Anda di halaman 1dari 17

POLIO

Virus Polio
Kelompok 1

1911E1003 – A – Hadi Apriansyah


1911E1006 – A – Muhamad Bati Ibnu Fajar
1911E1026 – A –Tegar Serdana Nurfadilah
1911E1052 – B – Putri Cahya Awaliah
1911E1032 – B – Rina Rahmawati
1911E1035 – B – Yonita Muta’aliyah Agustina
Table of Contents

01 02 03 04 05
About the Patient
Patient Discussion Diagnosis Treatment Monitoring
Here you Here you Here you Here you Here you
could describe could describe could describe could describe could describe
the topic of the topic of the topic of the topic of the topic of
the section the section the section the section the section
POLIO

Polio adalah penyakit yang sangat


menular yang disebabkan oleh
virus polio yang berasal dari genus
Enterovirus dan family Picorna
viridae (Miller, 2004). Penyakit polio
dinilai berbahaya karena dapat
menyebabkan komplikasi,
kerusakanotak yang menyebabkan
kelumpuhan pada organ dalam,
kelumpuhan pada kaki,otot-otot
dan bahkan kematian.
Karakteristik Virus

Poliovirus (PV) tidak rusak beberapa hari


dalam temperature 2°C-8°C, tahan terhadap
gliserol, eter, fenol 1% dan bermacam-macam
detergen,namun poliovirus (PV) tidak aktif atau
mati pada suhu 50°C-55°C selama 30menit,
bahanoksidator, formalin, klorin dan sinar
ultraviolet.
Bertahan 48 jam (kemarau), 2 minggu (hujan)
Tahan terhadap sabun, detergen, alkohol, eter
danchloroformTdk tahan formaldehida 0,3%,
klorin, pemanasandan ultraviolet
Tipe – tipe Virus Polio

Tipe 2 Tipe 3
Tipe 1 yaitu tipe Lansing yaitu tipe Leon yang
yaitu tipe Brunhilde yang ditetapkan berasal dari nama
yang berawal dari menurut nama kota seorang penderita
nama seekor kera di di Amerika Serikat di yang pertama kali
maa tipe ini pertama mana tipe 2 pertama ditemukan tipe 3 dari
kali ditemukan. kali ditemukan. kotorannya (tinja).
Jenis – jenis Polio
1. Asimptomatik yang mempunyai presentase terbesar hanya dapat
dideteksidengan mengisolasi virus dari feses dan oro-faring atau
pemeriksaan titerantibody.
2. Poliomyelitis Abortif Merupakan bentuk yang paling sering dari
penyakitini. Pasien hanya menderita gejala minor, yang di tandai
oleh demam,malaise, mengantuk, nyeri kepala, mual, muntah,
konstipasi, dan nyeritenggorokan dalam beberapa kombinasi.
Pasien sembuh dalam beberapahari.
3. Poliomyelitis Nonparalitik mengalami kekakuan dan nyeri punggung
sertaleher. Penyakit berlangsung 2-10 hari dengan kesembuhan
cepat dansempurna. Dalam presentase kecil kasus, penyakit
berlanjut menjadiparalisis. Virus polio hanya satu dari banyak virus
yang menimbulkanmeningitis aseptic.
Jenis – jenis Polio
4. Poliomyelitis Spinal Paralitik menyerang saraf tulang
belakang,menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol
pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai dan gejala ini dapat
menyebablankelumpuhan permanen yang terjaid pada kaki. Setelah
poliovirus menyerang usus, virus akan diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus dan diangkut seluruh tubuh hingga menyerang seluruh
bagian batang saraftulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi systemsaraf pusat dan menyebar sepanjang serabut
otak.
5. Poliomyelitis Bulbar polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya
kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak
mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf
kranial,Tanpa alat bantu pemapasan, polio bulbar dapat menyebabkan
kematian.. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada
saraf kranial yang bertugas mengirirn perintah bernapas ke paru-paru.
Patogenesis

Virus yang tertelan akan menginfeksi epitel orofaring, tonsil, kelenjar limfe
leher dan usus kecil. Infeksi susunan saraf pusat terjadi akibat viremia yang
menyusul replikasi cepat virus ini. Invasi virus ke susunan saraf masih
merupakan kontroversial apakah hematogen atau melalui perjalanan saraf. Virus
polio menempel dan berbiak pada sel yang mengandung PVR (Polio virus
reseptor) dan dalam waktu sekirar 3 jam setelah infeksi terjadi kolonisasi. Sel
yang mengandung PVR antara lain sel di tenggorok , usus halus dan sel motor
neuron di susunan syaraf pusat.Virus yang masuk pada saluran pencernaanakan
menempel dan bereplikasi secara lokal kamudian menyebar kemudian
menyebar pada monosit dan kelenjar limfe yang terkait. Perlekatan dan
penetrasi bisa dihambat oleh secretory IgA.
Patogenesis
Gambaran patologik menunjukkan adanya reaksi peradangan pada sistem retikuloendothelial,
terutama pada jaringan limfa usus dan patch dari peyer. Kerusakan yang terjadi mengenai sel motor
sususnan syaraf pusat, pada anterior horn madulla spinalis, pada otak kerusakjan terutama terjadi
pada sel motor formatio retikularis dari pons dan medulla, nucleus vestibulus, serebellum. Replikasi
pada otak akan menyebabkan kerusakan yang permanen.Masa inkubasi Poliomielitis berkisar antara
3 -6 hari dan kelumpuhan akan terjadi dalam waktu 7-21 hari. Replikasi di motor neuron terutama
terjadi di sumsum tulang belakang menimbulkan kerusakan sel dan kelumpuhan serta atrofi, sedang
virus yang berbiak di batang otak akan meyebabkan kelumpuhan bulbar dan kelumpuhan
pernafasan.
Virus ditularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dantenggorokan) atau dari tinja penderita
yang terinfeksi. Penularan terutama terjadipenularan langsung dari manusia ke manusia melalui
fekal-oral (dari tinja kemulut) yaitu makan atau minuman yang tercemar poliovirus (PV) yang
berasaldari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat atau melalui oral-oral (darimulut ke mulut)
yaitu penyebaran air liur penderita melalui udara saat berbicarayang masuk ke mulut manusia sehat
lainnya (Heymann dkk, 2004)).
Gejala Klinis

Minor Ilness (Gejala Ringan) Major Ilness (Gejala Berat)


Gejalanya ringan atau bahkan Berlangsung selama 3-35 hari
tanpa gejala. Gejala ini terjadi termasuk gejala minor illness
selama 1-4 hari, kemudian dengan rata-rata 17 hari. Gejala
menghilang Masa inkubasi 1-3 hari dimulai dengan :
dan jarang lebih dari dari 6 hari. • Demam
Selama waktu itu virus terus • Kelemahan cepat dalam
bereplikasi pada naso faring dan beberapa jam
saluran cerna bagian bawah. • Nyeri kepala
• Nyeri tenggorokan • Muntah
• Perasaan tidak enak di perut Dalam 24 jam akan terjadi :
• Gangguan gastrinsetetinal • Kekauan pada leher dan
• Demam Ringan pungung
• Perasaan Lemas • Penderita terlihat mengantuk
• Nyeri Kepala • Irritable
• Cemas
Gejala Klinis

Pada kasus tanpa paralysis maka Pada dewasa, stadium pre paralitik
keadaan ini sukar dibedakan berlangsung lebih hebat dan lebih
dengan meningitis aseptik yang lama, seperti :
disebabkan oleh virus lain. Bila • Penderita terlihat sakit
terjadi paralisis biasanya dimulai beratTremor
dalam beberapa detik sampai 5 hari • Agitasi
sesudah keluhan nyeri kepala. • Kemerahan daerah muka
Pada anak stadium preparalisis • Otot menjadi sensitive dan kaku
lebih singkat dan kelemaham otot • Pada otot eksentor ditemukan
terjadi dalam waktu penurunan refleks tendon meningg dan
suhu, pada saat penderita merasa fasikulasi
lebih baik.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang berupa
demam, pemeriksaan darah tepi tidak menunjukkan kelainan yang spesifik atau terjadi
leukositosis dengan predominan PMN pada fase akut. Hasil lumbal pungsi didapatkan
adanya kenaikan sel, pada permulaan PMN (polimorfonuklear) kemudian berubah
menjadi mononuklear, protein normal atau sedikit meningkat dan kadar glukosa normal.
Pemeriksaan cairan serebrospinal menunjukkan peningkatan jumlah sel bervariasi 20-300
sel/l, pada umumnya dalam 72 jam pertama terjadi dominasi PMN, selanjutnya dominasi
limfosit, penurunan kadar gula, dan peninggian kadar protein. Pemeriksaan serologi
peninggian titer antibodi 4 x atau lebih antara fase akut dan konvalesens. Diagnosis pasti
poliomeilitis ditegakkan berdasarkan isolasi virus dri feses, faring, urin, ataupun cairan
serebrospinal (jarang). Isolasi virus, dilakukan dengan sampel tinja terutama dalam waktu
2 minggu setelah kelumpuhan. Pengeluaran virus terjadi secara intermiten sehingga
sampai diambil dua kali dengan selang waktu 24 jam. Sampel dari faring dan cairan
serebro spinalis kemungkinan positifnya sedikit. Pemeriksaan EMG (Elektro Miografi)
untuk membedakan kelumpuhan karena kelainan di otot.Diagnosa banding adalah
Sindroma Guillain barre, myelitis transversa akut, polio like paralysis akibat enterovirus
lain, acute progressive myelopati, myasthenia gravis
Vaksin

Sejak pengenalan vaksin poliovirus di tahun 1950 dan awal tahun 1960an,
efektivitas vaksin untuk mencegah poliomielitis telah dibuktikan secara nyata.
Kasus polio terakhir di Amerika Serikat yang disebabkan olehvirus polio liar
dilaporkan pada tahun 1979. Tidakada kasus baru yang dilaporkan di negara
barat sejakAgustus 1991, dan hal ini membuat Amerika mendapatsertifikasi
bebas polio dari komisi internasional ditahun 1994. 5 Fakta ini membuat
pemikiran positif bahwa polio dapat dieradikasi di dunia.Jenis vaksin polio.

OPV IPV
Oral Poliovirus Inactived Poliovirus
Vaccine Vaccine
Vaksin

1. Oral poliovirus vaccine (OPV)


OPV sering disebut sebagai vaksin polio Sabin sesuai nama penemunya, bentuk
trivalen (tOPV)untuk mencegah tiga jenis virus polio. Vaksin OPV adalah vaksin
hidup yang dilemahkan (liveattenuated virus vaccine), diberikan tiga dosis secara
serial untuk memberikan kekebalan seumur hidup.Vaksin polio oral lebih efektif
untuk pemberantasan poliomielitis, karena virus yang dilemahkan
akanmengadakan replikasi di traktus gastrointestinalis bagian bawah. Hal ini
dapat menutup replikasivirus sehingga virus lain tidak dapat menempel dan
menyebabkan kelumpuhan. Kemampuan ini dapatmenekan transmisi virus saat
KLB. Namun, vaksin OPV adalah virus yang dilemahkan, yang dapat mengalami
mutasi sebelum dapat bereplikasi dalam usus dan diekskresi keluar. Hal ini
menimbulkan kerugian berupa munculnya circulating vaccine derived polio
viruses (cVDPVs) dan vaccineassociated paralytic poliomyelitis (VAPP).2,3,5 Saat
ini, mulai dipertimbangkan pemberian vaksin OPV bivalent (bOPV) yang berisi
virus tipe 1 dan 3sesuai rekomendasi WHO.
Vaksin
2. Inactivated poliovirus vaccine (IPV)
Vaksin polio inaktif (IPV) sebenarnya lebih dulu ditemukan daripada OPV, disebut juga
vaksin polioSalk, sesuai dengan nama penemunya Jonas Salk di tahun 1955. Vaksin IPV
berisi virus inaktif, berisi3 tipe virus polio liar. Vaksin yang disuntikkan akan
memunculkan imunitas yang dimediasi IgG dan mencegah terjadinya viremia serta
melindungi motor neuron. Vaksin IPV mampu mencegah kelumpuhan karena
menghasilkan antibodi netralisasi yang tinggi. Pada tahun 1980an, komposisi awal IPV
yang ditemukanSalk dikembangkan sehingga memiliki kandungan antigen yang lebih
tinggi, dikenal sebagai enhancedpotency IPV (eIPV) dan digunakan sampai sekarang.
Pemberian IPV pada berbagai studidilaporkan dapat menyebabkan serokonversi
terhadap ketiga tipe virus polio sebesar 94%setelah pemberian dua dosis dan 99-
100% setelah pemberian injeksi 3 dosis. Keuntungan lain IPVadalah dapat diberikan
pada kasus dengan status immunocompromised. Namun bila dibandingkan dengan
OPV, vaksin inaktif ini kurang kuat dalam memberikan perlindungan mukosa dan
kurang efektif untuk menimbulkan herd immunity. Harga vaksin IPV ini juga relatif
mahal.2,5,9,10 Di negara maju, pemberian IPV lebih direkomendasikan karena dapat
mengurangi angka kejadian VAPP dan VDPV
Cara Pencegahan
1.Vaksin
2. Mencuci tangan
Infeksi virus polio bermula dari mulut dan hidung, mirip dengan penyakit akibat infeksi virus lainnya.
Memastikan tangan bersih sebelum menyentuh hidung dan mulut adalah langkah pencegahan polio
paling mudah yang dapat dilakukan di mana saja.
3. Nutrisi untuk imun
Daya tahan tubuh yang baik adalah kunci untuk memerangi virus dari dalam tubuh. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ialah mencukupi kebutuhan cairan, konsumsi
makanan kaya nutrisi dengan memadukan, sayur, daging, dan buah, konsumsi vitamin, serta
mendapatkan waktu tidur yang cukup.
4. Kebersihan makanan dan minuman
Virus dapat hidup dalam air dan bahan makanan. Memasak air dan makanan sampai benar-benar
matang dapat membuat virus mati dan gagal masuk dan menginfeksi tubuh.
5. Memilih toilet umum
Virus polio dapat menular lewat kontak dengan kotoran atau feses penderita. Karena itu, ada baiknya
untuk memperhatikan kebersihan toilet umum sebelum digunakan. Terlebih toilet yang akan digunakan
oleh balita. Selain memilih toilet, mencuci tangan dengan sabun usai menggunakan toilet umum adalah
langkah wajib sebagai upaya pencegahan polio di tempat umum
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai