Anda di halaman 1dari 23

AFPR pada Kondisi

Muskuloskeletal (Manaj. FT
Kram M. Gastrocnemius)
Kelompok 1
1. Aulia Rahma Annisa
2. Ariqah Halim R.
3. Nurul Hidayah Akhmad
4. Carunia Mulia Firdausy
5. Muhammad Rizaldi
6. Muallimah Has
Gita Safira Nuskin
KRAM
Kram merupakan kontraksi otot yang
disebabkan oleh kerja/stimulasi motor
units secara terus-menerus dan dapat
terjadi ketika kontraksi otot di stimulasi
secara maksimal lalu otot memendek
melebihi toleransi fisiologis. Selama
kram, otot tiba-tiba berkontraksi atau
memendek, yang menyebabkan rasa
nyeri. Kram dapat berlangsung selama
beberapa detik hingga 10 menit.
ANATOMI FISIOLOGI

Gastrocnemius merupakan otot superficial pada bagian


dorsal tungkai bawah.
Origo : 
• Caput medial : condylus medialis femoris 
• Caput lateral : candylus lateralis.
Insersio : M. Gastrocnemius berapponeurosis bersama
tendon m. soleus membangun tendon calcaneus
Vaskularisasi : A. Tibialis posterior
Intervensi : N. Tibialis
Segmen saraf : S1, S2
Berfungsi untuk plantar fleksi pergelangan kaki
PERSARAFAN TULANG
BIOMEKANIK
a. Artikulasi
Diantara distal os. tibia, kedua malleolus,
dan corpus talus. Lig. Tranversum
tibiofibulare inferior memperdalam lekukan c. Gerakan Ankle Joint
tempat menampung corpus os. talus. Gerakan-gerakan yang terdapat pada
Permukaan sendi ini ditutupi oleh tulang ankle joint adalah gerakan plantar flexi yang
rawan hialin. dibantu oleh otot gastrocnemius, soleus,
plantaris, peroneus longus, peroneus brevis,
b. Jenis Ankle Joint tibialis posterior, fleksor digitorum longus,
Sendi synovial adalah jenis sendi yang dan fleksor hallucis longus. Gerakan dorso
terdapat pada ankle joint. flexi yang dibantu oleh otot tibialis anterior,
ekstensor halucis longus, ekstensor
digitorum longus dan peroneus tertius.
(Putra, 2009).
PATOFISIOLOGI
●  Mekanisme pasti tidak diketahui, kadang kadang terdapat tanda-tanda awal. Juga
dapat terjadi tanpa ada tanda-tanda awal seperti ketika sedang berbaring

Penyebab pasti dari kram otot bersumber dari sarat atau unsur saraf (neuromuskular)

Dapat terjadi oleh karena menurunnya ambang rangsang sehingga terjadi peningkatan
frekuensi impuls saraf yang menyebabkan kram otot
EPIDEMIOLOGI
1. Sekitar 80% area otot yang terk ena  adalah betis.
2. Prevalensi kram pada wanita hamil di Cina mempengaruhi daer ah betis, dengan
persentase 32,9%. Selama trimester pertama, responsn ya adalah 11,6%, trimester
k edua, 28,2%, dan trimester ter akhir, 50,2%. Wanita India hamil mengalami kr
am otot trimester k etiga, terutama di betis (64,6%).
3.  Penelitian multi-pusat Amerika lainn ya menemukan bahwa 74% kr am terjadi
pada atlet dan dalam k ondisi panas lingkungan yang tinggi.
4. Di Australia, 32% anak-anak dengan pen yakit Charcot-Marie-T ooth tipe 1A
menderita kr am betis. Fenomena meningkat dengan bertambahn ya usia
ETIOLOGI
1. Olahraga, cedera atau penggunaan otot yang berlebiih
2. Kehamilan
3. Paparan terhadap suhu dingin terutama air dingin
4. Dehidrasi
5. Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti antiseptik, pil KB dan steroid
TANDA DAN GEJALA

● Kadang-kadang ada interval


● Otot yang terserang terasa dimana ototnya dalam
keras seperti papan yang keadaan rileks
menggumpal atau berbentuk ● Posisi kaki dalam keadaan
bulat plantar fleksi
● Otot terasa nyeri hebat ● Timbul serangan pada saat
● Penderita tidak dapat istirahat lalu tiba-tiba posisi
menggerakkan badannya plantar fleksi yang diikuti
pada saat terjadi kram otot statis kontraksi tungkai
bawah.
Data pasien

Nama: Mirna
Jenis Kelamin: Perempuan
Umur: 36 tahun
Pekerjaan: Arsitek
Hobi: Bersepeda
Alamat: Jl. Sahabat
Body Scheme

C : Kram dibagian betis sebelah kanan

H:
1. Sejak kapan ibu mengalami kram? Sejak 4 minggu yang lalu
2. Bagaimana kronologi kejadiannya? Pada saat malam hari saat saya
tidur tiba tiba kaki kanan saya kram
3. Apa yang dilakukan pada saat itu? Tidak ada, saya hanya terdiam
karena kaki saya sulit untuk digerakkan
4. Kapan kramnya muncul lagi? Pada saat malam hari saja
5. Apakah kram yang dirasakan semakin bertambah? Iya, selama
seminggu terakhir rasa kram semakin meningjat dan rasa kebas
6. Aktivitas berat seperti apa yang biasa dilakukan? Saya melakukan
pekerjaannya saya dikantor dan mengurus rumah tangga
7. Apakah ibu sebelumnya pernah ke dokter? Belum
8. Apakah ada keluahan lain? Tidak ada
A:
1. Palpasi : suhu (normal), oedeom (normal), spasme (terasa tegang
pada otot gastrocnemius kaki sbeelah kanan dibandingkan yang kiri),
tenderness (normal)
2. Restrictive :
- Pekerjaan: Terganggu karena ada beberapa pekerjaan yang saya
bawa kerumah yang tidak bias saya lakukan karena seringnya
muncul rasa kram pada malam hari
- Rekreasi: terganggu karena rasa kebas yang saya alami jadi saya
agak sulit menggayuh sepeda
- ROM: terbatas pada regio ankle sebelah kanan
3. Tissue Impairtment
- Neurogenik: -
- Musculotendinogen: Kram otot Gastrocnemius
- Osteoaratogenik: -
4. Spesifik Test:
- VAS: Nyeri diam (0), Nyeri Tekan (7), Nyeri Gerak (5)
- Refleks Patella: -
- Refleks Achilles: -
- Sit to stand test: dalam 30 detik pasien bias melakukan 3 kali setelah
tes kedua kram mulai muncu;
- SLS: terjadi penurunan stabilisasi dan keseimbangan
Body Image
H: Apakah ibu merasa cemas? Iya karena saya merasa terganggu untuk melakukan aktivitas
T: Psikogenik (merasa cemas)
S: Hamilton test (Hasil:12 termasuk kecemasan ringan)
Body language
1. Assimetric Inspeksi Statis:
- Anterior: Wajah tidak tampak menhaan rasa sakit, knee kontralateral lebih rendah, kaki
Kanan terlihat sedikit fleksi
- Lateral: kaki kanan sedikit fleksi
- Posterior: otot gastrocnemius pada kaki kanan lebih menonjol dibandingkan yang kiri
2. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
- Aktif: knee (fleksi-ekstensi), ankle (plantar dan dorso fleksi, eversi dan inversi), Hip (fleksi-
ekstensi,abduksi-adduksi, endorotasi-eksorotasi)
- Pasif: knee (fleksi-ekstensi), ankle (plantar dan dorso fleksi, eversi dan inversi), Hip
(fleksi-ekstensi,abduksi-adduksi, endorotasi-eksorotasi)
- TIMT: knee (fleksi-ekstensi), ankle (plantar dan dorso fleksi, eversi dan inversi), Hip
(fleksi-ekstensi,abduksi-adduksi, endorotasi-eksorotasi)
3. restrictive: ADL (walking, toileting, sex activity)
Atensi

Pasien segera memeriksakan diri ke fisioterapi dan


memperhatikan saran dan masukan dari fisioterapi. Program
fisioterapi: Komunikasi terapeutik, massage dan stretching.
Penanaman Memori
Saat pasien diberikan intervensi fisioterapi dan
diberikan edukasi tentang gerakan-gerakan yang
diberikan dan memperbanyak meminum air mineral
serta pasien paham dengan edukasi yang diberikan oleh
fisioterapis dan melakukannya di rumah sesuai yang
diajarkan
Perubahan Persepsi

Awalnya pasien tidak tahu mengenai fisioterapi dapat


menangani kram pada otot gastrocnemius tapi setelah
mendapat saran dari rekan kerja maka pasien dating ke
fisioterapi setelah beberapa kali mendapatkan penanganannya
pasien mengalami adanya perubahan dan kecemasannya mulai
menurun
Diagnosis
Gangguan aktivitas fungsional berupa jalan dan
bersepeda e.c. gastrocnemius cramps sejak empat
minggu yang lalu
Problem

Problem
1. Problem primer: Nyeri dan Kram
2. Problem Sekunder: Spasme Otot
Gastrocnemius, penurunan
kekuatan otot abductor
3. Problem Kompleks: Keterbatasan
Fungsional
Tujuan

● Mengurangi Nyeri dan


Kram
● Menangani spasme otot
gastrocnemius
● Penguatan otot abductor
● Meminimalisir keterbatasan
fungsional
● Memberikan edukasi
pencegahan terjadinya kram
intervensi
No. Problem Modalitas Dosis
1. kecemasan Komunikasi terapeutik F: setiap hari
I: pasien fokus
T: wawancara
T: selama terapi
2. Nyeri IR F: 2-3x seminggu
I: 250 hz
T: tegak lurus
T: 5-10 menit
3. Meningkatkan ROM Exercise Therapy F: setiap hari
I: 8 hitungan 3 kali
repetisi
T: AROMEX,
PROMEX,
Penggunaan elastic
band
T: 1 menit
4. Spasme otot gastrocnemius Exercise therapy F: setiap hari
I: 8 hitungan 3 kali
repetisi
T: stretching
gastrocnemius
T: 1 menit
3. Penurunan kekuatan otot abdukto Strengthening exercise F: setiap hari
I: 8 hitungan 3 kali
repetisi
T: Bridging
T: 1 menit
Program AFPR
1. Pasien diberikan home program berupa:

- stretch massage padaplantar fascia

- standing exercise diluar dan dalam ruangan

2. Walking exercise

3. Latihan menendang bola

4. Latihan melompat

5. Memberikan edukasi kepada pasien apabila mengalami kram ketika duduk atau
tidur maka anda dapat menggerakkan jari-jari kaki ke arah atas secara perlahan.
Kemudian bagun secara perlahan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai