Anda di halaman 1dari 14

Pendekatan Intuitif, Epistimologi Irfani

Rizki Nur Hasanah ( 21200011055 )dan Sandy Diana Mardlatillah ( 21200011056 )


Dosen Pengampu: Dr. Mohammad Mufid
Mata Kuliah : Islam Teks dan Konteks

BKI Pascasarja UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta


Materi Hari Ini
Pendahuluan
1 Pendekatan Irfani sebagai pelengkap

Pengertian
2 Irfani = Intuitif = Pengalaman Batin

Implikasi Epistimologi Irfani


3 Pen. Irfani memiliki kontribusi yang besar dalam
perkembang keislaman

Metode
4 .

Kelemahan dan Kelebihan


5
Jalaluddin Rumi
Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat me
nurut kadar cahayanya. Semakin sering ia mengg
osok cermin hatinya, semakin jelas ia melihat seg
alanya.
Pendahuluan
Berbicara tentang agama, maka tidak akan luput dengan nilai-nilai ketauhidan. Keimanan seseorang merupakan
dimensi metafisik yang tidak dapat dilihat namun diyakini keberadaannya. Untuk itu sebagai pelengkap dan peny
eimbang sumber pengetahuan dalam islam. Epistimologi Irfani hadir dengan pendekatan intuitifnya.
Pengertian
Epistimologi Irfani

Irfani dalam bahasa arab terdiri dari ‘ain,ro’, dan fa’ yang memiliki arti
pengetahuan. Sedangkan secara harfiah al-Irfan artinya mengetahui seseuatu
dengan berfikir dan mengkaji.

Epistemologi Irfani adalah suatu pendekatan sumber kebenaran atau


pengetahuan yang berpokok kepada hasil pencerahan Tuhan melalui
pengalaman batin. Menurut Amin Abdullah ( 2012 ) pengalaman batin tersebut
meliputi:
• Al-Ru’yah Al-Mubasyiroh ( dirasakan dan dihayati secara langsung )
• Al-Ilm al-Hudury ( pengalaman batin yang mendalam, otentik, fitri ),timur
• Prelogical Knowledge ( hampir tidak bisa dijelaskan oleh logika ),barat
Lanjuuuut……..

Tolak Ukur Epistimologi Irfani :


 Dapat diterima semua orang
 Empati
 Simpati
 Understanding Other

Sehingga untuk merespon keberagamaan keagamaan, dengan pendekatan irfani


akan lebih mudah, karena sifatnya yang lebih toleran serta tidak membedakan ra
s, agama, etnis, budaya untuk bisa merasakan pengalaman batin tersebut.
Insert Your Image

Implikasi-Implikasi Epistemologi
Implikasi epistemolgi irfani pada presentasi ini diambil dari jurnal-jurnal yang
dipilih secara random.
Pemaknaan pada fenomena
Implikasi-Impikasi
pertama dijelaskan oleh KH.
Abdul Hamid Pasuruan, melalui
pengalaman batinnya, bahwa
seseorang yang memberikan “ Mistisnisme Pesantren dalam Realitas Sosial
uang pada KH. Asfihani Faih
adalah Nabi Khindir. Pernyataan ( Epistimologi Irfani dalam Kisah Mistis di
atau pengetahuan yang beliau Pondok Pesantren Mambaus Sholihin )
sampaikan merupakan hasil dari
pendekatan irfani beliau. Ali Sodikin
Sedangkan pada fenomena
kedua, datangnya 3 cahaya berisikan tentang penjelasan suatu femonomena yakni
diatas pondok. Diartikan sebagai mistisnisme di Pondok Pesantren Mambaul Sholihin
bentuk dukungan yang diberikan dengan pendekatan intuitif irfani
oleh ketiga waliyullah.
Penjelasan ini diberikan oleh KH. Beberapa Mistisnisme yang terjadi di PP. Mambaus
Masbuhin Faih atas dasar mimpi Sholihin
yang beliau peroleh. Hal ini 1. Pemberian uang oleh Nabi Khindir
menunjukan bahwa adanya 2. Tiga cahaya yang jatuh di PP Mambaus Sholihin
pendekatan irfani yang
digunakan oleh KH. Masbuhin
Faih
Psikosufistik Pendidikan Islam dalam Perspektif Pemikiran Syekh
Ibnu Atha’illah

Ahmad Fauzi
Secara keseluruhan penelitian ini membahas tentang bagaiman pemikiran dan konsep
Syekh Ibnu Atha’illah tentang Pendidikan sufistif dalam Kitab Al—Hikam dan
relevansinya dengan pendidikan karakter di Indonesia. Pada penelitian ini juga
menjelaskan tentang penggunaan pendekatan irfani. Syekh Atha’illah dalam
pemikirannya tentang dimensi kemanusiaan yang terdiri dari 2 dimensi. Yakni manusia
memiliki dimensi jasmaniah (fisik) dan ruhaniah/batiniyah ( metafsik). Pengoptimalan
dua dimensi ini akan menuntut manusia kepada strata tertinggi melalui mujahadah dan
musyahadah. Manusia yang mencondongkan hatinya kepada Tuhannya, maka akan
menjadi manusia yang dipenuhi cahaya ilahiah. Dari pemikiran –pemikiran ini dapat
dilihat bahwa Syekh Atha’illah selain menggunakan pendekatan nalar dan teks, juga
penggunakan pendekatan intuitifnya.
Metode Epistimologi
Menurut beberapa filosof, intuisi dibagi menjadi tiga

Pengalaman Indra Berdasarkan Nalar Ide yang muncul


tiba-tiba
pengetahuan tentang si S adalah S, si S bukan pengalaman yang
aroma suatu objek serta R. pernah terjadi kepada
warna issac newton (1642-
1727 M) seorang pakar
yang menemukan gaya
gravitasi setelah
melihat apel yang
terjatuh tidak jauh dari
tempat dia duduk.
Tahapan dan Metode Perolehan Pengetahuan Irfani

Tahapan :

1. Persiapan
2. Penerimaan
3. Pengungkapan melalui lisan atau tulisan

Metode :
4. Al-Dzauqiyah
5. Ar-Riyadhoh
Kelemahan dan Kelebihan
Epistimologi Irfani

Kelebihan
Kekurangan
kelebihan-kelebihan dari
pendekatan irfani adalah semua Kekurangan dari pendekatan irfani
pengetahuannya bersumber dari adalah hanya bisa dinikmati oleh
intuisi-intuisi, musyahadah dan segelintir manusia yang telah sampai
mukasyafah lebih dekat pada taraf pensucian diri yang tinggi
kebenarannya dari pada yang selain itu pendekatan irfani sangat
digali dari gagasan rasinal dan subjektif dalam menilai sesuatu dan
akal. Para sufi berpendapat tergantung pada pengalaman
bahwa indra-indra manusia dan individunya
ruang akalnya hanya menyentuh
alam lahiriah sedangkan manusia
bisa terhubung secara langsung
dengan Allah melalui ruang-
ruang batiniah
Daftar Pustaka
Ahmad Fauzi, Psikosufistik Pendidikan Islam dalam Perspektif Pemikiran Syekh Ibnu Atha’illah,
jurnal intelektual, Vol. 8, No. 2, Agustus 2018.
Ali Sodikin,Mistisnisme Pesantren dalam Realitas Sosial ( Epistemologi Irfani dalam Kisah Mistis di
Pondok Pesantren Mambaus Sholihi), Jurnal Miyah, Vol. 15, No. 01, Januari 2019.
Amin Abdullah, Islamic Studies Di Pergruan Tinggi: Pendekatan Integratif –Interkonektif. Pustaka
Pelajar: 2012, Ypgjakarta.
Charles Rangkuti, “Implementasi Metode Bayani, Burhani, Tajribi Dan Irfani Dalam Studi Filsafat
Pendidikan Islam” Jurnal Waraqat Volume 1, Nomer 2 (Juli-Desember, 2016)
M. Amin Abdullah. Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin. (Yogyakarta: IB Pustaka, 2021).
Mochamad Hasyim, “Epistemologi Islam”, Jurnal Al-Murabbi, Volume 3 Nomor 1 Juni 2018.
Muhammad Hasasil Asy’ari, Menyikap tabir Dibalik Epistemologi Irfani, Jurnal Tarbawi, Vol. 03, No.
01 Juni 2018.
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014).
Dicky Wirianto, “Wacana Rekonstruksi Turas (Tradisi) Arab Menurut Muhammad Abed Al-Jabiri Dan
Hasan Hanafi”, Jurnal Ilmiah Islam Futura, Volume XI No 1 Agustus 2011.
Al-Quran Surat As-Sajadah Ayat 7-9
 
Thank you
Semoga Bermanfaat Barokah

Anda mungkin juga menyukai