POTENSI
PELANGGARAN BERDASARKAN PENGALAMAN PEMILU
SEBELUMNYA
o KEKOSONGAN NORMA;
o KETERBATASAN PENGAWAS PEMILU AKIBAT:
o SUMBER DAYA PENGAWASAN YANG TERBATAS
o WILAYAH PENGAWASAN YANG LUAS
TINDAKAN PENCEGAHAN

O PENGUATAN KOORDINASI ANTAR LEMBAGA

DALAM MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN;
O PENINGKATAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA;
O PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS PELAKSANAAN PEMILU;
O SOSIALISASI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DAN/ATAU POTENSI
KERAWANAN TERJADINYA PELANGGARAN
PEMILU; DAN
O KEGIATAN LAIN YANG TIDAK BERTENTANGAN
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
O MELAKUKAN PENGAMATAN DAN/ATAU PEMERIKSAAN THD
PELAKSAANAAN TAHAPAN PEMILU;
O MEMASTIKAN KELENGKAPAN, KEBENARAN, KEAKURATAN
SERTA KEABSAHAN DATA DAN DOKUMEN YG MENJADI OBJEK
PENGAWASAN PD SETIAP KEGIATAN DAN/ATAU TAHAPAN
PENYELENGGARAAN PEMILU;
O MELAKUKAN KONFIRMASI KPD PIHAK TERKAIT &
MEMBERIKAN SARAN PERBAIKAN DLM HAL TERDAPAT
INDIKASI KESALAHAN, PENYIMPANGAN, ATAU KEKELIRUAN
YG BERPOTENSI TERJADINYA PELANGGARAN;
O MENDAPATKAN INFORMASI DAN/ATAU DATA YG DIBUTUHKAN
DARI KPU SECARA BERJENJANG & PIHAK TERKAIT
(PASAL 17 PERBAWASLU PERUBAHAN)
TEKNIS PENGAWASAN

O PENGAWASAN LANGSUNG
O PEMERIKSAAN DOKUMEN
O AUDIT
O INVESTIGATIF
O DLL
O SUMBER
1. MASYARAKAT
2. MEDIA MASSA
3. PESERTA PEMILU
4. PENEYELENGGARA PEMILU
5. DLL
HASIL PENGAWASAN AKTIF
O HASIL PENGAWASAN DAPAT BERUPA:
a. INFORMASI AWAL POTENSI PELANGGARAN DAN/ATAU
b. TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN.
O LAPORAN MASYARAKAT YANG DISAMPAIKAN
SECARA TIDAK LANGSUNG DIKATEGORIKAN SEBAGAI
INFORMASI AWAL UNTUK PENGAWAS PEMILU.

TERHADAP INFORMASI AWAL: Pengawas Pemilu

melakukan penelusuran
BUKTI AWAL/PERMULAAN

O KETERANGAN
O SURAT ATAU DOKUMEN;
O FOTO DAN/ATAU VIDEO;
O DOKUMEN ELEKTRONIK; DAN/ATAU
O ALAT PERAGA KAMPANYE.

Perbawaslu 11 Pasal 18 Ayat (3)

TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN:
O SEBUAH TEMUAN DIPUTUSKAN MELALUI RAPAT PLENO
PENGAWAS PEMILU
O MEMBUAT URAIAN TENTANG TEMUAN DUGAAN
PELANGGARAN YANG DITUANGKAN DALAM FORMULIR
MODEL A-2 DAN DILENGKAPI DENGAN BUKTI AWAL;
O MELAKUKAN PENANGANAN PELANGGARAN SESUAI
DENGAN TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN
LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN:

1. LAPORAN LANGSUNG;
O LISAN : PELAPOR MELAPORKAN PELANGGARAN
DI KANTOR PENGAWAS PEMILU DENGAN MENGISI
FORMULIR PENERIMAAN LAPORAM
SEBAGAIMANA FORMULIR MODEL A.1. PADA
LAMPIRAN PERATURAN INI.

O TERTULIS: PELAPOR DATANG KE PENGAWAS

PEMILU DENGAN MEMBAWA LAPORAN TERTULIS
BERUPA SURAT DAN/ATAU TEMBUSAN SURAT DAN
MENGISI FORMULIR PENERIMAAN LAPORAN
MODEL A.1.
2. LAPORAN TIDAK LANGSUNG.
O LAPORAN LISAN MELALUI
TELEPON/HOTLINE
O LAPORAN TERTULIS DALAM BENTUK
PESAN SINGKAT MELALUI TELEPON
GENGGAM, FAKSIMILI, SURAT
ELEKTRONIK, ATAU LAPORAN DI SITUS
WEB/WEBSITE.

Laporan tidak langsung, dijadikan sebagai informasi awal

oleh Pengawas Pemilu (pasal 29 ayat (6) )
TAHAPAN

O PEMUTAKHIRAN DAFTAR PEMILIH

O PENCALONAN
O PENGADAAN DAN DISTRIBUS
PERLENGKAPAN
O KAMPANYE
O PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN
SUARA
O REKAPITULASI DAN PENETAPAN