Anda di halaman 1dari 23

Materi

Perkuliahan
Pertemuan 1
Nama : Ratu Fannisya Sofyan
NIM : 193300516093
Hukum Surat Berharga dan Perbankan
R.02
Devarita, S.H., Sp.N., MH.
HUKUM PERBANKAN

● Lembaga Keuangan Indonesia


● Overview Perbankan
Indonesia
● Sejarah Perbankan Indonesia
● Definisi BANK
● Asas Perbankan Indonesia
● Hukum Perbankan
Lembaga Keuangan Indonesia
Lembaga keuangan merupakan salah satu institusi penting yang dimiliki oleh setiap negara. Bukan
tanpa alasan, lembaga keuangan ini berperan dalam laju perputaran uang yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu, lembaga keuangan memberikan pengaruh besar dalam sistem ekonomi dan
keuangan di masyarakat.

Berdasarkan Kep. SK Menkeu RI no. 792 Th 1990, dijelaskan bahwa lembaga keuangan
merupakan semua badan usaha yang berada di suatu bidang keuangan yang melakukan
penghimpunan dana, menyalurkan kepada masyarakat, dan paling yang paling utama memberikan
biaya investasi pembangunan. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan
memainkan fungsi penting yang berkaitan dengan peredaran uang di masyarakat.

Selain secara umum menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat, terdapat berbagai
macam fungsi lembaga keuangan lain yang perlu diketahui. Mulai dari bantuan modal bagi
masyarakat, memberikan pinjaman dengan jaminan barang atau surat berharga, hingga sarana jasa
simpan-pinjam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Ini menjadi salah satu pengetahuan umum yang perlu dipahami oleh masyarakat. Dengan
memahami berbagai fungsi lembaga keuangan yang berlaku di Indonesia dengan baik, dapat
memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas dana atau modal untuk menunjang
kegiatan ekonomi sehari-hari.
Lembaga Keuangan Indonesia
Dalam Pasal 1 UU No. 14/1967 diganti UU No. 7/1992, menjelaskan bahwa lembaga
keuangan adalah suatu badan usaha atau lembaga yang aktivitasnya menarik hasil dana
dari masyarakat yang kemudian disalurkan kepada masyarakat kembali.

Sementara itu, menurut Kep. SK Menkeu RI no. 792 Th 1990, menyebutkan bahwa
lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada di suatu bidang keuangan yang
melakukan suatu penghimpunan dana, menyalurkan kepada masyarakat dan yang paling
utama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

Dari kedua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan merupakan
badan yang bergerak di bidang keuangan, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana
pada masyarakat, serta melakukan aktivitas investasi. Dengan begitu, lembaga keuangan
ini memiliki peranan penting dalam aktivitas peredaran uang di masyarakat yang
berpengaruh pada laju ekonomi.
Lembaga Keuangan Indonesia
Secara umum lembaga keuangan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank dan
bukan bank. Berikut adalah beberapa jenis lembaga keuangan bank yang perlu diketahui, yaitu:
● Bank Sentral : merupakan lembaga keuangan yang berpengaruh besar pada perekonomian negara.
Lembaga keuangan ini bertanggung jawab atas kebijakan moneter untuk mengatasi masalah
inflasi, serta melakukan pencadangan kas Bank Sentral agar perputaran uang di masyarakat stabil.
Bank Sentral juga bertugas dalam menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor industri,
stabilitas perbankan, dan ekonomi secara menyeluruh.
● Bank Umum : yaitu lembaga keuangan bak yang melakukan kegiatan usaha konvensional atau
menggunakan prinsip syariah dalam kegiatan jasa lalu lintas pembayaran yang dilakukan. Dalam
hal ini Bank Umum melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian negeri.
Seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, menerbitkan surat urang, menerima pembayaran
atau tagihan atas surat berharga atau pihak ketiga.
● Bank Perkreditan Rakyat : yaitu lembaga keuangan yang bertugas memaksimalkan kegiatan
usaha, baik secara konvensional maupun menggunakan prinsip syariah. Semua kegiatan yang
dilakukan Bank Perkreditan Rakyat hampir sama dengan Bank Umum, yaitu menghimpun dana
dan menyalurkan pada masyarakat. Bedanya Bank Perkreditan Rakyat tidak memberikan jasa
keuangan, menerima simpanan giro, kegiatan valuta asing, dan asuransi.
Lembaga Keuangan Indonesia
Jenis Lembaga Keuangan Bukan BANK. Dalam hal ini, tentu saja kegiatan yang
dijalankan oleh lembaga keuangan bukan bank berbeda dari bank. Berikut penjelasannya.
● Koperasi Simpan Pinjam : merupakan lembaga keuangan bukan bank yang
menggunakan prinsip kekeluargaan skala kecil dari perbankan. Pemasukan koperasi
didapatkan dari anggota dan pinjaman lembaga keuangan lainnya. Dengan begitu,
koperasi dapat memberikan peranan bagi masyarakat dalam membantu meningkatkan
perekonomian.
● Pegadaian : yaitu lembaga keuangan bukan bank yang bertugas melaksanakan
kegiatan berupa pembayaran dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat. Kegiatan
ini dilakukan atas dasar hukum gadai yang tercantum dalam Undang-Undang Hukum
Perdata Pasal 1150.
● Asuransi : adalah lembaga keuangan bukan bank yang melakukan kegiatan pemberian
asuransi kepada peserta. Di sini, peserta wajib membayar iuran yang disepakati dalam
perjanjian secara rutin dan pihak asuransi akan menjamin sepenuhnya kepada
pembayar premi asuransi jika terjadi berbagai kondisi yang menimpa peserta.
Overview Perbankan Indonesia
Overview Perbankan Indonesia
Overview Perbankan Indonesia
Overview Perbankan Indonesia
Sejarah Perbankan Indonesia

Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari kolonial Hindia
Belanda. pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk mempermudah aktivitas
perdagangan VOC di Indonesia. Seiring perjalanannya, De Bank van Leening tidak beroperasi dengan
baik. AKhirnya pada tanggal 1 september 1752 didirikan De Bank Courant en Bank van leening.
Namun, De Bank Courant en Bank van leening juga tidak berhasil beroperasi dengan baik yang
berakhir dengan kebangkrutan.

Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan kerajaan Belanda. Hindai Timur
jatuh ke tangan inggris setelah masa pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen. Sejarah
mencatat ada beberapa bank yang memiliki peran penting di Hindia Belanda. Bank tersebut adalah De
Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De Escompto bank NV nationale Handles Bank,
De, Algemenevolks Crediet Bank dan Nederland Handles Maatschappij.

Bank Belanda yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank sentral Indonesia adalah De
Javasche Bank. De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828. Pemerintah Hindia Belanda
memberikan monopoli kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang yang mana pengedaran
uangnya ditangani oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat itu, De Javasche Bank dikenal dengan
bank of issue atau bank sirkulasi.
Sejarah Perbankan Indonesia

Meski belum menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank memiliki fungsi sebagai bankir
untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan De Javasche Bank hanya menjalankan beberapa
tugas yang bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas yang dijalankan oleh De Javasche Bank
antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang jangka pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi
kasir pemerintah, menyimpang dana devisa dan menjadi pusat kliring.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian Indonesia, bank asing lainnya akhirnya
mulai beroperasi. Beberapa diantaranya yaitu, The Chartered Bank of India, Australia and China,
Hong Kong and Shanghai Banking Corporation, Yokohama Specie Bank, taiwan Bank, Mitsui Bank,
China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking Corporation.

Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi tiga bank Jepang yang beroperasi pada saat
itu. namun, ketika Jepang menguasai Asia Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris dan beberapa bank
China dilikuidasi oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya ingin mengendalikan seluruh
keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia, bank yang dioperasikan oleh
putra Indonesia.
Sejarah Perbankan Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan Jepang, akhirnya bank-bank Belanda dan
bank-bank asing kembali beroperasi. Pada tanggal 2 Januari 1946, Gubernur Jenderal Hindia Belanda
memberikan izin pembukaan kembali bank Belanda yang ada di Indonesia. De Javasche Bank masih
beroperasi sebagai bank sentral dengan berkedudukan sebagai badan usaha swasta.

Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan kemudahan menjalankan kebijakan moneter dan
kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia yang tertera
dalam Undang-Undang no. 11 Tahun 1953. Undang-undang tersebut dikeluarkan karena mengingat
bahwa De Javasche Bank masih berbadan hukum sebagai Perseroan Terbatas dan belum bisa leluasa
dalam menerapkan kebijakan perekonomian.

Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia meresmikan Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank
pemerintah pertama di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia sempat berhenti beroperasi, namun bank
tersebut beroperasi kembali setelah dibentuknya perjanjian Renville. Pada waktu tahun 1960, Bank
Koperasi Tani dan Nelayan dibentuk. Bank Koperasi Tani dan Nelayan merupakan hasil peleburan dari
Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij.
Sejarah Perbankan Indonesia

Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia didirikan, dengan berkedudukan sebagai bank sentral.
Yayasan Poesat Bank Indonesia dilebur ke dalam Bank Negara Indonesia. Seiring waktu berjalan
pemerintah Indonesia melakukan pemantapan kedudukan Bank Negara Indonesia. Akhirnya ketika
Konferensi Meja Bundar, Pemerintah Indonesia dan Belanda setuju untuk mengubah fungsi Bank
Negara Indonesia menjadi bank umum, yang awalnya menjadi bank sentral.

Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu.
Perubahan ini selain di sebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak lepas dari
pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti sektor ril dalam perekonomian, politik,
hokum, dan social. Perkembangan faktor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan
kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat di kelompokkan dalam empat periode. Keempat
periode itu adalah :
a. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket-paket deregulasi di sektor riil dan
moneter yang dimulai sejak 1990-an,
b. Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum
terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an,
c. Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an,
d. Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.
Definisi BANK
UU 7/1992 jo UU 10/1998: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank adalah sebuah badan usaha yang berbeda dengan badan usaha atau lembaga lainnya. Bank
adalah badan usaha yang berorientasi pada keuntungan. Bank merupakan bagian dari sistem keuangan
nasional dan sistem perekonomian nasional. Sebagai suatu lembaga kepercayaan, perbankan adalah
sebuah pilar dari industri perbankan. Keberadaan bank saling terkait, jika ada satu bank yang kolaps
tentunya akan mempengaruhi bank yang lainnya.

Hermansyah mendefinisikan Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
perorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga
pemerintahan menyimpan dana- dana yang dimilikinya. Kamus Webster’s University Unabridge
Dictionary yang dikutip oleh Munir Fuady, kata bank diartikan sebagai berikut:
● Menerima deposito uang, custody, menerbitkan uang, untuk memberikan pinjaman dan
memudahkan penukaran fund-fund tertentu dengan cek, notes, dan lain-lain, dan juga bank
memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga;
● Perusahaan yang melaksanakan bisnis bank tersebut;
● Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat beroperasinya perusahaan
perbankan.
Asas Perbankan Indonesia
Dalam menjalankan tugasnya bank perlu memperhatikan asas-asas yang berlaku dalam perbankan. Asas-
asas yang dimaksud adalah:
● Asas hukum. Bank dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
landasan hukum yang berlaku. Apa yang dilakukan bank didasarkan atas hukum tertulis maupun tidak
tertulis.
● Asas keadilan. Disamping asas hukum bank juga harus dapat menerapkan asas keadilan. Dalam
melayani masyarakat, bank tidak boleh memberikan fasilitas kredit hanya kepada pengusaha besar
saja, tetapi juga kepada pengusaha kecil.
● Asas kepercayaan. Hubungan bank dengan nasabahnya adalah atas dasar kepercayaan. Nasabah
merasa percaya pada bank bahwa uang yang disimpan dapat dikelola dengan baik oleh bank. Dilain
pihak, bank memegang teguh kepercayaan tersebut dengan siap sedia membayar nasabah apabila
sebagian atau seluruh simpanannnya sewaktu-waktu ditarik.
● Asas keamanan. Dalam melayani nasabahnya bank menggunakan asas keamanan, bank memberikan
keamanan terhadap simpanan nasabahnya agar terhindar dari suatu kejahatan.
● Asas kehati-hatian. Salah satu asas perbankan yang diatur dalam UU Perbankan adalah asas kehati-
hatian, namun undang- undang tidak memberikan penjelasan tentang asas tersebut.
● Asas ekonomi. Bank sebagai perusahaan yang tujuannya memperoleh keuntungan tidak dapat
dipisahkan dengan prinsip ekonomi. Dengan tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit, bank menarik bunga atau keuntungan dari
masyarakat yang merupakan imbalan jasa bagi bank.
Asas Perbankan Indonesia
Asas-asas hukum perbankan adalah sebuah acuan yang harus dilakukan perbankan dalam
menjalankan usahanya. Acuan ini bertujuan menimbulkan kenyamanan dalam hubungan
antara perbankan dan nasabah. Asas hukum perbankan tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perbankan yaitu perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Melihat dari
ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan titik tumpu dari setiap kegiatan perbankan
adalah prinsip kehati-hatian. Perundang-undangan perbankan merupakan penjabaran dari
hukum dasar, dengan demikian akan memuat asas-asas hukum umum maupun khusus dari
hukum dasar yang berlaku. Selain hal tersebut prinsip kehati-hatian tersebut juga akan
mengakomodasi asas-asas lainnya yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan
negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas,
ataupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam
penyelenggaraan perbankan secara internasional.
Asas Perbankan Indonesia

Bank, dalam menjalankan hubungan bisnis atau kemitraan dengan nasabahnya


penting untuk dilandasi dengan asas-asas agar terciptanya sistem perbankan
yang sehat, adil dan terbuka. Asas tersebut merupakan asas hukum, dalam asas
hukum terdapat norma hukum, norma tersebut lahir dengan sendirinya yang
dilatarbelakangi oleh dasar-dasar filosofi tertentu. Asas hukum dimaksudkan
sebagai jantung peraturan hukum, sebagai suatu peraturan hukum yang
menghubungkan antara peraturan-peraturan hukum (hukum positif) dengan cita-
cita sosial dan pandangan etis masyarakat (nasabah). Mengenai asas perbankan
di Indonesia, Pasal 2 Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) menjelaskan bahwa perbankan
Indonesia, dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
Hukum Perbankan
Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan peraturan- peraturan yang
mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan yang mencakup segala aspek dalam kegiatan
lembaga perbankan tersebut. Hukum perbankan merupakan sistem yang membentuk suatu
kesatuan yang di mana sifatnya sangat kompleks, bagian-bagian yang berhubungan satu sama
lain dan bagian-bagian tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan pokok dari kesatuannya.
Perbankan sebagai sektor yang sangat vital serta memiliki peran yang sangat penting dalam roda
perekonomian nasional, lancarnya aliran uang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan
perekonomian tersebut.

Hukum perbankan Indonesia mengatur masalah-masalah perbankan yang berlaku saat ini di
Indonesia. Hukum yang mengatur masalah perbankan biasa dikenal dengan istilah Banking
Law, yaitu seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
yurisprudensi, doktrin dan sumber hukum lainnya yang mengatur mengenai persoalan
perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatan lembaga tersebut sehari-hari, rambu-rambu
yang harus dipatuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban tugas dan
tanggung jawab, para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh bank, eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia
perbankan tersebut.
Hukum Perbankan
Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala sesuatu
yang berhubungan dengan perbankan. Menurut djumhana, hukum perbankan adalah sekumpulan
peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat
dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain.

Sedangkan menurut fuady merumuskan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum dalam
bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum yang
mengatur masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatan sehari-hari, rambu-rambu yang
harus dipatuhi oleh bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas, dan tanggung jawab
yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain- lain yang berkenaan
dengan dunia perbankan.

Menurut chatamarrasjid, dengan mengacu kepada pengertian perbankan sebagai segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
melaksanakan kegiatan usahanya. Hukum perbankan adalah keseluruhan norma- norma tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara,
dan proses melaksanakan kegiatan usahanya.

Hukum perbankan (banking law) adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank, baik kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usaha
bank. Kegiatan Perbankan Indonesia dilandasi oleh beberapa prinsip atau azas yaitu azas kepercayaan,
demokrasi ekonomi, dan azas kehati-hatian.
Referensi
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
• Pasal 2 Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
• Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 7
• Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 13
• Wulanmas Frederik, Buku ajar hukum perbankan, Genta Press, Yogyakarta: 2012, hal. 14
• Ibid, hlm. 11
• Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003,
hlm. 1
• Ibid, hlm.1
• Muhammad Djumhana, Asas-asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti,
1993 hlm. 10
• Ibid, hlm. 10
• Chatamarrasjid, Op.,Cit., .h.39
• Djoni, Rachman, Hukum Perbankan, Jakarta, Sinar Grafika: 2010, hal. 1
• https://
m.merdeka.com/jateng/fungsi-lembaga-keuangan-di-indonesia-ketahui-jenis-dan-contohnya-k
ln.html
• https://www.google.co.id/amp/s/www.gramedia.com/literasi/lembaga-perbankan/amp/
• http://cicilia_el.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/44200/Minggu+2+-+
Perkembangan+Perbankan+di+Indonesia.pdf
• https://www.google.co.id/amp/s/www.gramedia.com/literasi/lembaga-perbankan/amp/
• http://repository.uin-suska.ac.id/15264/8/8.%20BAB%20III__2018124IH.pdf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai