HO O
ROO ROOH
R R R R
R R
O O
ROO
OOR
R R R
R
R SH R'OO R S R'OOH
R S R S R S S R
Preventive antioxidants
Zat yang menurunkan laju autoksidasi
dengan menekan laju reaksi inisiasi.
Kelator logam ---> mengompleks ion logam
transisi, sehingga menghalangi:
inisiasi yg dikatalisis logam dan
dekomposisi hidroperoksida
Mekanisme lain:
Pemadaman oksigen singlet (singlet oxygen
quenching)
Pemangsaan oksigen (oxygen scavenging)
Reduksi hidroperoksida
Contoh:
Sulfites
Ascorbic acid
RH
RH ROO AH
Chain-breaking antioxidants (AH)
A bisa bereaksi dg radikal peroksil dan
ROOH alkoksil, shg menghambat pemben-
tukan, isomerisasi dan dekomposi-
si hidroperoksida.
ROOH ROO RO ROH
Preventive antioxidants (panah) meng
A AH AH A Hambat tahap inisiasi pembentukan
dan dekomposisi hidroperoksida.
OH OH OH
tBu tBu
tBu
tBu
OCH 3 OCH 3
CH 3
BHA BHT
Tokoferols eksis dlm empat bentuk isomer: α, β, γ,
dan δ yg berbeda dlm jumlah dan posisi substituen
metil pada cincin fenolik dari tokoferol.
R3
HO
H CH 3 H CH 3
R2 O
CH 3
R1
lain adl:
4-hydroxymethyl-2,6-di-
tert-butylphenol,
CH 2 OH
tert-butyl-hydroquinone
4-hydroxymethyl-2,6,di-tert-butylphenol
(TBHQ), dan
2,4,5,- OH
OH
trihydroxybutyrophenone
(THBP). OH
OH HO
THBP
HO
OH
HO OH
O
THBP
C
O O
Propyl gallat
Efektivitas suatu antioksidan tercermin pd
meningkatnya induction period dr reaksi.
Umumnya, semakin banyak antioksidan yg
ditambahkan, semakin besar perlindungan yg
diberikan.
Pd kondisi lain, justru percepatan oksidasi terjadi pd
konsentrasi antioksidan yg tinggi.
Konsentrasi α-tocopherol yg memberikan
perlindungan maksimum pd lemak babi adalah
~0,02%. Penambahan berikutnya menyebabkan
turunnya efektivitas antioksidan.
Autoksidasi pd metil linoleat dan asam
linoleat juga berkurang dg penambahan
sejumlah kecil α-tocopherol dan semakin
dipercepat pd konsentrasi tinggi.
Trace metal juga bisa mempengaruhi
antioksidan utk berlaku sbg prooksidan.
Misalnya pd propil galat dg adanya Cu2+, shg
diperlukan chelating agent dlm formulasi yg
mengandung propil galat.
Antioksidan radikal yg tbtk (=radikal BHT) dpt berx
dg ROO. atau AO. yg lain menghasilkan berbagai
produk netral atau non-radikal.
O-
O
tBu tBu tBu tBu
tBuOO
H 3C OOtBu
CH 3
SH
S
H OH
O O
HO OH
O
Ascorbic acid, R=H
Ascorbil palmitate, R= C (CH 2) 14 CH 3
O O O O
S S S S
NaO OH NaO ONa NaO O ONa
Sodium bisulf ite Sodium sulf ite Sodium metabisulf ite
O O HO O
Me
S S C S
NaO CH 2OH NaO O Me HO CH 2SH
Sodium f ormaldehyde sulf oxilate Acetone sodium bisulf ite Thioglycolic acid
OH
S
HO SH ROOC COOR
O
M+
SO3-2 + O2 -------> SO4-2
Ion bisulfit juga merupakan nukleofil dan bisa
bereaksi dg dan mendegradasi obat yg
mengandung gugus fungsional yg rentan,
shg menghasilkan peruraian yg tdk
diinginkan.
Bbrp senyawa terbukti bereaksi dg bisulfit,
spt:
Morfin
Epinerfin
Dopamin
Fisostigmin
Dobutamin
triptofan
Chelating Agents
Tapak ion logam berperan besar pd inisiasi
reaksi autoksidasi.
Cara yg efektif utk memperlambat
autoksidasi adl dg menambahkan chelating
agent ke dlm formulasi.
Chelator yg paling efektif dlm produk farmasi
adalah EDTA.
EDTA sbg garam kalsium atau dinatrium
biasanya ditambahkan bersama antioksidan.
EDTA larut dalam air dan alkohol, tidak larut
dalam minyak.
EDTA telah digunakan dlm berbagai
formulasi, termasuk yg berminyak, dg jumlah
0,002 – 0,05%.
Eksipien lain yg juga merpk chelator adalah:
asam sitrat, asam tartrat, dan asam-asam
amino. Yang ini biasanya digunakan pd
konsentrasi tinggi (lebih dari 1% ).
Kompleksasi yg efisien antara chelating
agent dan ion logam dibantu oleh pH tinggi.
Pd pH rendah, proton bersaing dg ion logam
untuk mengkompleks chelating agent.
Antioksidan untuk sistem
berair (aqueous)
Na sulfit Asam askorbat
Na metabisulfit Asam isoaskorbat
Na bisulfit Tiogliserol
Na tiosulfat Asam tioglikolat
Na formaldehid Sistein hidroklorida
sulfoksilat Asetilsistein
Sulfur dioksida
Antioksidan untuk sistem
berminyak
Askorbil palmitat
Hidrokuinon
Propil galat
Asam nordihidroguaiaretat
Butylated hidroxy toluene
Butylated hydroxy anisole
α-tokoferol
lechitin
Antioksidan Ideal
Stabil dan efektif pada rentang pH yg lebar
Larut dlm bentuk teroksidasinya
Tak berwarna
Nontoksik
Nonvolatil
Noniritatif
Efektif pada konsentrasi rendah
Termostabil
Compatibel dg sistem wadah-tutup dan ingredien
lain dlm formulasi
Penghambatan autoksidasi yg lain
Penggunaan antioksidan merupakan cara yg
umum utk menghambat reaksi autoksidasi.
Cara lain juga bisa digunakan, spt:
melindungi formulasi dari reaktan dan kondisi
yang menginisiasi atau mengakselerasi
reaksi autoksidasi.
Temperatur
Ketergantungan reaksi autoksidasi thd suhu
umumnya lebih rendah daripada jenis reaksi
degradasi lainnya.
Cooling dan freezing produk obat atau
senyawa obat tidak memberikan penurunan
laju reaksi yg signifikan.
Menurunkan temperatur bahkan bisa
menaikkan konsentrasi oksigen dalam
larutan, shg meningkatkan reaktivitasnya.
Pengaturan pH
Bentuk anionik dari asam lemah spt phenols,
asam-asam karbon, dan tiol biasanya lebih
mudah teroksidasi ketimbang bentuk
netralnya.
Menurunkan pH dpt mengurangi atau
memperlambat autoksidasi.
Removal of oxygen
Keberadaan oksigen di head space kontainer
bisa dikurangi utk mengurangi tingkat
degradasi.
Suatu studi thd degradasi morfin dlm
berbagai formulasi yg disimpan selama 1 s/d
43 tahun menunjukkan korelasi kuat antara
volume udara dlm pengemas dan degradasi
atau discoloration.
Removal of peroxides
Eksipien spt polyethylene glycols dan
surfaktan non-ionik mengandung berbagai
kadar awal hidroperoksida.
Obat yg rentan terhadap autoksidasi juga
bisa mengandung hidroperoksida pd dirinya.
Impurity hidroperoksida ini dapat terurai
menjadi radikal bebas dan membantu
menginisiasi autoksidasi eksipien maupun
obat
Konsentrasi hidroperoksida dpt diukur scr
kuantitatif dg mengukur perubahan warna
produk iodin yg terbtk dari reaksi KI yg
diberikan berlebih dg peroksida dlm sampel.
Konsentrasi ini disebut bilangan peroksida
(peroxide number) dan dinyatakan dlm
miliekivalen peroksida per gram bahan.
Penurunan bilangan peroksida bisa dilakukan
dg treatment menggunakan larutan Na
metabisulfit.
Light protection
Definisi USP ttg wadah gelas dan plastik yg
kedap cahaya adalah wadah yg dilewati tidak
lebih dari 10% cahaya yang datang dg
panjang gelombang antara 290 – 450 nm.
Gelas coklat (amber glass) dg ketebalan 2
mm memenuhi syarat wadah kedap cahaya.
Jika lebih banyak cahaya yg perlu dihalangi
maka bisa digunakan gelas coklat yg lebih
tebal.
Efek samping penggunaan wadah gelas
coklat adalah bisa lepasnya (luntur) ion
logam seperti besi dan mangan, sehingga
bisa mengkatalisis autoksidasi.
Ascorbic acid, thimerosal, dan amitriptyline
kurang stabil dlm wadah gelas coklat
ketimbang dlm wadah gelas bening.
Produk obat perlu diuji dg paparan cahaya di
dalam berbagai tipe wadah kedap cahaya
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH